Tahapan Niat Puasa Ganti Haid Dan Waktu Terbaik Membayarnya
Perempuan muslim mungkin sudah tidak asing dengan niat puasa ganti haid. Ini adalah salah satu cara tidak menjalankan puasa hingga haidnya selesai.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, kehilangan darah selama menstruasi dapat menyebabkan kadar zat besi yang rendah dan kelelahan, itulah mengapa makan, tetap terhidrasi, dan istirahat sangat penting. Karenanya ia diberikan keistimewaan untuk tidak menjalankan puasa Ramadhan dan menggantinya di hari lain tanpa mengurangi keutamaannya.
Puasa Ramadhan yang terlewat karena haid sebaiknya diganti sesegera mungkin. Selain karena perkara wajib, segera mengganti puasa juga akan memberimu keleluasaan untuk melakukan puasa lainnya seperti puasa Syawal. Lalu, bagaimana cara mengganti puasa Ramadhan? Yuk, simak penjelasan berikut ini.
Niat Ganti Puasa Ramadhan karena Haid
Segala sesuatu harus dimulai dari niat. Selain sebagai bentuk keikhlasan, niat juga merupakan pemberitahuan tubuh untuk menyiapkan diri untuk berpuasa. Namun banyak yang keliru memahami tentang niat.
Bila kamu memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu maka kamu sudah dianggap berniat. Ketika kamu bangun di malam hari untuk sahur dan menjalankan puasa, maka kamu sudah dianggap niat sahur dan menjalankan puasa.
Bahkan ketika kamu tidak makan untuk sahur namun punya keinginan untuk berpuasa esok hari, maka kamu sudah berniat untuk melakukan puasa esok hari. Artinya modal utama niat adalah kesadaran.
Dan yang terpenting dari niat adalah untuk siapa kamu melakukannya. Tentunya mengganti puasa ditujukan untuk Allah. Niat ini harus bersih dari tujuan apa pun, dengan begitu insyaAllah puasamu diterima.
Lalu, bagaimana jika melafalkannya? Mungkin kamu pernah mendengar bacaan berikut sebagai niat puasa, “Nawaitu Shouma Ghodin ‘an qadaa’in fardho ramadhoona lillahi ta’alaa (Saya niat puasa esok hari karena mengganti fardhu Ramadhan karena Allah Ta’ala)”. Tidak masalah untuk melafalkan ini selama kamu sadar dan ditujukan kepada Allah. Bila membaca lafal tanpa kesadaran dan tujuan yang jelas maka ia akan sia-sia.
Tata Cara Ganti Haid
Tata cara pelaksaan mengganti puasa Ramadhan karena haid atau alasan lainnya sama saja dengan pelaksanaan puasa wajib. Sebagaimana rukun puasa yakni niat dan menahan nafsu dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Karena mengganti puasa Ramadhan tergolong wajib, maka niat harus dimulai sebelum sholat Subuh. Mengganti puasa Ramadhan, wajib dilaksanakan sebanyak hari yang telah ditinggalkan, sebagaimana termaktub dalam Al-Baqarah ayat 184.
Jika ada 7 hari bolong, maka kamu harus menggantinya sebanyak 7 hari puasa. Begitupun jika bolong 5 hari atau sejulah hari lainnya, gantilah sebanyak hari yang kamu tinggalkan.
Bagaimana jika lupa berapa hari yang bolong? Nahdatul Ulama menyarankan untuk menggunakan angka yang lebih umum dan maksimal. Misal, kebiasaan haidmu berdurasi 6 hari, maka gantilah sebanyak 6 hari. Untuk menghindari hal serupa terjadi ke depannya, cobalah untuk memberikan tanda pada kalendermu atau mmembuat catatan khusus, ya.
Adapun untuk mengurutkannya ataupun tidak, Nahdatul Ulama lebih condong pada tidak. Artinya, kamu boleh melaksanakannya secara berurut dan juga boleh secara terpisah (satu-satu).
Waktu Terbaik Membayar Utang Puasa Haid
Mengganti puasa Ramadhan karena haid harus dilakukan secepat mungkin. Semakin cepat maka akan semakin baik karena memberikanmu keleluasaan untuk melakukan ibadah puasa lainnya seperti puasa Syawal.
Puasa ini harus dilaksanakan di luar hari yang dilarang untuk berpuasa, seperti pada hari raya Idul Fitri, hari raya Idul Adha, hari Tasyirk, dan hari Syak.
Hal lainnya yang harus kamu perhatikan adalah kondisi tubuh. Pastikan tubuhmu dalam keadaan sehat sehingga kamu tetap semangat dalam beraktivitas.
Tantangan puasa di saat orang-orang di sekitarmu tidak berpuasa memang lebih besar. Kamu mungkin perlu mempertimbangan beberapa aktivitas seperti olahraga bersama dan melakukan penyesuaian jadwal tidur, kerja, ibadah, dan bersantai.