Demam tifoid

Demam tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi dan paratyphi, kondisi ini dapat mengganggu banyak organ tubuh.

Kasus suspek demam ini di rumah sakit akhir-akhir ini menunjukkan tren yang meningkat dengan angka kesakitan rata-rata 500 orang/100.000 penduduk. Lantas, apa sebenarnya demam tifoid itu? Simak selengkapnya di bawah ini!

Penyebab demam tifoid

Umumnya, disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A, dan Salmonella paratyphi B, terkadang dapat juga disebabkan oleh salmonella jenis lain. Namun, demam yang disebabkan oleh Salmonella typhi ini cenderung berkembang menjadi penyakit yang lebih parah.

Bakteri ini dapat hidup pada suhu kamar dan suhu rendah selama beberapa hari dan dapat bertahan hidup pada makanan kering, sampah dan feses selama beberapa minggu.

Dari aliran darah, bakteri dapat menyebar ke jaringan atau organ lain. Sistem kekebalan tidak bisa berbuat banyak untuk melawannya, karena bakteri hidup di dalam sel inang, bukan di lapisan dindingnya.

Seseorang biasanya terkena bakteri dari makan makanan mentah atau setengah matang, seperti telur dan unggas. Meskipun hewan tertentu dapat menjadi inang bakteri, tidak ada hewan yang dapat membawa penyakit tipes. Penularannya terjadi dari orang, ke orang lain terdekatnya.

Gejala demam tifoid

cara menurunkan demam pada orang dewasa tanpa obat

Gejala tipes lambat laun akan muncul setelah seseorang terinfeksi kuman tersebut selama satu sampai dua minggu. Biasanya berupa gejala sistemik (umum) dan gejala pada saluran pencernaan.

Gejala atau tanda tipes cenderung berkembang secara bertahap, sering muncul satu sampai tiga minggu setelah terpapar bakteri.

  1. Demam tinggi mencapai 40,5 derajat Celcius
  2. Sakit kepala berkepanjangan
  3. Sakit otot
  4. Berkeringat tanpa alasan
  5. Batuk kering
  6. Mudah lelah dan lemah
  7. Nafsu makan yang berkurang
  8. Sakit perut
  9. Diare
  10. Sembelit atau kesulitan buang air besar
  11. Ruam muncul di kulit
  12. Perut terlihat buncit

Jika satu atau lebih gejala di atas muncul, berarti bakteri tersebut telah melewati masa inkubasinya. Penanganan medis harus segera dilakukan. Tanpa pengobatan, gejalanya bisa bertambah buruk, orang bisa sangat lemah sehingga tidak bisa bergerak.

Gejala penyakit tipes pada anak biasanya demam tinggi terus menerus selama lebih dari tujuh hari, disertai gejala gastrointestinal seperti mual dan muntah, sakit perut, diare dan tinja berdarah. Beberapa orang mengalami gejala dan tanda berulang bahkan hingga demam reda.

Cara menyembuhkan demam tifoid

Berikut adalah berbagai pengobatan yang dapat kamu lakukan jika terkena tipes, antara lain:

1. Melakukan perawatan di rumah

Padahal, pengobatan pasien tipes sering dilakukan di rumah sakit. Pengobatan di rumah biasanya berfokus pada pengobatan gejala secara dini sebelum mendapatkan diagnosis, yaitu dengan cara:

Tingkatkan asupan cairan, karena gejala seperti muntah dan diare dapat memicu dehidrasi parah
Kompres dingin untuk meredakan demam tinggi
Minum oralit untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat muntah dan diare akibat tipes
Istirahat yang cukup, bila perlu izin tidak masuk sekolah atau bekerja

2. Obat-obatan

obat alergi dingin

Merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, pengobatannya menggunakan antibiotik, seperti:

  • Azitromisin atau Zithromax: Obat ini diresepkan jika pasien tidak dapat mengonsumsi ciprofloxacin atau bakteri pemicu resisten terhadap ciprofloxacin. Obat ini memang dapat memicu efek samping. Namun, jika kamu gunakan dalam jangka waktu panjang bisa menyebabkan perkembangan bakteri menjadi resisten dari antibiotik.
  • Ceftriaxone: Antibiotik suntik, alternatif untuk kasus tipes yang parah dan serius dan untuk pasien yang tidak dapat menggunakan ciprofloxacin seperti anak-anak
  • Ciprofloxacin: Diresepkan untuk orang dewasa yang tidak sedang hamil. Sayangnya, obat ini kurang efektif jika digunakan untuk mengobati tipes di negara tertentu.

3. Resistensi antibiotik

Kloramfenikol dulunya digunakan untuk mengobati demam ini, namun sekarang sudah tidak digunakan lagi karena efek samping yang mengkhawatirkan dan dapat menimbulkan resistensi.

Resistensi adalah suatu kondisi dimana bakteri sudah resisten, tidak dapat lagi dibasmi oleh antibiotik, sehingga dapat memperburuk keadaan.

Kamu dapat mencegah demam tifoid dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Selain itu, tersedia vaksinasi tifoid dan dapat dilakukan untuk melindungi diri dari penularan tifoid.

Share artikel ini
Reference