7 Cara Mengatasi Sakit Perut Bagian Bawah Saat Hamil Tua
Sangat normal untuk mengalami sakit perut bagian bawah saat hamil tua. Tubuh mengalami banyak perubahan saat janin mulai berkembang, dan ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman selama kehamilan.
Sebagian besar sakit perut bagian bawah yang terjadi saat hamil tidak berbahaya. Namun, rasa sakit yang parah atau kram yang tidak kunjung membaik bisa menjadi masalah serius.
Artikel ini akan menjelaskan beberapa penyebab sakit perut bagian bawah selama kehamilan dan cara mengatasinya. Simak sampai akhir, ya!
Penyebab sakit perut bagian bawah saat hamil tua
Beberapa penyebab sakit perut bagian bawah saat hamil tua, antara lain:
1. Infeksi salurah kemih (ISK)
ISK relatif umum terjadi selama kehamilan. Gejalanya mencakup sakit perut bagian bawah, sakit saat buang air kecil, merasa sangat lelah, merasa gemetar, frekuensi buang air kecil yang lebih sering, urin yang berbau busuk dan keruh.
2. Gas
Gas merupakan penyebab lain sakit perut bagian bawah pada ibu hamil. Hal ini disebabkan oleh hormon kehamilan yang bisa memperlambat jalannya pencernaan.
3. Awal kehamilan
Pada tahap kehamilan, banyak wanita yang mengalami nyeri pada perut bagian bawah. Hal ini disebabkan karena sel telur yang mengendap di dalam rahim.
4. Kehamilan ektopik
Kondisi yang satu ini jarang terjadi namun berpotensi mengancam jiwa. Hal ini dapat terjadi ketika sel telur yang dibuahi tumbuh di luar rahim, umumnya di tuba falopi.
Ketika sel telurnya pecah, hal ini bisa menyebabkan pendarahan internal yang serius.
Gejala awal kehamilan ektopik mencakup perut bagian bawah yang terasa nyeri, pendarahan vagina, nyeri punggung, kram ringan pada salah satu sisi panggul, nyeri bahu, merasa lemah, pusing, dan pingsan.
5. Peregangan otot dan ligamen
Sakit perut bagian bawah selama trimester kedua dapat disebabkan karena otot dan ligamen yang meregang. Rasa sakitnya bisa memburuk ketika berdiri, bangun, atau batuk.
6. Kontraksi Braxton-Hicks
Penyebab sakit perut bagian bawah selama kehamilan yaitu kontraksi Braxton-Hicks, yang juga disebut sebagai persalinan palsu. Kontraksi ini membuat serviks menjadi lebih lembut dan tipis.
Baca juga: Ciri-Ciri Kontraksi Palsu, Kenali agar Tidak Terkecoh!
7. Persalinan prematur
Selain itu, sakit perut bagian bawah yang tidak kunjung hilang juga dapat menjadi tanda persalinan prematur. Persalinan prematur berarti melahirkan sebelum minggu ke 37 kehamilan.
Selain merasa sakit perut bagian bawah, gejala persalinan prematur mencakup sakit punggung, diare, kontraksi, perubahan kuantitas atau konsistensi keputihan.
8. Sembelit
Banyak wanita hamil yang mengalami sembelit. Perubahan hormon dapat menjadi penyebab kondisi tersebut. Bila kamu sering mengalaminya, sebaiknya minum air putih dan tingkatkan asupan serat.
9. Pertumbuhan kehamilan
Saat bayi tumbuh lebih besar selama trimester kedua dan ketiga, kamu mungkin sering merasa sakit pada perut bagian bawah dan kandung kemih.
10. Keguguran
Menurut Health Line, keguguran bisa terjadi pada trimester pertama pada sekitar 10-15 persen kehamilan.
Segera beritahu dokter jika kamu mengalami bercak yang berat, pendarahan vagina, sakit perut yang parah, dan sakit punggung yang ringan hingga berat.
11. Preeklamsia
Preeklamsia merupakan kondisi medis yang ditandai dengan hipertensi. Umumnya terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan.
Risiko mengalami preeklamsia akan lebih tinggi jika kamu memiliki riwayat hipertensi, diabetes, dan mengalami obesitas.
Gejala-gejala preeklamsia yaitu sakit kepala, pembengkakan yang abnormal pada tangan dan wajah, kenaikan berat badan yang tiba-tiba, dan perubahan penglihatan.
12. Solusio plasenta
Sakit perut bagian bawah saat hamil juga bisa terjadi karena solusio plasenta atau pelepasan plasenta sebelum waktunya.
Tanda terjadinya kondisi ini adalah pendarahan vagina, merasa tidak nyaman, serta sakit perut dan punggung yang tiba-tiba.
Baca juga: Penyebab dan Ciri-Ciri Janin Mati Dalam Kandungan
Cara mengatasi sakit perut bagian bawah saat hamil tua
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meredakan nyeri perut bagian bawah saat hamil, yaitu:
1. Istirahat yang cukup
Istirahat dapat meredakan rasa nyeri. Saat istirahat, coba letakkan bantal di bawah perut dan di antara lutut. Kamu bisa istirahat saat lelah, jangan memaksakan diri untuk beraktivitas.
2. Bergerak dengan perlahan
Sebaiknya lakukan setiap gerakan dengan perlahan. Hindari perubahan posisi atau gerakan cepat yang bisa menyebabkan rasa sakit.
3. Memijat perut
Cara mengatasi sakit perut bagian bawah saat hamil tua selanjutnya adalah pijat. Kamu mungkin juga bisa memijat area yang sakit dengan lembut. Pijatan bisa membantu meredakan rasa sakit.
4. Konsumsi makanan yang kaya serat
Selain menghindari makanan pemicu gas, kamu juga perlu mengonsumsi makanan yang mengandung banyak serat, seperti buah-buahan dan sayur.
5. Minum cukup air
Ada banyak cara mengatasi sakit perut bagian bawah saat hamil tua, salah satunya dengan minum air yang cukup. Selama kehamilan, wanita harus minum cukup air. Wanita hamil harus minum minimal 8 hingga 10 gelas air setiap hari.
6. Makanlah dalam porsi yang kecil namun sering
Jika sakit perut disebabkan karena gas, kamu perlu makan dalam porsi kecil namun sering dan minum banyak air. Hindari makanan yang memicu gas dan minuman yang berkarbonasi.
7. Olahraga
Berolahraga secara teratur bila mendapat persetujuan dari dokter. Olahraga dapat memperkuat dan mengencangkan otot perut.
Kamu juga bisa melakukan peregangan untuk mengurangi sakit perut yang diakibatkan oleh nyeri ligamen.
Kapan harus ke dokter?
Wanita yang sedang hamil tua perlu berkonsultasi dengan dokter ketika mengalami hal-hal berikut ini.
- Gejala infeksi saluran kemih
- Rasa sakit yang berlangsung lebih dari beberapa jam
- Pendarahan vagina
- Demam
- Merasa pusing
- Merasa lemah
- Muntah
Sakit perut bagian bawah saat hamil adalah hal normal. Kondisi ini biasanya tergolong ringan dan akan hilang dengan sendirinya.
Tapi, bila rasa sakit yang kamu alami cukup parah dan berlangsung lebih dari beberapa jam, hal ini bisa mengindikasikan kondisi yang lebih serius. Dalam kasus ini, kamu perlu berkonsultasi dengan dokter.