apa itu klepto

Pernahkah kamu melihat ada seseorang yang mencuri barang tanpa sadar? Tindakan tersebut merupakan tindakan klepto atau kleptomania. 

Karena pencurian dilakukan tanpa sadar, barang-barang yang dicuri pun cenderung tidak terlalu bernilai. Mereka biasanya hanya mencuri untuk kepuasan diri.  

Namun, apa itu klepto? Apakah merupakan sebuah penyakit mental? Yuk simak selengkapnya di ulasan kali ini.

Apa itu klepto?

klepto adalah

Klepto adalah tindakan atau kondisi seseorang yang mengalami dorongan untuk mengambil barang bukan miliknya meskipun barang tersebut tidak dibutuhkan dan berharga.

Bagi kamu yang sering mendengar kasus pencurian atau pengambilan barang yang tidak dibutuhkan mungkin tidak asing dengan istilah ini.

Penyakit ini dapat terjadi pada anak-anak hingga dewasa. Penderitanya akan sulit untuk menahan diri mengambil barang yang bukan miliknya.

Situasi ini akan muncul pada berbagai tempat mulai dari tempat umum hingga mengutil di rumah orang yang dikenalnya.

Klepto dikenal sebagai gangguan obsesif-kompulsif dimana penderitanya akan sulit mengendalikan perilaku dan emosi. Kondisi ini dapat muncul pada usia remaja dan berlanjut hingga dewasa jika tidak ada penanganan tepat dan berkelanjutan.

Kleptomania dapat mengganggu secara emosional, jika pada keadaan yang parah dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental, jeratan hukum daa bahkan bisa menyebabkan penderitanya ingin mengakhiri hidupnya.

Bagaimana tanda atau ciri-ciri penderita kleptomania?

OCD: Gejala, Penyebab, dan Perawatannya

Ciri-ciri klepto pada anak

klepto adalah

Apa itu klepto bagi anak-anak mungkin harus ditelusuri lebih lanjut. Orang tua terkadang tidak waspada jika anak-anak telah mengambil barang teman atau orang lain dan menganggap bahwa itu hal yang biasa. mungkin.

Jika memang sudah diketahui ciri-ciri atau kondisi klepto pada anak, orang tua tentu harus mulai waspada. Kleptomania secara umum memang keinginan mengambil barang yang biasanya berbeda dengan pencucian dengan motif kriminal.

Adanya sejumlah gejala atau ciri-ciri karakteristik kleptomania yang dapat diketahui, antara lain:

1. Tidak dapat menahan keinginan mencuri

Penderita kleptomania tidak dapat menahan keinginan mencuri atau mengambil barang bukan miliknya meskipun bukan suatu barang yang berharga dan dibutuhkan.

2. Cemas saat mencuri

Ketegangan dan kecemasan dapat dialami oleh penderita sebelum melakukan pencurian. Jika berhasil mencuri maka perasaan akan puas, senang, namun ada perasaan bersalah, malu, takut tertangkap hingga menyesal.

3. Spontan mencuri

Penderita kleptomania akan mencuci secara spontan dan cenderung tidak direncanakan, berbeda dengan pencuri yang terkadang telah berencana dan melibatkan orang lain.

Cara Pakai Psikiater BPJS untuk Konsultasi Kesehatan Mental

4. Mencuri tanpa keinginan balas dendam atau criminal

Pencurian pada kleptomania tidak berhubungan dengan halusinasi atau delusi. Pencurian juga tidak dilakukan karena balas dendam atau marah.

5. Mencuri di tempat umum

Kleptomania sering mencuri di tempat umum seperti supermarket atau toko, di rumah orang lain atau tempat umum lainnya.

Apa yang menyebabkan penderita mengalami kleptomania?

Apakah Tantrum bisa Terjadi pada Orang Dewasa? Begini Penjelasannya!

Penyebab klepto

Apa itu klepto dan penyebabnya mungkin belum dapat diketahui secara pasti. Dilaporkan oleh cleveland clinic, ada beberapa bukti yang menunjukkan beberapa kemungkinan penyebab seseorang menjadi klepto seperti:

1. Perbedaan struktur otak

Orang dengan kleptomania memiliki perbedaan tertentu dalam struktur otak, terutama bagian otak yang mengatur kontrol dan hambatan impuls.

2. Perbedaan kimia otak

Otak menggunakan bahan kimia khusus yang dikenal dengan neurotransmitter yang dapat berkomunikasi dan mengelola sebuah proses tertentu.

Tidak jarang perbedaan kimia ini dapat memengaruhi orang untuk mengembangkan kleptomania setelah minum obat yang berpengaruh pada bahan kimia otak ini. Tentunya penelitian lebih lanjut tentang ini masih banyak diperlukan.

3. Gejala kondisi kesehatan mental

Kleptomania juga bisa disebut sebagai gejala kesehatan mental seperti depresi, cemas, kecanduan, gangguan makan dan penggunaan zat tertentu.

4. Genetika

Belum ada bukti kuat bahwa kleptomania dapat ditularkan melalui genetic. Orang dengan kleptomania sering memiliki riwayat keluarga dengan kondisi mental lainnya seperti suasana hati, gangguan penggunaan zat yang memerlukan penelitian lebih lanjut.

Diagnosis pada kleptomania akan dilakukan bertahap seperti dokter menanyakan bagaimana perasaan pasien sebelum, ketika dan setelah mencuri.

Dokter juga dapat melakukan tes darah, MRI atau CT scan yang bertujuan untuk memastikan gejala yang disebabkan kelainan otak atau cedera kepala.

Heboh Istilah Father Hunger, Bisa Berbahaya Bagi Perkembangan Anak

Cara pengobatan klepto 

psikoterapi

Penderita kleptomania tidak dapat mengatasi sendiri kondisi ini dan memerlukan penanganan secara medis. Dokter dapat melakukan psikoterapi atau pemberian obat. Berikut cara pengobatan klepto:

1. Psikoterapi

Jenis perawatan yang dilakukan adalah terapi perilaku kognitif. Pasien akan diberikan pemahaman atau gambaran mengenai perbuatannya yang mungkin berakibat pada kerugian seperti berurusan dengan pihak berwajib. 

Terapi ini mengharapkan pasien untuk menyadari tindakannya salah dan memotivasi untuk menghindari pencurian. Pasien akan diajarkan teknik relaksasi  untuk melawan keinginan mencuri.

2. Obat-obatan

Pemberian obat-obatan dapat digunakan sebagai langkah pengobatan seperti obat antidepresan dengan jenis selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI).

Obat ini bekerja untuk menstabilkan emosi pasien. Resep obat biasanya akan bersamaan dengan terapi dan dilakukan secara berkelanjutan agar tidak kembali kambuh.

Komplikasi pada kleptomania sering menimbulkan kondisi lain seperti:

  • Gangguan kecemasan
  • Gangguan kepribadian
  • Depresi
  • Kecanduan alcohol
  • Penyalahgunaan narkoba
  • Gangguan makan
  • Percobaan bunuh diri

Kleptomania belum diketahui penyebabnya dengan pasti sehingga jika ada tanda atau ciri-ciri kleptomania baik pada anak atau orang sekitar dapat segera melakukan pengobatan agar mengurangi resiko dampak yang negatif.

Share artikel ini
Reference