Tubektomi Dan Vasektomi, Mana Yang Lebih Efektif Mencegah Kehamilan?
Tubektomi dan vasektomi adalah prosedur yang dapat kamu pilih sebagai cara mencegah kehamilan. Tubektomi dapat dilakukan oleh wanita, sedangkan vasektomi dapat dilakukan oleh pria. Dibandingkan dengan kontrasepsi menggunakan alat dan obat, kedua cara ini dianggap lebih efektif dan memiliki sifat permanen.
Cara kerja tubektomi dan vasektomi hampir sama, yakni dengan menutup saluran yang akan menghambat sel telur maupun sperma keluar. Meski terbilang efektif, hal yang mesti kamu garis bawahi adalah, kedua prosedur ini sama-sama tidak mencegah penularan seksual.
Mengenal kontrasepsi tubektomi dan vasektomi
Tubektomi merupakan proses sterilisasi permanen. Prosedur pembedahan ini dilakukan pada wanita dengan memotong saluran tuba falopi, sehingga sel telur atau sel telur tidak dapat masuk ke rahim. Oleh karena itu, pembuahan atau kehamilan tidak terjadi.
Nah, operasi bedah kontrasepsi yang dilakukan pada pria adalah vasektomi. Ini adalah jenis sterilisasi atau kontrasepsi yang permanen. Untuk mencegah sperma memasuki ejakulasi dan dengan demikian mencegah pembuahan, dokter memotong saluran sperma ke air mana, dan kemudian dikunci atau disegel.
Prosedur tubektomi dan vasektomi
Terdapat perbedaan prosedur keduanya, tapi dokter biasanya melakukan bedah singkat untuk melakukan metode sterilisasi tersebut.
Tubektomi
Tindakan tubektomi harus dilakukan oleh dokter spesialis kandungan. Dokter dapat memotong tuba fallopi melalui 2 cara yaitu dengan cara open surgery (membuka seluruh rongga perut) atau dengan teknik laparaskopi. Teknik open surgery biasa dilakukan bersamaan pada saat pasien melakukan operasi Caesar.
Teknik laparaskopi hanya menggunakan sayatan kecil di dinding perut sehingga proses penyembuhannya jauh lebih cepat. Pada pasien yang pernah menjalani operasi pada rongga perut sebelumnya disarankan untuk menggunakan teknik laparaskopi.
Prinsip dari 2 teknik tersebut sama, yaitu untuk memotong saluran tuba fallopi kemudian masing-masing ujung yang terpotong diikat atau dijepit ke dinding perut sehingga jalur transportasi sel telur dari ovarium ke uterus terhenti.
Vasektomi
Waktu pelaksanaan prosedur vasektomi berkisar antara 10–30 menit. Untuk melakukan vasektomi, terdapat dua teknik bedah yakni teknik konvensional dan teknik tanpa pisau bedah. Pada teknik konvensional pasien akan dibius terlebih dahulu dengan bius lokal di area testis dan skrotum.
Dokter akan membuat sayatan 1–2 sayatan kecil di sisi tersebut untuk menjangkau saluran sperma yang disebut vas deferens. Setelah itu, kedua saluran sperma dipotong dan ujung masing-masing saluran dijahit atau ditutup menggunakan diathermy (alat perekat dengan pemanasan suhu tinggi). Kemudian, masing-masing sayatan akan dijahit dengan benang yang dapat diserap kulit.
Sementara prosedur tanpa pisau bedah, pasien akan dibius terlebih dahulu dengan bius lokal di area testis dan skrotum. Dokter akan menjepit saluran sperma (vas deferens) di bawah kulit skrotum dari luar dengan klem (penjepit). Kemudian, dokter akan membuat lubang kecil pada kulit di atas saluran sperma.
Melalui lubang tersebut, dokter akan menjangkau saluran sperma untuk selanjutnya dimasukkan jarum cauter. Jarum cauter dialiri listrik sambil perlahan-lahan ditarik ke luar. Ini agar permukaan dalam saluran sperma mengalami luka bakar yang kemudian akan menyumbat saluran sperma. Perdarahan dan rasa nyeri pada vasektomi tanpa pemotongan saluran sperma lebih ringan daripada teknik vasektomi konvensional.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum tubektomi dan vasektomi
Secara umum, hal-hal yang harus diperhatikan saat kamu hendak melakukan prosedur ini adalah sama, baik untuk pria maupun wanita. Dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh kepada pasien. Selain menanyakan kesiapan diri dan menyampaikan prosedurnya, dokter akan menjelaskan hal-hal yang mesti kamu lakukan sebelum prosedur, seperti beberapa hal berikut:
- Membersihkan alat kelamin dan mencukur bulu kelamin di seluruh skrotum 1 hari sebelum vasektomi dilakukan.
- Menghindari konsumsi makanan berat dan mengganti dengan kudapan ringan sebelum vasektomi.
- Menghindari konsumsi obat pengencer darah 7 hari sebelum vasektomi.
Efek samping tubektomi dan vasektomi
Walaupun tubektomi tergolong operasi yang cukup sederhana, tapi tetap saja dapat menimbulkan efek samping. Efek samping tubektomi adalah :
- Infeksi pasca-operasi disertai demam dan nyeri pada perut.
- Kehamilan ektopik. Merupakan kehamilan di luar kandungan, sehingga proses kehamilan harus dihentikan.
- Komplikasi dari penggunaan obat anestesi seperti reaksi alergi, gangguan pernafasan, atau gangguan serius lainnya.
- Perdarahan yang timbul apabila terjadi kebocoran organ.
- Trauma pada organ-organ di sekitar saluran tuba fallopi secara tidak sengaja
Prosedur vasektomi terbilang aman. Kamu mungkin mengalami sedikit rasa sakit setelah prosedur dan mungkin mengalami pembengkakan di skrotum dan sedikit pendarahan. Tetapi ini tidak sering terjadi dan biasanya tidak serius. Sekitar 1 hingga 2 persen pria mengalami rasa sakit yang tidak kunjung hilang.
Komplikasi tidak umum, tetapi jika terjadi, mereka dapat mencakup memar, peradangan, dan infeksi. Meski hampir tidak pernah serius, tetapi beri tahu dokter jika kamu memiliki gejala. Beberapa masalah lain mungkin terjadi ialah:
- Granuloma sperma (benjolan keras atau peradangan karena bocornya sperma)
- Hidrokel (kantung cairan di sekitar testis yang menyebabkan pembengkakan di skrotum)
- Rasa sakit atau perasaan tertekan atau tidak nyaman pada testis
- Spermatocele (kista dalam tabung yang mengumpulkan sperma)