ambroxol untuk ibu hamil

Hingga saat ini, penelitian dan data terkait ambroxol untuk ibu hamil dan menyusui masih kurang memadai. Dalam beberapa studi, ambroxol untuk ibu hamil dinilai tidak cukup aman. Namun, pada penelitian lain, ambroxol justru memberikan pengaruh yang baik meski dikonsumsi selama kehamilan.

Menurut penelitian, ambroxol untuk ibu hamil masuk ke dalam obat kategori C yang berarti dapat berisiko pada janin. Sayangnya, penelitian ini hanya dilakukan pada hewan.

Lantas, apakah ambroxol benar-benar aman untuk ibu hamil dan menyusui? Yuk, cari tahu penjelasan lengkapnya di artikel ini, Yoonies!

Apa itu ambroxol?

Ambroxol adalah obat batuk untuk pernapasan dengan lendir kental yang berlebihan. Obat ini termasuk ke dalam kategori mukolitik yang meningkatkan produksi surfaktan pada paru, meningkatkan sekresi saluran pernapasan, dan merangsang aktivitas silia.

Bekerja dengan cara memecah serat mukopolisakarida sehingga dahak menjadi lebih tipis dan encer, dahak yang telah dipecah akan lebih mudah dikeluarkan saat batuk. Oleh karena itu, ambroxol membantu meningkatkan sekresi cairan, mengeluarkan, serta atasi batuk.

Batuk Suara Hilang Obatnya Apa? Ini Daftarnya!

Kandungan ambroxol

Mucosolvan, lasolvan, serta mucoangin adalah kandungan atau bahan aktif dari ambroxol. Membantu mengembalikan mekanisme saluran pernapasan, ketiga zat tersebut bekerja dengan cara merangsang produksi pelepasan surfaktan.

Surfaktan memiliki fungsi sebagai antilem di mana molekul ini membantu mengurangi penempelan lendir pada dinding bronkus. Tidak hanya itu, surfaktan juga meningkatkan perpindahan dan memberikan perlindungan pada cabang tenggorok (bronkus) dari infeksi dan iritasi.

Indikasi ambroxol

Ambroxol diberikan pada penderita atau individu yang mengalami gangguan saluran napas terutama yang akut dan/atau kronis, seperti bronkitis asmatik, eksaserbasi bronkitis kronis, serta asma bronkial.

Di samping itu, ambroxol juga diindikasikan pada pasien yang memiliki berbagai bentuk trakeobronkitis atau bronkitis yang melibatkan trakea, emfisema dengan bronkitis pneumokoniosis, kondisi paru inflamasi kronis, bronkiektasis, serta bronkitis dengan asma bronkospasme.

Sebagai terapi sekretolitik, ambroxol yang ditujukan pada penderita bronkopneumonia dengan sekresi dan mukus (lendir) yang abnormal akan membantu memudahkan pembersihan lendir dan memudahkan pernapasan pasien.

Moms Khawatir, Apakah Batuk Saat Hamil Berbahaya Bagi Bayi?

Dosis atau aturan minum ambroxol

Ambroxol dikategorikan sebagai obat keras yang harus dibarengi dengan resep dokter. Pada dasarnya dokter akan menyesuaikan usia, kondisi yang dialami penderita, tingkat keparahan penyakit, serta respon tubuh terhadap obat-obatan tertentu.

Dosis ambroxol yang diminum yang direkomendasikan untuk pengobatan adalah:

1. Dosis untuk orang dewasa 2-3 kali sehari

Dalam bentuk tablet dengan dosis 30 mg diberikan sebanyak 2-3 kali sehari, dapat dinaikkan hingga 60 mg 2 kali sehari jika diperlukan dengan dosis maksimal 120 mg per hari. Dalam bentuk sirop 30 mg/5 mL diberikan sebanyak 30 mg 2-3 kali sehari atau 60 mg 2 kali sehari.

2. Aturan minum ambroxol sirop untuk anak berbeda-beda

Dalam bentuk drops atau tetesan dengan dosis 6 mg/mL; usia ≤ 6 bulan diberikan sebanyak 3 mg 2 kali sehari. Usia 1-2 tahun diberikan sebanyak 7,5 mg 2 kali sehari. Dalam bentuk sirop 15 mg/5 mL atau 30 mg/5 mL pada usia kurang dari 2 tahun diberikan sebanyak 7,5 mg 2 kali sehari.

Usia 2-5 tahun sebanyak 7,5 mg 3 kali sehari. Usia 6-11 tahun diberikan sebanyak 15 mg 2-3 kali sehari. Pada usia ≥12 tahun diberikan sama dengan dosis dewasa.

Ambroxol yang diberikan dalam bentuk tablet dan sirop membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk bekerja secara optimal. Jika kamu menggunakan ambroxol sebagai obat jangka panjang, pastikan kamu menerima dosis yang sesuai dan mengikuti jangka waktu yang disarankan oleh dokter.

Manfaat ambroxol

Sebagai pengencer dahak, ambroxol meredakan dan mengobati batuk berdahak. Ketika dahak menjadi encer, dahak akan keluar dari tenggorokan saat batuk. Singkatnya, ambroxol sebagai obat batuk berdahak memudahkan saluran pernapasan dan tidak lagi mengalami penyumbatan lendir.

Ambroxol tidak hanya mengobati batuk berdahak, tetapi juga masalah pada paru-paru yang disebabkan oleh emfisema atau ketika napas seseorang menjadi pendek, peradangan pada saluran pernapasan atau disebut bronkitis, serta kerusakan dan pelebaran pada bronkus atau saluran pernapasan.

Perbedaan Batuk Kering dan Berdahak, Ini Penyebab Keduanya!

Efek samping ambroxol

efek samping ambroxol untuk ibu hamil dan menyusui

Meskipun setiap orang memiliki reaksi efek samping yang berbeda, ambroxol biasanya memberikan efek samping yang ringan, seperti reaksi alergi dan masalah gastrointestinal.

Berikut beberapa efek samping obat ambroxol yang mungkin kamu rasakan:

  1. Muncul ruam pada kulit dibarengi rasa gatal
  2. Terjadi pembengkakan pada wajah
  3. Mengalami sesak napas atau dyspnea
  4. Mengalami demam
  5. Mual, muntah, diare
  6. Mengalami dispepsia atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas
  7. Mulut atau tenggorokan terasa kering
  8. Mengalami sakit perut dan mulas
  9. Mengalami gangguan sensorik atau hipoestesia pada mulut atau tenggorokan bagian atas
  10. Mengalami gangguan pada indra perasa atau dysgeusia

Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, ambroxol memberikan efek yang lebih berat yang dapat mengancam jiwa, seperti:

  • Sindrom Stevens-Johnson
  • Nekrolisis epidermal toksik (NET)
  • Makula eritema
  • Urtikaria (biduran) dan penumpukan cairan yang membengkak pada mulut (edema)
  • Ruam makulopapular

Selain berbagai macam efek samping di atas, ambroxol dapat menyebabkan reaksi anafilaksis atau reaksi alergi yang berat, dan angioedema atau pembengkakan pada mata, pipi, atau bibir. Apabila kamu mengalami beberapa gejala di atas, segera kunjungi dokter atau layanan kesehatan terdekat.

Peringatan dan bahaya overdosis ambroxol

Penggunaan obat ambroxol untuk mengobati batuk berdahak umumnya tidak memberikan kontraindikasi bagi penggunanya. Namun, jika kamu memiliki tukak lambung, masalah pada usus dua belas jari (duodenum), dyskinesia silia, serta gangguan ginjal dan hati diharapkan dapat lebih berhati-hati.

Selain itu, ambroxol tidak boleh digunakan dalam jangka waktu lama tanpa sepengetahuan dokter karena dalam beberapa kasus obat ini dapat memicu insufisiensi ginjal dan penimbunan metabolit ambroxol pada hati.

Pemberian ambroxol bersamaan dengan antibiotik, seperti amoxicillin, cefuroxime, erythromycin, atau doxycycline akan meningkatkan penerimaan antibiotik ke dalam jaringan paru-paru.

Penggunaan ambroxol harus di bawah pengawasan dokter terutama jika diberikan kepada anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Ambroxol untuk ibu hamil dan menyusui

Dapat masuk ke dalam rahim dengan menembus dinding plasenta, ambroxol hanya dapat digunakan pada trimester akhir selama kehamilan, tetapi tetap harus dengan anjuran dokter. Menurut U.S. Food and Drug Administration, ambroxol tergolong kategori C yang berarti ada efek teratogenik atau memengaruhi perkembangan janin pada hewan.

Dalam beberapa riset, ambroxol untuk ibu menyusui yang dapat diserap air susu ibu (ASI) dan membantu merangsang pematangan paru-paru pada janin. Masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, ambroxol untuk ibu menyusui yang tergolong obat keras tidak dianjurkan untuk dikonsumsi selama menyusui.

Dokter mungkin memberikan ambroxol untuk ibu hamil pada trimester ketiga dan ibu menyusui jika memang memberikan manfaat yang lebih besar daripada kemungkinan risiko yang ada.

Obat Batuk COVID: Jenis dan Efek Sampingnya

Alternatif obat batuk berdahak selain ambroxol

Jika kamu ragu untuk menggunakan obat batuk berdahak ambroxol saat hamil, kamu dapat menggunakan cara lain. Berikut cara meringankan tenggorokan akibat batuk berdahak selain mengonsumsi ambroxol:

  • Minum teh dengan air madu hangat
  • Minum air jahe hangat
  • Mengurangi makanan berminyak dan memperbanyak konsumsi kuah hangat seperti sup
  • Menghirup uap hangat dengan tambahan aroma mint atau tetesan minyak kayu putih

Jika kamu yang mengalami batuk berdahak yang tak kunjung membaik, maka pilihan terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter, apalagi jika kamu sedang hamil dan menyusui. Dokter akan memberikan pilihan obat yang aman untukmu.

Share artikel ini
Reference