ciri-ciri terjadi infeksi setelah kuret

ciri-ciri terjadi infeksi setelah kuret

Kuret adalah salah satu prosedur yang lazim dilakukan untuk menangani beberapa kondisi abnormal pada rahim.

Prosedur ini cukup identik dengan kondisi keguguran. Terbagi ke dalam beberapa proses, kuret berisiko menyebabkan infeksi dari rahim hingga panggul.

Nah, ketika hal ini terjadi, penting bagi kamu untuk memahami sejumlah ciri-ciri dari infeksi setelah kuret. Tapi, apa yang dimaksud dengan kuret? Berikut adalah penjelasan lengkap terkait kuretase.

Apa itu kuret kandungan?

Kuret kandungan adalah prosedur untuk mengangkat atau mengeluarkan jaringan dari dalam rahim.

Pada kuretase, dokter akan menggunakan beberapa alat bedah dan obat-obatan untuk mengeluarkan jaringan yang disebut sebagai jaringan endometrium.

Biasanya, kuret kandungan dilakukan untuk mengeluarkan janin yang meninggal akibat keguguran hingga mengeluarkan plasenta yang masih menempel di dalam rahim setelah persalinan.

Artinya, kuretase memang dilakukan jika ditemukan adanya jaringan abnormal yang masih tertinggal di dalam rahim.

Lantas, bagaimana prosedur pelaksanaan kuretase? Simak prosesnya di bawah ini.

Proses kuret

Berlangsung selama 15 hingga 30 menit, kuretase dibagi menjadi tiga proses utama yakni persiapan, pelaksanaan, dan proses pemulihan.

Pada tahap persiapan yang dibarengi dengan pemeriksaan fisik, dokter biasanya meminta pasien untuk berpuasa selama 6 hingga 8 jam.

Apabila hasil pemeriksaan atau biopsi endometrium menunjukan adanya jaringan di dalam rahim maka kamu akan menjalankan proses kuret.

Di awali dengan posisi tidur telendang dan kaki yang ditekuk, berikut adalah prosedur pelaksanaan kuret:

1. Pemberian anestesi

Diberikan secara intravena, injeksi anestesi dilakukan karena prosedur kuret melibatkan penggunaan alat yang cukup tajam. Selain lebih rileks, pasien tidak akan merasakan rasa sakit setelah menerima anestesi.

2. Dilatasi dan pelebaran leher rahim

Menggunakan spekulum yang ditempatkan di dalam vagina, spekulum akan bergerak secara perlahan untuk melebarkan atau membuka leher rahim.

3. Pembersihan rahim atau kuretase

Setelah serviks melebar sekitar setengah inci, dokter akan membersihkan rahim dengan menggunakan alat pengisap.

Berbentuk sendok dengan ujung yang tajam, proses membersihkan rahim kadang melibatkan bantuan ultrasound.

Apabila ketiga proses pelaksanaan kuret telah selesai, kamu akan masuk ke dalam tahap pemulihan. Kamu mungkin membutuhkan waktu beberapa jam di ruang pemulihan untuk memantau adanya pendarahan ataupun komplikasi lainnya.

Kondisi-kondisi yang mengharuskan kuret

Kuretase dilakukan untuk mengobati beberapa kondisi atau masalah pada rahim. Mulai dari perdarahan, polip pada rahim, hingga plasenta, berikut adalah sejumlah kondisi yang mengharuskan pelaksanaan kuret:

  • Terjadinya perdarahan abnormal dari rahim pasca melahirkan
  • Perdarahan setelah mengalami menopause
  • Adanya sel endometrium yang abnormal
  • Adanya polip bersifat jinak pada rahim atau serviks
  • Adanya plasenta yang tertinggal dalam rahim pasca melahirkan
  • Adanya sisa jaringan endometrium setelah mengalami keguguran
  • Keluarnya jaringan abnormal akibat hamil anggur
  • Adanya tumor yang muncul akibat kehamilan molar

Kuret tidak selalu digunakan untuk beberapa kondisi di atas. Maksudnya, dokter mungkin akan menggunakan obat-obatan terlebih dahulu untuk menghentikan perdarahan vagina sebelum benar-benar menjalankan kuretase.

Ciri-ciri terjadi infeksi setelah kuret

Meskipun kuretase adalah salah satu prosedur medis, kuret ternyata memberikan sejumlah risiko seperti perforasi rahim, kerusakan serviks, hingga infeksi.

Jika pasien mengalami infeksi, maka kemungkinan infeksi muncul seminggu setelah prosedur kuret. Infeksi setelah kuret paling sering terjadi pada rahim dan panggul.

Tapi, gejala atau tanda dari infeksi kuret tidak hanya berhubungan dengan rahim dan panggul. Berikut adalah ciri-ciri terjadinya infeksi setelah kuret yang wajib kamu ketahui:

  • Vagina mengeluarkan cairan atau keputihan abnormal
  • Mengalami kram perut
  • Mengalami demam di atas 38,3 derajat celcius
  • Munculnya bau tidak sedap dari vagina

Risiko infeksi kuretase mungkin lebih sering terjadi pada ibu hamil yang mengalami keguguran pada usia kehamilan 20 minggu.

Biarpun begitu, kondisi ini tidak menutup kemungkinan terjadinya infeksi pada usia kehamilan kurang atau lebih dari itu.

Lalu, apa yang harus kamu lakukan jika terkena infeksi setelah kuret? Coba perhatikan penjelasan terkait cara mengobati infeksi akibat kuret di bawah ini.

Cara mengobati infeksi setelah kuret

Jika kamu mengalami beberapa gejala atau ciri yang telah disebutkan sebelumnya maka sebaiknya kamu segera mengunjungi dokter.

Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait hal-hal yang kamu rasakan. Setelah dinilai mengalami infeksi, dokter biasanya akan memberikan antibiotik untuk mengobati infeksi akibat kuret.

Dokter juga mungkin memberikan beberapa obat pereda nyeri untuk membantu meringankan rasa sakit atau kram setelah prosedur kuret selesai. Pada beberapa kasus, sebagian dokter telah mengantisipasi kondisi terkait infeksi.

Jadi, beberapa dokter mungkin langsung memberikan beberapa obat-obatan termasuk antibiotik yang bisa diminum setelah prosedur kuret selesai.

Proses pemulihan yang baik setelah kuret

Setelah proses kuret selesai maka serviks atau leher rahim berada dalam kondisi terbuka. Nah, pada tahap pemulihan kamu tidak boleh sembarangan melakukan aktivitas, termasuk berhubungan seksual.

Biarpun kebanyakan wanita bisa kembali beraktivitas dalam waktu 24 jam hingga 2 hari, sebaiknya kamu memperhatikan beberapa hal berikut yang bisa membantu proses pemulihan setelah kuret:

  • Menghindari hubungan seksual setidaknya selama 2 minggu
  • Menggunakan pembalut untuk menyerap darah
  • Tidak menggunakan tampon untuk menyerap darah
  • Tidak berenang hingga mandi untuk sementara waktu
  • Hindari melakukan douching yang bisa menyebabkan atau memperburuk infeksi
  • Gunakan ibuprofen untuk meringankan kram perut
  • Hindari melakukan aktivitas yang berlebihan atau mengangkat beban yang berat
  • Lakukan pemeriksaan secara rutin

Dalam proses pemulihan, pastikan untuk mematuhi hal-hal di atas sampai pendarahan selesai. Perlu diingat, kamu mungkin juga akan mengalami gangguan menstruasi selama 4 hingga 6 minggu.

Share artikel ini
Reference