Pengertian kateter urin

Kateter urin merupakan alat yang sudah tidak asing lagi digunakan. Apalagi di rumah sakit dengan jenis pasien yang menjalani perawatan kesehatan tertentu. Penggunaan alat ini harus melalui prosedur yang sudah ditentukan sehingga akan tetap aman dan nyaman digunakan.

Bagaimana pemasangan kateter urin sehingga mudah dan nyaman digunakan? Yuk simak selengkapnya disini.

Apa itu kateter urin?

Kateter urin adalah tabung berongga dengan selang kecil tipis. Kateter urin biasanya terbuat dari karet, plastic (PVC) atau silikon yang mudah untuk digunakan.

Kateter digunakan oleh pasien yang akan dimasukkan ke saluran kencing sehingga dapat digunakan oleh penggunanya untuk membuang urin dengan cara normal.

Alat ini biasa dipakai di kandung kemih melalui uretra pasien dengan tujuan untuk membuat kandung kemih kosong bagi mereka yang tidak dapat buang air kecil normal. Pemasangan kateter ini rata-rata 3-8 hari namun peneliti banyak yang merekomendasikan agar kateter dipakai 1-2 minggu agar tidak terjadi infeksi.

13 Obat Tradisional Sakit Kencing pada Wanita, Ada Yoghurt lho!

Jenis dan cara kerja kateter urin berdasarkan bahannya

Kateter urin mempunyai berbagai jenis dan waktu pemakaian yang berbeda meskipun fungsinya sama. Jenis kateter berdasarkan bahan:

  • Kateter lateks: Kateter digunakan untuk durasi 3 minggu.
  • Kateter plastic: Kateter dapat digunakan untuk pasien dengan penyakit tidak kronis, mudah rusak dan bahan tidak lentur.
  • Kateter logam: Biasanya dipakai untuk mengosongkan kandung kemih ibu melahirkan.
  • Kateter silicon: Penggunaan selama 2-3 bulan, mempunyai bahan lentur dan sangat cocok untuk untuk dipakai di saluran kencing.
  • Permcath: Kateter urin yang dipakai permanen.

Jenis kateter urin berdasarkan jangka pemakaian

Pemakaian kateter akan disesuaikan berdasarkan tujuan dan kebutuhan pemakai apakah akan sementera atau permanen. Kegunaan dari masing-masing kateter urin antara lain:

1. Kateter menetap

Kateter ini dapat digunakan untuk kateter uretra atau suprapubic. Jenis kateter ini berada di kandung kemih dan sering disebut sebagai kateter foley. Jenis kateter ini dapat dipakai untuk jangka pendek dan panjang. Cara kerja kateter ini yaitu:

  • Perawat akan memasukkan kateter ke kandung kemih melalui saluran uretra atau lubang kecil di perut.
  • Balon kecil yang berada di ujung kateter akan dipompa dengan air agar mencegah selang meluncur keluar dari tubuh.
  • Balon dapat mengempis saat kateter dilepas

2. Kateter eksternal

Kateter ini bisa disebut sebagai kateter kondom dan ditempatkan di luar tubuh. Kateter jenis ini digunakan untuk orang dengan penis yang memiliki cacat fungsional/mental yang serius (dementia) namun tidak memiliki masalah retensi urin.

Cara pakai kateter ini yaitu sebuah perangkat yang terlihat seperti kondom dan menutupi kepala penis. Tabung akan mengarah dari perangkat kondom ke kantong drainase.

Jenis kateter ini nyaman dan tidak membawa risiko infeksi yang tinggi. Jenis kateter ini perlu diganti setiap hari sehingga sedikit rumit dan repot karena dilepas dan diaplikasikan setiap hari.

3. Kateter jangka pendek

Kateter intermiten ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang pendek seperti setelah operasi yang perlu mengosong kandung kemih dan sering disebut sebagai kateter masuk dan keluar.

Akibat Menahan Kencing: Bisa sampai Infeksi, lho!

Prosedur Pemasangan Kateter Urin

Prosedur pemasangan kateter urin dapat dilakukan dengan time medis dengan cara sebagai berikut:

  • Pemasangan dapat dilakukan oleh perawat dan instruksi dari dokter.
  • Kateter dipasang dalam kondisi steril menghindari risiko infeksi kandung kemih.
  • Pemasang akan membuka serta membersihkan kateterisasi dan alat kelamin pasien.
  • Selang akan dilumuri pelumas agar mudah dimasukkan.
  • Pasien akan dibisu agar tidak sakit saat dipasang kateter.
  • Pemasang akan memasukkan selang ke saluran uretra atau saluran kencing dengan perlahan dan sedikit demi sedikit.
  • Selang dimasukkan sedalam 5 cm mencapai leher kandung kemih.
  • Pasien dapat buang air kecil dan air akan mengalir ke kantong urine.
  • Kosongkan kantong urin 6-8 jam sekali.

Siapa yang perlu memakai kateter urin

Kateter urin biasanya digunakan untuk dapat membantu prosedur operasi dan menangani pasien dengan penyakit tertentu.

Jika pasien mengalami sakit sehingga sulit kencing hingga tuntas, maka alat ini dapat digunakan. Kandung kemih yang tidak kosong dapat menyebabkan penyakit seperti kerusakan hingga gagal ginjal.

Beberapa kondisi yang direkomendasikan memakai kateter urin antara lain:

  • Inkontinensia urine atau tidak dapat mengontrol urin dan alirannya.
  • Sulit buang air sendiri
  • Memilih masalah yang berkaitan dengan kandung kemih
  • Sedang koma
  • Dibius
  • Dirawat inap untuk kebutuhan operasi

Selain itu, ada beberapa kondisi saat seseorang direkomendasikan memakai kateter antara lain mengalami retensi urin (kandung kemih tidak dapat kosong), frekuensi buang air kecil, tidak boleh banyak bergerak, memiliki kondisi media, orang lanjut usia, menderita sakit parah dan sebagainya.

Gejala Sakit Ginjal Pada Wanita, Ketahui dan Lakukan Pengobatan yang Tepat Berikut!

Gejala Infeksi

Pemasangan kateter dapat digunakan dalam jangka waktu lama dan bisa berpanen. Beberapa komplikasi dalam penggunaan kateter urin antara lain dapat menjadi penyebab utama dari infeksi saluran kemih atau isk. Penting untuk dapat menjaga kebersihan kateter sehingga dapat mencegah infeksi pada saluran kemih.

Gejala dari infeksi saluran kemih antara lain:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Panas dingin
  • Urin keruh akibat nanah
  • Uretra terasa terbakar
  • Darah dalam urine
  • Sakit pinggang dan pegal

Komplikasi lain dari penggunaan kateter urin yang kurang tepat antara lain:

  • Reaksi alergi terhadap bahan kateter yang digunakan
  • Batu kandung kemih
  • Cedera pada uretra
  • Kerusakan ginjal (dengan kateter jangka panjang)
  • Infeksi saluran kemih, ginjal, dan darah

Kateter urine yang tidak dipasang dan dirawat dengan baik akan menimbulkan risiko infeksi saluran kencing sehingga pastikan kateter dipasang dengan aman dan bersih oleh tim media agar membantu pasien dengan gangguan sistem perkemihan.

Share artikel ini
Reference