Amenorea adalah Absennya Menstruasi, Apakah Ini Berbahaya?
Amenore bukanlah suatu penyakit dan penanda bahwa seseorang tidak subur atau infertil.
Namun, kondisi ini merupakan tanda bahwa kondisi kesehatan kamu mulai terganggu dan membutuhkan perhatian khusus.
Saat memasuki masa pubertas, menstruasi akan dimulai dan normalnya berlangsung setiap bulan hingga kamu memasuki usia 50 tahun. Saat itu, menstruasi akan berhenti dan diikuti dengan menopause.
Selain menopause, menstruasi juga akan berhenti saat kehamilan dan menyusui. Nah, apabila menstruasi tidak terjadi dalam siklus normalnya seorang individu, itulah yang disebut dengan amenorea.
Amenorea adalah
Amenorea adalah kondisi di mana perempuan tidak mengalami menstruasi selama satu atau lebih dari satu periode tertentu. Kondisi ini dapat bersifat sementara atau permanen.
Kondisi amenorea memang dapat dialami sebelum mulai pubertas, pada masa kehamilan, hingga setelah menopause.
Jika kamu tidak mengalami menstruasi selama lebih dari 3 bulan di luar kondisi-kondisi tersebut, maka kamu perlu berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui masalah yang terjadi.
Nah, absennya menstruasi pada usia reproduktif merupakan kondisi yang berhubungan dengan beberapa faktor.
Hal tersebut meliputi gangguan keseimbangan hormon, fungsi fisiologis maupun abnormalitas anatomi organ reproduksi pada tubuh wanita.
Perbedaan amenorea primer dan sekunder
Secara umum, amenore terbagi menjadi dua yaitu amenorea primer dan sekunder. Perbedaan pada jenis amenorea tersebut adalah bahwa menstruasi tidak terjadi sejak awal pada amenorea primer.
Sedangkan amenorea sekunder adalah absennya menstruasi setelah sebelumnya mengalami siklus mens yang normal.
Untuk lebih jelasnya berikut penjelasan masing-masing jenis amenorea:
1. Amenorea primer
Amenorea berjenis primer adalah kondisi di mana kamu belum mulai menstruasi di usia 15 tahun atau dalam jangka waktu 5 tahun pertama dari tanda pubertas terlihat.
Amenorea primer bisa terjadi karena adanya perubahan pada organ, kelenjar, hingga suatu hormon yang berhubungan dengan menstruasi.
2. Amenorea sekunder
Sedangkan amenorea sekunder adalah kondisi di mana kamu sudah mendapatkan jadwal menstruasi secara teratur di setiap bulannya, tetapi tiba-tiba berhenti selama 3 bulan atau lebih.
Nah, biasanya amenorea sekunder terjadi karena kehamilan, stres, hingga adanya suatu penyakit.
Penyebab amenorea
Lantas, apa saja penyebab amenorea? Secara umum, penyebab kedua jenis amenorea tersebut tentunya sangat berbeda. Mengutip dari beberapa sumber, penyebab amenorea primer dan sekunder adalah:
Penyebab amenorea primer
Jika kamu belum mengalami menstruasi di usia 15 tahun, berikut penyebab utamanya.
- Masalah kromosom atau genetik dengan ovarium (organ seks wanita yang menyimpan telur)
- Masalah hormonal dari hipotalamus atau kelenjar pituitari
- Masalah struktural pada organ reproduksi
Penyebab amenorea sekunder
Sedangkan penyebab menorea sekunder ini cukup berbeda dari primer, yakni:
- Kehamilan (biasanya menjadi penyebab utama)
- Menyusui
- Menopause
- Melakukan metode kontrasepsi seperti mengonsumsi pil KB
- Kemoterapi dan terapi radiasi untuk kanker
- Operasi rahim sebelumnya
Selain itu semua, beberapa penyebab amenorea sekunder meliputi:
- Berat badan yang rendah
Jika kamu memiliki berat badan yang sangat rendah sekitar 10% di bawah berat normal bisa mengganggu banyak fungsi tubuh dari segi hormonal, seperti menghentikan ovulasi.
Nah, wanita yang memiliki masalah anoreksia atau masalah kerendahan berat badan bisa mengalami amenorea karena hormon yang tidak seimbang.
- Olahraga berlebihan
Olahraga memang baik untuk kesehatan tubuh, tetapi tahukah kamu jika berolahraga secara berlebihan bisa membuat wanita mengalami amenorea?
Sebab, kombinasi berbagai faktor seperti rendahnya lemak tubuh, stres, dan tingginya pengeluaran energi dapat mengganggu siklus menstruasi, terutama pada atlet.
- Stres
Tidak hanya dari sisi kesehatan tubuh, penyebab amenorea juga bisa kamu dapatkan dari kesehatan mental.
Jika kamu mengalami stres, hal tersebut bisa mengubah fungsi hipotalamus seseorang atau area otak yang mengatur siklus menstruasi.
Hasilnya, ovulasi dan menstruasi bisa berhenti seketika. Namun, kamu bisa mengatasinya jika stres yang dialami pun berkurang.
- Polyclistic ovarial syndrome (PCOS)
PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah gangguan hormon pada wanita yang menyebabkan kadar hormon menjadi tinggi sehingga siklus menstruasi yang normal menjadi terganggu.
- Gangguan kelenjar tiroid
Tiroid adalah kelenjar di bagian leher. Nah, kalau kelenjar tiroid terlalu aktif atau tidak terlalu aktif, siklus menstruasi wanita bisa terganggu hingga mengalami amenorea.
Gejala amenorea
Selain tidak mengalami menstruasi dalam jangka waktu tertentu, gejala amenorea lainnya yang mungkin akan kamu alami umumnya bergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Kamu dapat mengalami gejala lain seperti:
- Puting mengeluarkan cairan putih seperti susu
- Vagina terasa kering
- Sakit kepala
- Jerawat
- Tumbuhnya rambut di bagian tubuh dan wajah secara berlebihan
- Nyeri di daerah panggul
- Masalah penglihatan
- Rambut rontok
- Payudara tidak mengalami pertumbuhan pada amenorea primer
Itu dia beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai amenorea. Jika kamu mengalami gangguan siklus menstruasi selama beberapa bulan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter, ya.
Apa amenorea itu berbahaya?
Amenorea adalah masalah menstruasi yang tidak termasuk ke salah satu kondisi yang berbahaya dan mengancam jiwa.
Namun, jika kamu mengalaminya, kamu perlu mengonsultasikan hal ini kepada dokter. Tujuannya, agar dokter bisa memeriksakan apakah ada penyakit tertentu yang mendasari kondisi tersebut.
Selain itu, melakukan pengecekan langsung juga bisa membuat kamu lebih cepat sembuh dan meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.