daftar makanan untuk penderita autoimun yang wajib diketahui

Setiap penyakit memiliki jenis makanan yang aman dan pantang untuk dikonsumsi, termasuk penderita autoimun. Beberapa contoh penyakit autoimun antara lain lupus, diabetes tipe 1, dan arthritis rheumatoid. Lantas, apa saja daftar makanan untuk penderita autoimun yang aman dan boleh dikonsumsi? Yuk, baca selengkapnya untuk tahu lebih lanjut.

Alasan penderita autoimun harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi adalah karena sistem kekebalan tubuh penderitanya memperlakukan sel-sel, jaringan, atau organ tubuhnya bagaikan zat asing atau musuh. Beberapa jenis makanan dapat melawan dan memicu reaksi autoimun. Oleh karena itu, penderita autoimun perlu memilih makanan demi mempertahankan keseimbangan sistem kekebalan tubuh dan memperbaiki kualitas hidupnya.

Protokol diet autoimun

Sebelum mengetahui daftar makanan untuk penderita autoimun yang aman, kamu perlu mengenal dulu protokol diet autoimun. Untuk mengurangi berbagai risiko membahayakan dari gejala autoimun, kamu yang mengidap penyakit autoimun bisa mengikuti protokol diet yang bernama AIP atau Autoimmune Protocol. Diet ini bertujuan  mengurangi peradangan, nyeri, dan gejala lain dari penyakit autoimun.

Sebelum memutuskan untuk diet autoimun, kamu perlu mengetahui kedua fase dalam rangkaian dietnya.

  1. Fase eliminasi: Pembuangan makanan dan obat-obatan yang diyakini menyebabkan radang usus, ketidakseimbangan antara kadar bakteri baik dan jahat di usus, atau respons imun, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, telur, tembakau, alkohol, kopi, minyak, gula olahan, dan susu.
  2. Fase reintroduksi: Identifikasi kembali jenis makanan yang cocok untuk dikonsumsi penderita autoimun.

Dalam menjalani diet autoimun, kamu dapat mengikuti langkah berikut ini:

  1. Tentukan satu makanan untuk kamu konsumsi selama 5-6 hari ke depan.
  2. Makan dalam jumlah sedikit, seperti 1 sendok makanan, dan tunggu hingga 15 menit untuk melihat reaksi setelahnya.
  3. Jika kamu mengalami gejala apa pun, jangan lanjutkan. Jika kamu tidak memiliki gejala, makanlah dengan porsi yang sedikit lebih besar, seperti satu setengah sendok makan, selama 2–3 jam.
  4. Jika tidak ada gejala yang muncul, kamu boleh mengonsumsi makanan yang sama dengan porsi normal selama 5-6 hari tanpa mencoba makanan lain.
  5. Jika tidak mengalami gejala lainnya selama 5–6 hari, kamu dapat mengonsumsi kembali makanan tersebut dan ulangi langkah-langkah di atas pada makanan baru.

Penyakit Autoimun: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya!

Makanan untuk penderita autoimun yang aman dan sehat

makanan untuk penderita autoimun yang aman dan sehat

Agar tidak memicu reaksi dan tidak mengonsumsi makanan yang salah, berikut daftar makanan untuk penderita autoimun yang aman dan sehat.

1. Daging domba

Protein hewani berkualitas tinggi sangat penting sebagai bagian dari diet autoimun untuk membangun dan memperbaiki jaringan, mendukung otot, tulang rawan, kulit, dan darah yang sehat.

Untuk itu, kamu dapat mengonsumsi daging domba karena mengandung asam amino esensial yang menjadi bahan penyusun fungsi kekebalan tubuh dan hormon tiroid. Namun, usahakan daging domba yang kamu makan berasal dari domba yang mengonsumsi rumput selama hidup agar proteinnya sehat.

Selain itu, daging domba juga mengandung vitamin D yang dapat merangsang sel dan mengajarkan sistem kekebalan untuk tidak menyerang sel tubuh sendiri. 

2. Ikan berlemak

Ikan berlemak adalah sumber utama omega-3 yang kamu perlukan sebagai penderita autoimun. Sebab, kandungan omega-3 dapat meningkatkan aktivasi sel B dan produksi antibodi yang mampu mengurangi respons peradangan dan membantu sistem kekebalan tubuh melawan patogen. Kamu bisa mengonsumsi ikan berlemak, seperti salmon, mackerel, tuna, dan sarden.

3. Alpukat

Alpukat menjadi makanan yang aman untuk penderita autoimun karena mengandung lemak baik, serat, vitamin E, tembaga, dan potasium. Selain itu, alpukat juga bermanfaat untuk sistem kekebalan tubuh karena mengandung vitamin B yang tinggi. Jika kandungan vitamin B dalam tubuh kamu tinggi, maka fungsi kekebalan tubuh pun akan meningkat secara keseluruhan.

4. Bawang putih

Bawang putih mengandung prebiotik yang memberi makan bakteri baik di usus. Faktanya, bakteri usus yang baik dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh dan menjaga agar bakteri serat ragi jahat tetap terkendali. Selain itu, bawang putih juga mengandung selenium yang membantu mengatur respon imun berlebihan dan peradangan kronis pada seseorang dengan penyakit autoimun.

5. Daging sapi

Sama halnya dengan daging domba, kamu juga boleh mengonsumsi daging sapi yang mengonsumsi rumput. Jenis daging yang satu ini mengandung zinc yang dapat mendukung sistem kekebalan tubuh dalam banyak hal, termasuk mengatur limfosit atau sel darah putih dan melindungi tubuh dari patogen.

6. Sayuran hijau

Sayuran adalah makanan yang baik untuk penderita autoimun karena mengandung magnesium yang penting untuk fungsi kekebalan tubuh. Kekurangan magnesium dapat meningkatkan risiko produksi sitokin pro-inflamasi sehingga tubuh akan memilik risiko tingkat peradangan yang tinggi hingga berkontribusi terhadap autoimunitas.

Kenali Gejala Autoimun pada Wanita yang Umum Terjadi!

Makanan yang perlu dihindari penderita autoimun

Setelah mengetahui daftar makanan yang aman dan sehat, Yoona punya beberapa rekomendasi makanan yang sebaiknya penderita autoimun hindari, yaitu:

  1. Biji-bijian, seperti beras, gandum, oat, gandum hitam, roti, dan sereal sarapan
  2. Sayuran berwarna gelap, seperti terong dan paprika
  3. Telur atau makanan dengan kandungan telur
  4. Susu sapi, kambing, dan domba
  5. Keju
  6. Mentega
  7. Kacang-kacangan dan biji-bijian
  8. Alkohol dan kopi
  9. Minyak nabati olahan
  10. Gula olahan
  11. Makanan dengan pemanis buatan

Sekarang kamu semakin paham kan, apa saja pantangan dan makanan untuk penderita autoimun? Bukan tanpa alasan, daftar makanan ini dapat membantu mengurangi peradangan atau gejala lain bagi pengidap gangguan autoimun. Namun, tidak ada salahnya jika kamu sembari mencari panduan lebih lanjut dari professional lainnya di bidang kesehatan, seperti dokter untuk berkonsultasi, ya!



Penulis: Nabila Ramadhani

Share artikel ini
Reference