Erphaflam

Salah satu obat pereda nyari yang sering diresepkan dokter adalah Erphaflam. Obat satu ini biasanya diberikan untuk meredakan rasa sakit, seperti nyeri haid, nyeri pascaoperasi, atau nyeri sendi akibat radang sendi. Cari tahu lebih lanjut apa itu obat Erphaflam di sini, yuk!

Apa itu obat Erphaflam?

Erphaflam adalah salah satu obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dengan kandungan bahan aktif dexketoprofen trometamol. Obat yang diproduksi oleh Erlimpex ini berfungsi meredakan nyeri, inflamasi, dan demam pada beberapa kondisi medis, seperti: 

  • Sakit kepala
  • Sakit gigi
  • Nyeri otot dan radang sendi
  • Nyeri haid

Obat pereda nyeri ini tersedia dalam bentuk table dan kapsul. Kamu juga tidak bisa membeli obat ini sembarangan karena membutuhkan resep dokter. 

Sama seperti obat lainnya, Erphaflam memiliki beragam efek sampnig dan risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum dikonsumsi. Maka dari itu, penting untuk kamu mengetahui apa saja manfaat hingga interaksi dari obat Erphaflam untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan.

Apa Itu Obat Tride Cholecalciferol? Ini Dia Penjelasannya

Manfaat obat Erphaflam

Manfaat utama dari Erphaflam adalah sebagai obat pereda nyeri, inflamasi, dan menurunkan demam pada berbagai kondisi medis. Berikut informasi lengkap mengenai apa saja manfaat obat Erphaflam. 

1. Meredakan nyeri

Salah satu manfaat dari obat ini adalah membantu meredakan nyeri pada beberapa kondisi kesehatan, misalnya: 

  • Sakit kepala
  • Sakit gigi
  • Nyeri otot dan sendi
  • Nyeri haid

2. Mengurangi inflamasi

Selain meredakan nyeri, dokter biasanya meresepkan Erphaflam untuk mengurangi inflamasi atau peradangan. Erphaflam bekerja dengan menghambat enzim cyclooxygenase (COX) untuk mengurangi produksi prostaglandin. 

Enzim tersebut merupakan salah satu penyebab utama dari peredangan. Sementara itu, Erphaflam membantu mengurangi pembengkakan, kemerahan, dan rasa sakit akibat sejumlah masalah kesehatan. 

3. Menurunkan demam

Manfaat lain dari obat ini adalah membantu menurunkan demam. Hal ini dilakukan dengan mengurangi produksi prostaglandin di otak yang bisa meningkatkan suhu tubuh. Jadi, tidak heran bila obat ini kerap diresepkan untuk pasien yang mengalami demam sebagai salah satu gejala dari beberapa kondisi medis. 

Dosis dan penggunaan obat Erphaflam

Erphaflam merupakan salah satu obat keras yang membutuhkan resep dokter. Jadi, kamu perlu berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini. Pasalnya, apa dan berapa dosis Erphaflam akan berbeda pada setiap orang. Berikut informasinya.

1. Bentuk tablet (oral)

Obat Eraphaflam dengan bentuk tablet bisa digunakan untuk meredakan nyeri akut dan peradangan akibat steoarthritis, rheumatoid arthritis, atau nyeri haid. Bila kamu menggunakan obat ini untuk mengatasi masalah tersebut, berikut dosis penggunaannya. 

  • Dewasa: 50 mg, 2–3 kali sehari
  • Anak-anak >14 tahun: 25 mg, 3 kali sehari atau 50 mg, 2 kali sehari

Bagi orang dewasa yang menggunakan Erphaflam untuk meredakan migrain akut bisa menggunakan obat ini dengan dosis: 

  • Dosis awal pada serangan pertama: 50 mg
  • Dosis selanjutnya ketika migrain masih terasa setelah 2 jam: 50 mg
  • Dosis selanjutnya jika gejala masih ada: 50 mg setiap 4–6 jam
  • Dosis maksimal satu orang: 200 mg/hari

2. Bentuk gel

Selain berbentuk tabel, Eriphaflam tersedia dalam bentuk gel. Bentuk obat satu ini umumnya digunakan untuk mengurangi nyeri dan peradangan, nyeri otot, nyeri sendi, atau osteoarthritis. 

Berikut dosis obat Eriphaflam dalam bentuk gel dengan kandungan diclofenac diethylamin sebanyak 10 mg/gr.

  • Dewasa: Oleskan 2–4 gram pada bagian yang sakit 2–4 kali sehari
  • Dosis maksimal: 8 gram/hari
  • Lama pengobatan maksimal: 7 hari

Pirotop Obat Apa? Ketahui Manfaat dan Efek Sampingnya!

Aturan pakai obat Erphaflam

Sama seperti obat lainnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan obat Erphaflam. Simak apa aturan pakai Erphaflam untuk mengurangi risiko efek samping di bawah ini. 

  • Gunakan obat ini setelah atau bersamaan dengan makanan jika mendapatkan dalam bentuk tablet untuk mencegah masalah pada pencernaan. 
  • Ikuti anjuran dokter atau petunjuk pemakaian pada kemasan sebelum dikonsumi. 
  • Pakai antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama. Misalnya, dua kali sehari per 12 jam, tiga kali sehari per 8 jam. 
  • Konsumsi obat pada jam yang sama setiap hari. 
  • Segera minum obat bila ada dosis yang terlewat, tetapi hanya diperbolehkan ketika dosis berikutnya masih lama, sekitar 5 jam atau lebih. 
  • Hindari menggandakan dosis obat pada jadwal minum berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat. 
  • Pakai gel obat Erphaflam pada daerah yang sakit dan meradang. 
  • Selalu cuci tangan setelah menggunakan obat Erphaflam. 

Efek samping obat Erphaflam

Obat Erphaflam merupakan obat keras yang bisa memicu berbagai efek samping. Namun, apa efek samping dari obat Erphaflam bervariasi tergantung kondisi masing-masing individu. Ini efek sampingnya. 

1. Kondisi medis tertentu

Berikut beberapa risiko efek samping dari Erphaflam:

  • Iritasi dan gatal (Erphaflam gel)
  • Rasa terbakar dan reaksi alergi (Erphaflam gel)
  • Masalah pencernaan, seperti mual, muntah, diare, sembelit, dan sakit perut. 
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Anemia
  • Pembengkakan pada tungkai dan wajah akibat retensi cairan dan natrium
  • Kreatitis pada mata
  • Kenaikan tekanan darah
  • Nyeri dada
  • Mengantuk

2. Gejala overdosis

Bila obat ini digunakan secara berlebihan, kamu mungkin akan menjumpai gejala overdosis yang perlu langsung dibawa ke rumah sakit. Berikut gejala overdosisnya. 

  • Lemas
  • Mengantunk
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Perdarahan pada saluran pencernaan
  • Kejang
  • Reaksi anafilaksis
  • Hipertensi
  • Koma atau kehilangan kesadaran

Selvim Simvastatin Obat Apa? Ketahui Dosis dan Efek Sampingnya!

Interaksi obat Erphaflam

Erphaflam adalah obat yang mengandung Natrium diklofenak. Obat dengan kandungan tersebut sebaiknya tidak digunakan bersamaan dengan obat-obatan di bawah ini: 

  • Obat asam asetil salisiltat: menurunkan konsentrasi natrium diklofenak dalam darah, meningkatkan toksisitas digoksin, methotrexate, cyclosporini, lithium, dan lithium. 
  • Obat diureitk (furosemide): menurunkan efektivitas obat. 
  • Obat pengencer darah (warfarin atau OAINS): meningkatkan risiko perdarahan saluran pencernaan. 

Selain obat-obatan di atas, sebenarnya ada obat lainnya yang tidak disarankan digunakan bersama dengan obat Erphaflam. Jadi, ada baiknya kamu berkonsultasi dengan dokter terkait penggunaan obat kimiawi, herbal, atau vitamin yang tengah dikonsumsi. 

Itu tadi sederet informasi mengenai apa itu obat Erphaflam yang bisa kamu pahami. Selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat-obatan untuk mengatasi kondisi medis tertentu, ya!

Share artikel ini
Reference