Ciri ciri janin mati dalam kandungan

Saat persalinan, salah satu risiko yang berbahaya adalah intrauterine fetal death atau IUFD. Kondisi ini terjadi saat janin mati dalam kandungan. Bagaimana hal itu bisa terjadi dan bagaimana ciri-cirinya?

Agar hal ini tidak terjadi, perhatikan ciri-ciri janin mati dalam kandungan dan cara mencegahnya dalam artikel berikut ini!

Mengenal intrauterine fetal death atau IUFD

Intrauterine fetal death atau IUFD merupakan keadaan yang terjadi saat janin mati dalam kandungan sebelum dilahirkan, setelah kehamilan berumur 20 minggu. Dalam menentukan klasifikasi IUFD, setiap dokter kemungkinan mempunyai kriteria yang tidak sama.

Tetapi, pada umumnya, janin mengalami IUFD saat umurnya 20 sampai 37 minggu. Sedangkan, pada kasus keguguran (abortus), janin yang ada dalam kandungan berusia kurang dari 20 minggu. Jadi, IUFD tidak sama dengan abortus.

Kriteria lainnya dilihat dari berat janin. Dalam kasus IUFD, biasanya janin telah memiliki berat lebih dari 0,35 kg. Dilihat dari umur kehamilannya, IUFD digolongkan menjadi tiga jenis, antara lain:

  • Aterm IUFD, adalah janin mengalami kematian saat usianya sudah 37 minggu atau lebih.
  • Late IUFD, adalah janin mengalami kematian ketika umurnya sudah 28 hingga 36 minggu.
  • Early IUFD, adalah janin mengalami kematian saat umurnya sudah 20 sampai 27 minggu.

Tanda janin meninggal dalam kandungan

Banyak faktor yang bisa menyebabkan janin meninggal dalam kandungan. Kasus IUFD sebenarnya mempunyai tanda-tanda yang tidak kasat mata. Namun, ada beberapa tanda yang patut diwaspadai, antara lain:

1. Perkembangan janin yang kurang baik

Ketika janin dalam kandungan mengalami pertumbuhan yang kurang baik atau mengalami kendala, hal ini bisa terjadi karena plasentanya tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini dapat meningkatkan terjadinya kasus IUFD.

2. Perdarahan pada trimester kedua dan ketiga

Tanda lain yang perlu diperhatikan adalah perdarahan. Apabila ibu hamil mengalami perdarahan, khususnya saat trimester kedua dan ketiga, segera temui dokter untuk melakukan konsultasi.

3. Janin tidak melakukan gerakan

Pada saat usia kehamilannya mencapai minggu ke-26 atau lebih, biasanya pergerakan janin bisa dirasakan oleh sang ibu. Semakin bertambahnya umur kehamilan, maka pergerakannya akan semakin terasa. Namun, apabila kamu mulai tidak merasakan gerakannya lagi, kamu perlu mencari tahu penyebabnya.

4. Ibu hamil mengalami demam, kram perut, dan nyeri

Munculnya infeksi ditandai dengan gejala-gejala seperti nyeri, kram perut, dan demam. Jika kamu mengalaminya, coba konsultasikan hal ini dengan dokter.

Penyebab janin meninggal dalam kandungan

Terkadang, penyebab dari meninggalnya janin karena kasus IUFD tidak diketahui dengan pasti. Tetapi, biasanya hal-hal berikut ini bisa menyebabkan janin meninggal dalam kandungan.

  • Janin mengalami gangguan, seperti cacat atau kelainan kromosom.
  • Plasenta atau tali pusar mengalami gangguan. Misalnya, tali pusat yang terpuntir.
  • Ibu memiliki masalah pada kesehatan, seperti mengalami penyakit diabetes, obesitas, penyakit autoimun, atau hipertensi.
  • Janin terlilit tali pusar sehingga tidak dapat memperoleh pasokan oksigen untuk bernapas.
  • Kekurangan nutrisi. Kurangnya nutrisi bisa membuat perkembangan dan pertumbuhan janin terganggu.
  • Terjadinya infeksi selama kehamilan, seperti sifilis, listeriosis, rubella, dan sebagainya.
  • Janin mengalami penyakit mirror syndrome. Sindrom ini terjadi saat janin kelebihan cairan dan sang ibu mengalami preeklampsia.

Kasus IUFD cenderung terjadi pada ibu dengan kondisi berikut ini.

  • Mengandung bayi kembar atau lebih
  • Hamil saat umurnya masih kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
  • Pernah mengalami keguguran atau IUFD sebelumnya
  • Memiliki kebiasaan merokok dan sering terpapar asap rokok
  • Ibu mengalami obesitas
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu
  • Memiliki kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol

Cara mengeluarkan janin yang sudah mati dalam kandungan

Ketika janin meninggal dalam kandungan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan bayinya. Jika situasi buruk ini terjadi, sang ibu harus dalam kondisi yang siap untuk menjalani prosedur melahirkan.

Sehingga, tidak terjadi kendala saat proses melahirkan. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan janin yang mati dalam kandungan.

Melahirkan dengan normal

Untuk memicu kontraksi rahim, sang ibu akan langsung diinduksi. Namun, apabila leher rahim belum melebar, dokter biasanya akan memberikan obat yang memicu melebarnya leher rahim. Selain itu, dokter akan memberikan hormon oksitosin. Hormon ini berguna untuk mendorong kontraksi rahim.

Operasi caesar

Jika terjadi kondisi tertentu, dokter akan menyarankan operasi caesar. Operasi caesar biasanya dilakukan apabila posisi janin yang tidak wajar, yaitu kepala bayi berada jauh dari leher rahim. Saat ukuran bayi lebih besar dibandingkan panggul ibunya, saat itulah perlu dilakukan operasi caesar juga.

Kuretase

Metode yang satu ini akan dilakukan apabila umur janinnya masih dalam trimester kedua. Dibandingkan dengan prosedur induksi untuk melahirkan secara normal, prosedur ini mempunyai komplikasi yang lebih ringan.

Cara mencegah janin mati dalam kandungan

Tidak semua kasus IUFD dapat dicegah, tetapi risikonya bisa diminimalkan dengan mempertimbangkan penyebab dan cara mencegahnya. Berikut ini adalah beberapa cara yang perlu dilakukan ibu hamil untuk mencegah kasus IUFD.

  • Lakukan gaya hidup yang sehat, misalnya dengan makan makanan yang bernutrisi, tidak memiliki kebiasaan merokok, maupun minum minuman beralkohol.
  • Selalu perhatikan pergerakan janin dalam kandungan. Memperhatikan ritme pergerakannya bisa membantu kamu lebih cepat aware ketika janin tidak lagi bergerak aktif seperti biasanya.
  • Apabila sebelumnya kamu pernah mengalami kasus IUFD, sebaiknya kehamilan kamu yang sekarang diawasi oleh dokter.
  • Periksakan diri secara teratur ke dokter kandungan. Jika kamu memiliki keluhan atau masalah terkait kehamilan, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan memberikan penanganan yang tepat.

Kasus IUFD perlu dicegah. Agar IUFD tidak terjadi, coba jalani beberapa cara yang telah diuraikan. Semoga janin kamu selalu sehat. Apabila kamu mengalami perdarahan yang disertai dengan kram perut, demam, dan nyeri, segera konsultasikan dengan dokter, ya.

 

Share artikel ini
Reference