5 Penyakit yang Timbul Setelah Menopause, Waspadai!
Perubahan tubuh saat menopause dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seorang wanita. Tingkat hormon yang berbeda telah dikaitkan dengan penuaan dan peningkatan risiko penyakit pasca-menopause.
Menopause adalah akhir dari siklus menstruasi yang ditandai dengan berhentinya menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. Menopause biasanya terjadi pada usia 45-55 tahun.
Usia rata-rata menopause adalah 51 tahun. Jika menopause terjadi sebelum usia 45 tahun disebut menopause dini dan jika lebih dari 55 tahun disebut menopause onset lambat.
Sebelum menopause tiba, sebaiknya antisipasi perlu kamu lakukan seperti menjaga pola makan, rutin berolahraga menjadi penting untuk kamu lakukan. Apa saja penyakit yang timbul setelah menopause? Yuk ketahui selengkapnya di bawah ini!
Penyakit yang timbul setelah menopause
Akibat dari terjadinya menopause ini, tubuh wanita mengalami berbagai perubahan terutama pada keseimbangan hormon.
Kondisi ini membuat setiap wanita harus lebih menjaga kesehatannya, karena lebih rentan terhadap penyakit. Ada beberapa penyakit yang lebih rentan dialami wanita saat menopause, antara lain:
1. Berat badan bertambah
Menopause juga dapat menyebabkan metabolisme yang lebih lambat, sehingga memudahkan wanita pascamenopause untuk menambah berat badan dan kehilangan massa jaringan tanpa lemak.
Penelitian dari SWAN yang dipublikasikan pada Maret 2019 dalam jurnal JCI Insight menyebutkan bahwa kenaikan berat badan dimulai kurang lebih dua tahun sebelum periode menstruasi terakhir hingga dua tahun memasuki periode pasca menopause.
2. Infeksi saluran kemih
Penyakit yang timbul setelah menopause berikutnya adalah infeksi saluran kemih (ISK). Turunnya kadar hormon estrogen ini ternyata bisa menyebabkan jaringan pada vagina lebih tipis serta kering. Adanya kondisi ini membuat bakteri lebih mudah berkembang biak, membuatnya lebih rentan terkena ISK.
Risiko ISK pada wanita tergantung pada berbagai faktor individu, tetapi kejadian ISK umumnya meningkat seiring bertambahnya usia.
ISK pada wanita di atas usia 65 kira-kira dua kali lipat dari wanita usia lainnya. Selain itu, hampir 10% wanita pascamenopause melaporkan pernah mengalami ISK.
3. Osteoartritis
Penelitian menyebutkan bahwa osteoarthritis memiliki hubungan dengan menopause. Hal ini dikarenakan salah satu fungsi hormon estrogen adalah untuk melindungi tulang rawan pada persendian dari proses inflamasi (radang).
Jadi, jika kadar estrogen menurun, risiko peradangan akan lebih tinggi sehingga osteoartritis tidak bisa lagi dihindari.
4. Depresi dan kecemasan
Penyakit yang timbul setelah menopause tiba, tidak hanya gangguan fisik tetapi juga bisa berupa gangguan kesehatan mental.
Perubahan kadar hormon progesteron dan estradiol selama menopause dapat mempengaruhi perubahan suasana hati, termasuk menunjukkan gejala depresi dan kecemasan.
Gejala depresi perimenopause umumnya merupakan gejala ringan yang bersifat sementara dan dapat membaik setelah kondisi hormonal stabil.
Sementara itu, gejala depresi setelah menopause atau kondisi depresi dengan gejala yang lebih parah dapat terjadi pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami kondisi tersebut.
5. Stroke
Penurunan kadar estrogen juga berpotensi berperan dalam penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah yang mengalir ke otak.
Stroke adalah penyakit umum yang terjadi setelah menopause karena risikonya berlipat ganda setiap dekade setelah seorang wanita berusia 55 tahun.
Apa yang harus dilakukan wanita setelah menopause?
Menopause sendiri adalah proses alami yang ada dalam tubuh seorang wanita, dan tidak memerlukan perawatan yang khusus. Namun, ada upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah gejala menopause semakin parah, yaitu:
- Hindari makanan yang pedas, minuman mengandung kafein, dan alkohol
- Ciptakan lingkungan rumah yang sejuk dan nyaman
- Mengenakan pakaian berbahan katun agar tubuh tetap sejuk
- Berlatih teknik relaksasi, termasuk meditasi, kontrol napas, yoga, dan taichi
- Menggunakan pelumas vagina berbahan dasar air
Selain itu, untuk mencegah penyakit yang timbul setelah menopause, wanita disarankan untuk menjalani pola hidup sehat. Berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan:
- Olahraga teratur, usahakan setiap hari minimal 30 menit
- Istirahat yang cukup
- Jangan merokok atau mengkonsumsi minuman beralkohol
- Menerapkan pola makan sehat dan memperbanyak asupan serat dari buah dan sayur
- Membatasi asupan lemak, gula dan minyak
Apakah menopause itu berbahaya?
Efek menopause seringkali menjadi fokus perhatian ketika wanita memasuki usia tua. Mulai dari hot flashes, gangguan mood, kekeringan pada vagina, hingga peningkatan risiko beberapa penyakit (seperti osteoporosis dan penyakit jantung).
Meski begitu, menopause juga bisa berdampak positif bagi kehidupan wanita. Menopause bahkan dikatakan mampu mengecilkan ukuran tumor jinak pada wanita.
Menopause merupakan hal yang wajar yang akan dialami oleh setiap wanita pada usia 45-55 tahun. Ini karena perubahan dalam tubuh kamu pada tahun-tahun sekitar menopause dapat meningkatkan risiko kamu untuk masalah kesehatan tertentu.
Tingkat estrogen yang rendah dan perubahan lain yang terkait dengan penuaan (seperti penambahan berat badan) dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan osteoporosis.
Mencegah risiko gangguan kesehatan penting dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti tidak merokok, dan berolahraga atau melakukan aktivitas fisik.
Apa yang menyebabkan wanita cepat menopause?
Menopause dini bisa dipicu oleh berbagai hal. Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya menopause dini pada wanita, antara lain:
1. Kelainan genetik
FMR1 adalah gen yang menyebabkan sindrom Fragile X atau mutasi gen lain yang dapat menyebabkan masalah pada ovarium. Menurut laporan National Institute of Health, 1 dari 33 wanita yang mengalami menopause dini karena kegagalan ovarium prematur memiliki kelainan genetik.
2. Paparan rokok atau racun
Penyebab lain dari menopause dini adalah paparan rokok. Menurut para ahli, beberapa racun, seperti kandungan dalam rokok dan pestisida, diduga menyebabkan kegagalan ovarium prematur.
Umumnya, wanita memiliki cukup folikel primordial (biji kecil yang tumbuh menjadi folikel) untuk bertahan hidup hingga kamu berusia 50 tahun. Namun, karena sering terpapar bahan kimia, folikel mati dengan cepat.
3. Gangguan autoimun
Radang kelenjar tiroid atau tiroiditis autoimun ini berkaitan dengan terjadinya pada kegagalan ovarium prematur. Begitu juga dengan penyakit Addison, dimana kelenjar adrenal tidak cukup memproduksi hormon.
Untuk mengurangi risiko penyakit yang timbul setelah menopause, kamu disarankan untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat, seperti makan makanan yang seimbang. Pastikan kamu mengonsumsi cukup kalsium dan vitamin D, agar kesehatan tulang selalu terjaga.