tripofobia

Macro photo of working bees on honeycombs. Beekeeping and honey production image.

Mungkin kamu sudah pernah mendengar tripofobia. Tripofobia sering diartikan rasa takut pada sekumpulan bentuk lubang. Pemicu fobia ini bahkan sering muncul di internet dengan beragam ulasan yang membuat kita terkadang merasa risih dan kesal.

Sebagian kecil orang akan mengalami jenis gejala aneh setelah melihatnya, seperti gatal-gatal di seluruh tubuh atau ketidakmampuan untuk melepaskan gambaran mental tersebut. Gambaran tersebut akan menghantui penderitanya selama berjam-jam bahkan berhari-hari, bahkan terkadang mengarah pada paksaan “harus melihat lebih banyak gambar”, yang memicu tripofobia dengan harapan sia-sia untuk menghilangkan stres.

Gejala umum lainnya yang muncul bagi penderita trypofobia ialah rasa mual, serangan panik, keringat tiba-tiba dan berlebihan.

Apa yang menyebabkan tripofobia?

Dua akademisi dari Inggris Raya (Geoff Cole dan Arnold Wilkins) mencurigai adanya rasa jijik biologis bawaan yang menyebabkan tripofobia. Sekumpulan lubang pemicu fobia ini dapat ditemukan pada hewan berbahaya (seperti reptil tertentu), yang dapat menimbulkan bahaya serius bagi nenek moyang kita. Cole dan Wilkins berpikir bahwa tripofobia adalah bagian primitif dari otak, yang menghubungkan gambar yang kita lihat dengan sesuatu yang berbahaya.

Pada tahun 2015, psikolog Arnold Wilkins dan Geoff Cole, dari Pusat Ilmu Otak Universitas Essex Inggris, melakukan salah satu studi ilmiah paling awal untuk menemukan siapa yang rentan terhadap tripofobia dan mengapa. Mereka berteori bahwa tripofobia berevolusi melalui evolusi seleksi alam.Alasan mereka seperti ini:

hewan paling mematikan di dunia, termasuk aligator dan buaya, ular berbisa, laba-laba, dan serangga, yang memiliki tonjolan kontras tinggi yang berulang, tanda melingkar, atau lubang di kulit mereka. Melihat pola itu, nenek moyang kuno kita menghubungkannya dengan peluang lebih besar untuk bertahan hidup, dari hadapan bahaya-bahaya tersebut.

Menurut alasan ini, individu-individu ini bertahan untuk bereproduksi dan mewariskan sifat-sifat itu kepada keturunan mereka, yang terus mewariskannya, dan keengganan berlanjut dalam kumpulan gen manusia hingga hari ini.

Sebuah studi oleh peneliti Universitas Kent Tom Kupfer dan An T.D. Le, yang diterbitkan dalam jurnal Cognition and Emotion edisi Januari 2017, membawa ide ini selangkah lebih maju. Karena bahaya hewan beracun ada, meski bukan ancaman yang terus-menerus, tripofobia lebih mungkin merupakan respons berlebihan terhadap kecenderungan perlindungan alami untuk menghindari penyakit kulit menular seperti cacar dan campak, dan parasit, seperti kudis dan kutu.

Apa faktor risiko untuk tripofobia?

Tidak banyak yang diketahui tentang apa yang dapat memengaruhi seseorang untuk menderita tripofobia. Satu-satunya hubungan yang cukup kuat yang ditemukan sejauh ini adalah gangguan kecemasan sosial, yang ditandai dengan ketakutan yang kuat dan terus-menerus untuk dihakimi oleh orang lain.

Menghindari fitur wajah, terutama mata, merupakan penanda penting dari kondisi tersebut, dan lingkaran atau lubang dapat membuat seseorang dengan gangguan kecemasan sosial merasa seolah-olah semua mata tertuju padanya.

Teori lain adalah bahwa ketakutan itu bersifat genetik, sebuah gagasan yang didukung oleh penelitian Universitas Bonn, Jermani yang menunjukkan hubungan genetik dengan tripofobia. Susunan genetik mungkin mempengaruhi kamu untuk kondisi tersebut, tetapi mungkin hanya terungkap jika sesuatu atau seseorang di lingkungan kamu memicu rasa takut.

Tanda-tanda tripofobia

Satu studi menyimpulkan gejala tripofobia menjadi tiga kategori:

  • Reaksi terkait kognitif, seperti kegelisahan, kecemasan, ketidakberdayaan, jijik, atau ketakutan
  • Kondisi terkait kulit, seperti merinding, gatal, atau merasa kulit Anda merinding
  • Reaksi fisiologis, seperti pusing, gemetar, sesak napas, berkeringat, tubuh gemetar, detak jantung berpacu, sakit kepala, mual, atau muntah.

Apakah tripofobia bisa disembuhkan?

Meskipun tidak ada perawatan khusus untuk tripofobia, ada beberapa perawatan yang tersedia untuk fobia secara umum dengan tingkat keberhasilan yang bervariasi. Perawatan dapat berupa:

  1. Modifikasi gaya hidup: Ini termasuk olahraga, makan makanan sehat, tidur yang baik, dan menghindari kafein dan stimulan lainnya.
  2. Terapi perilaku kognitif (CBT): Ini adalah terapi berbicara yang dilakukan dengan terapis atau konselor untuk mengeksplorasi bagaimana pikiran menyebabkan perasaan dan perilaku. Terapis bekerja dengan klien, mendorong mereka untuk menetapkan dan mencapai tujuan.
  3. Terapi kelompok: Banyak orang menganggap terapi kelompok sangat membantu.
  4. Terapi paparan (desensitisasi): Ini adalah metode perawatan di mana terapis memaparkan seseorang pada fobia mereka dalam dosis kecil.
  5. Teknik relaksasi: Ini mungkin termasuk teknik berbasis latihan dan metode visualisasi.
  6. Obat-obatan: Terkadang, dokter akan meresepkan obat tertentu untuk mengobati fobia atau efek samping fobia, seperti kecemasan. Obat-obatan tersebut di antaranya antidepresan, obat penenang, dan beta-blocker.

Kabar baiknya, jika fobia menyebabkan pikiran atau perasaan yang menyusahkan ini, yakinlah bahwa kamu bisa sembuh dengan perawatan yang tepat. Seperti gangguan mental lainnya, mengobati fobia pada akhirnya akan membantu mengurangi perasaan negatif seperti rasa malu dan ketidakberdayaan.

Meskipun selama menjalani perawatan kamu mungkin menemukan bahwa beberapa perasaan negatif tetap ada, pastikan untuk memberi tahu profesional kesehatan mentalmu. Terapi lebih lanjut, dapat membantu kamu memilah perasaan dan kekhawatiran.

Bahaya fobia pada seseorang

Berikut adalah lima contoh efek emosional yang dialami beberapa orang sebagai akibat dari fobia mereka.

1. Kecemasan yang membatasi hidup

Salah satu kriteria utama untuk mendiagnosis fobia adalah sifatnya yang membatasi kehidupan. Bergantung pada apa fobia, kamu mungkin merasa kesulitan untuk menjalankan tugas, pergi keluar atau bahkan dengan teman setiap hari. Dengan kata lain, fobia dapat secara signifikan mengganggu pendidikan, karier, dan kualitas hidup Anda secara keseluruhan.

2. Isolasi

Keterbatasan yang terkait dengan fobia dapat membuat Anda mengalami isolasi sosial. Kamu mungkin bertanya-tanya mengapa kamu tidak seperti orang lain. Ini dapat memengaruhi hubunganmu dengan keluarga dan teman, yang dapat menyebabkan kamu menjadi tertutup dan tertekan.

3. Rasa malu

Fobia dapat menciptakan situasi yang canggung dan memalukan. Misalnya, bagaimana kamu menjelaskan kepada sahabat bahwa kamu tidak akan pernah bisa mengunjungi rumahnya karena mereka memiliki seekor anjing.

4. Merasa tidak terkendali

Mungkin salah satu komponen emosional terburuk dari fobia adalah perasaan di luar kendali. Kamu mungkin mengerti bahwa fobia itu tidak rasional dan berlebihan. Namun, tidak peduli seberapa keras kamu mencoba, kamu tidak dapat mengendalikannya.

5. Ketidakberdayaan

Ketidakberdayaan mungkin muncul ketika menyadari bahwa, fobia telah memengaruhi beberapa atau bahkan semua aspek kehidupanmu, seperti pekerjaan, kehidupan sosial, dan kebahagiaanmu di rumah atau tempat lain. Kamu mungkin merasa bahwa tidak ada yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan fobia tersebut.

Jika kamu sudah merasa tripofobia membatasi kehidupan kamu, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan profesional untuk menghadapinya.

Share artikel ini
Reference