tb tulang belakang

tb tulang belakang

Tuberkulosis pada umumnya diketahui menyerang organ paru-paru dan menimbulkan gejala seperti batuk, demam, penurunan berat badan, dan sebagainya. Namun, bakteri penyebab Tuberkulosis sebenarnya dapat menyerang berbagai organ lain, termasuk tulang belakang.

Gejala infeksi TB tulang belakang juga bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan infeksi penyakit tersebut. Biasanya gejala awal TB tulang sulit dideteksi karena tidak memiliki gejala yang spesifik. Untuk itu, individu perlu selalu waspada dan rutin melakukan pemeriksaan di layanan kesehatan terdekat.

Lalu apa itu sebenarnya TB tulang? Yuk, kita simak ulasannya di bawah ini!

Tb tulang adalah

Tuberculosis (TB) tulang dikenal juga dengan Pott disease atau spondilitis tuberkulosa adalah penyakit infeksi bakteri tuberkulosis di luar organ paru (ekstrapulmonal). Umumnya infeksi bakteri TB ditularkan melalui udara baik dari percikan batuk atau bersin penderita TB. Bakteri tersebut kemudian akan menyerang organ paru-paru dengan menempel pada permukaan alveolar paru.

Akan tetapi, bakteri TB ternyata juga dapat menginfeksi bagian tubuh lain seperti misalnya tulang belakang, sistem saraf, maupun organ lainnya. Infeksi bakteri TB pada tulang belakang umumnya merupakan akibat infeksi yang berasal dari tempat lain dalam tubuh.

Penyakit tb tulang belakang

Penyakit TB tulang belakang adalah manifestasi kronis dari infeksi penyakit menular TB. Umumnya, hanya 20-30% pada penderita TB tulang mengalami gejala konstitusional seperti demam, nyeri kepala, penurunan berat badan, dll.

Bagian tulang belakang yang paling sering terserang TBC tulang belakang adalah tulang belakang bagian tengah dan bagian bawah. Jika bakteri menyebar di antara dua tulang belakang yang berdekatan, penderita bisa mengalami infeksi pada bantalan di antara dua vertebra (diskus intervertebralis).

Bantalan ini pada dasarnya tidak memiliki pembuluh darah dan tidak teraliri nutrisi. Jika bantalan terinfeksi maka perlahan akan terjadi kematian sel-sel diskus. Hal ini mengakibatkan jarak kedua tulang belakang akan menyempit bahkan menempel. Tulang belakang pun kehilangan kelenturan dan rusak dan tubuh terasa kaku.

Sayangnya, infeksi TB tulang cenderung sulit terdeteksi karena manifestasi gejalanya yang tidak spesifik pada awal infeksi. Lalu apa yang menyebabkan seseorang terinfeksi TB tulang?

Penyebab tb tulang belakang

Penyebab TB tulang belakang adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang berasal dari paru-paru atau lokasi lain dari tubuh dan kemudian menyebar lewat aliran darah (hematogen) ke tulang belakang.

Infeksi bakteri TB pada tulang belakang dimulai dari korpus tulang vertebra anterior. Gejala infeksi ini ditandai dengan adanya abses dingin (cold abscesses), defisit neurologis onset cepat atau lambat, dan kifosis akibat kerusakan pada tulang belakang. Kondisi ini dapat semakin bertambah parah apabila dibiarkan tidak terobati.

Ada beberapa faktor yang semakin meningkatkan risiko seseorang rentan terinfeksi TB tulang, antara lain:

  • Riwayat terinfeksi virus HIV
  • Kurang gizi
  • Tingkat ekonomi yang rendah, dan
  • Tinggal di daerah yang rawan atau sedang mengalami wabah tuberkulosis.

Gejala tb tulang belakang

Gejala TB tulang belakang yang biasanya dialami oleh sebagian besar penderita TB tulang belakang adalah nyeri pada punggung. Namun, gejala tulang belakang bergantung pada beberapa faktor seperti tahapan infeksi penyakit, lokasi tulang yang terinfeksi, dan ada tidaknya komplikasi seperti defisit neurologis, abses, atau celah sinus akibat infeksi pada struktur tulang yang menembus hingga ke permukaan kulit.

Beberapa gejala lain yang dapat muncul ketika seseorang terkena TBC tulang belakang, di antaranya:

  • Demam
  • Penurunan berat badan
  • Hilang nafsu makan
  • Kelelahan
  • Nyeri punggung yang dirasakan selama berminggu-minggu
  • Rasa kaku dan tegang pada otot di sekitar lokasi infeksi
  • Kifosis atau kelainan pada lengkung tulang belakang
  • Adanya abses dingin (cold abscesses) berukuran besar yang dapat menonjol pada selangkangan menyerupai hernia
  • Defisit neurologis, bergantung pada tingkat keparahan kompresi serabut saraf tulang belakang, mulai dari kesulitan berjalan hingga gejala yang parah seperti quadriparesis

Karena TBC tulang belakang dapat disertai dengan TB paru, gejala TB paru seperti batuk dan sesak napas juga bisa terjadi. Selain itu,TBC tulang belakang sudah cukup parah akan menimbulkan gejala yang lebih serius, seperti:

  • Kesulitan bergerak atau berjalan
  • Tungkai yang memendek pada anak-anak
  • Gangguan saraf, seperti kelemahan atau kelumpuhan otot, mati rasa dari pinggang ke bawah, nyeri yang menyengat dan menjalar, dan sindrom cauda equina
  • Nyeri kepala, kaku leher, demam, akibat penyebaran tuberkulosis ke selaput otak

Meski jarang terjadi, TBC tulang belakang juga dapat terjadi di bagian leher dan menyebabkan gejala seperti sulit menelan (disfagia), suara serak (stridor), tortikolis, dan lemah otot atau mati rasa di kedua tangan dan kaki

Pengobatan tb tulang belakang

Pengobatan TB tulang belakang akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing penderita. Sebelum memulai pengobatan TB tulang belakang, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan lain seperti pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium, pencitraan, dan kultur serta polymerase chain reaction (PCR).

Landasan utama dalam pengobatan TB tulang belakang adalah penggunaan obat antituberkulosis (OAT). Pengobatan dengan OAT dapat berlangsung selama 9–12 bulan.
Jenis antibiotik yang paling sering digunakan sebagai obat antituberkulosis meliputi:

  • Rifampicin
  • Isoniazid
  • Ethambutol
  • Pyrazinamide

Pengobatan di atas harus dilakukan sesuai dengan aturan yang diberikan dokter. Perlu diingat, antibiotik harus dihabiskan meski pasien mengalami perbaikan gejala di beberapa bulan pertama.

Obat-obatan di atas bisa diberikan dalam bentuk oral (minum) atau injeksi (suntikan), dan dilakukan setiap hari. Pada TBC tulang belakang yang resisten terhadap pengobatan, durasi pemberian obat bisa lebih lama, yaitu minimal 20 bulan.

Selain terapi obat, terdapat tambahan pilihan terapi lain berupa:

  • Penggunaan alat bantu atau penyangga, berupa gips atau spinal brace selama 2 – 3 bulan pertama pengobatan atau sampai kondisi tulang telah kembali stabil
  • Prosedur operasi untuk penderita TB tulang yang mengalami defisit neurologis dan derajat kifosis yang berat serta pengobatan dengan OAT tidak memberikan respon yang baik.

TB tulang belakang yang dideteksi dan ditangani dengan pemberian terapi yang tepat sejak dini biasanya dapat memberikan hasil yang memuaskan.

Share artikel ini
Reference