PMDD Adalah Gangguan PMS Yang Lebih Parah, Ini Bedanya!
Kamu mungkin sering mendengar apa itu PMS, tapi tahukah kamu PMDD? PMDD adalah versi kompleks dari PMS (sindrom pramenstruasi).
Umumnya, wanita mengalami PMS dalam siklus menstruasinya. Kondisi ini ditandai dengan perubahan suasana hati, sakit kepala, jerawat, dan payudara sedikit bengkak. Namun, jika gejala PMS kamu sangat parah, kamu mungkin mengalami gangguan PMDD.
Yuk, cari tahu lebih lanjut dan bagaimana kamu bisa segera mengatasinya!
Apa itu premenstrual dysphoric disorder (PMDD)?
Premenstrual dysphoric syndrome atau PMDD adalah suatu kondisi di mana wanita mengalami gejala fisik dan emosional yang parah sebelum menstruasi, yang dapat mengganggu aktivitas dan kesehatannya. Meski terdengar mirip dengan PMS, gejalanya lebih parah dan menyakitkan.
Bisa terjadi 7 sampai 10 hari sebelum kamu menstruasi. Namun, kondisi ini bisa datang lebih awal atau mendekati menstruasi.
Gejalanya sendiri mirip dengan PMS, seperti kram perut, payudara bengkak, dan mudah lelah, PMDD menyebabkan perubahan suasana hati yang lebih parah yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan kehidupan sosial penderitanya.
Perbedaan PMDD dengan PMS
Kebanyakan wanita bahkan mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki PMDD. Hal ini terjadi karena gejala PMDD hampir mirip dengan PMS. Bedanya, penderita akan mengalami gejala fisik dan emosional yang lebih parah dibandingkan PMS.
Di sisi lain, penderita PMDD akan lebih banyak mengalami gejala emosional daripada fisik. PMDD dapat mengakibatkan perubahan suasana hati yang ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas dan hubungan kamu. Meski begitu, dalam beberapa kasus, ada juga wanita yang lebih banyak mengalami gejala fisik saat mengalaminya.
Penyebab PMDD pada wanita
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab PMDD. Namun, perubahan hormonal yang terjadi selama siklus menstruasi dapat menyebabkannya.
Selain perubahan hormonal, beberapa faktor yang dianggap berperan dalam terjadinya PMDD, antara lain:
- Gangguan tiroid
- Kurang olahraga
- Kegemukan
- Minum alkohol
- Sering mengalami kecemasan
- Sedang menderita depresi berat
- Penggunaan obat-obatan terlarang
- Memiliki ibu dengan riwayat gangguan serupa
Gejala PMDD pada wanita
Ada 11 gejala PMDD yang bisa terjadi begitu parah sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya.
Satu atau lebih dari gejala ini cukup signifikan untuk memengaruhi hidup kamu:
- Perubahan suasana hati
- Iritabilitas, kemarahan, atau peningkatan konflik antarpribadi
- Perasaan depresi, putus asa, atau memiliki pikiran yang mencela diri sendiri
- Kecemasan atau ketegangan
- Kurangnya minat pada orang dan aktivitas yang biasanya kamu nikmati
- Sulit berkonsentrasi
- Kelelahan atau kekurangan energi
- Perubahan nafsu makan atau mengidam makanan tertentu
- Kantuk berlebihan atau insomnia
- Merasa kewalahan atau di luar kendali
- Gejala fisik seperti nyeri atau bengkak pada payudara, nyeri sendi atau otot, atau merasa kembung
Faktor risiko PMDD pada wanita
PMDD bisa dialami oleh setiap wanita. Berikut adalah berbagai faktor risiko seorang wanita bisa mengalami PMDD, antara lain yakni:
- Memiliki riwayat keluarga gangguan PMDD
- Mengalami trauma emosional atau fisik
- Memiliki riwayat depresi atau gangguan mood lainnya
- Memiliki berat badan berlebih
- Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
- Merokok
Apakah PMDD berbahaya untuk wanita?
Dilansir dari John Hopkins Medicine, PMDD adalah kondisi kronis yang serius. Oleh karena itu, penderitanya membutuhkan penanganan medis untuk dapat mengatasi gangguan ini.
Gejala PMDD ini bisa saja muncul 1 sampai 2 minggu sebelum hari pertama kamu menstruasi. Umumnya, gejala berlanngsung 2 sampai 3 hari akan hilang setelah kamu menstruasi. Pada wanita, hal ini sangat jarang terjadi, tapi kamu harus tetap mewaspadainya.
Diagnosis PMDD pada wanita
Untuk mendiagnosis PMDD, dokter akan bertanya dan menjawab pertanyaan terkait keluhan yang dialami pasien, sejak kapan gejala itu muncul, siklus menstruasi pasien, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarga. Kemudian, dokter segera melakukan pemeriksaan fisik untuk kamu.
Dokter dapat menentukan pasien menderita PMDD jika:
- Ada lima atau lebih gejala PMDD yang dialami pasien
- Gejala timbul 7-10 hari sebelum haid
- Keluhan mereda 2-3 hari setelah menstruasi dimulai
- Gejalanya diikuti oleh gangguan mood yang parah
- Gejala bukan merupakan komplikasi dari gangguan mental lain, seperti depresi berat, gangguan kecemasan, atau gangguan kepribadian
Jika gejala yang kamu alami tidak termasuk seperti itu, maka dokter akan menyarankan kamu untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Pengobatan medis untuk pmdd pada wanita
Memang, pengobatan PMDD adalah tidak mudah karena tidak sepenuhnya teratasi. Namun, ada beberapa perawatan yang bisa dilakukan untuk mencegah atau setidaknya meminimalkan munculnya gejala. Berikut adalah pengobatan yang bisa kamu lakukan:
1. Pil KB
Sebagian wanita, mungkin dengan konsumsi pil KB bisa membantu mengurangi gejalanya. Cara ini ternyata juga bisa membantu kamu bisa meredakan PMS yang sedang kamu alami.
2. Obat herbal
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengobatan herbal menggunakan chasteberry dapat membantu mengurangi gejala seperti lekas marah, perubahan suasana hati, nyeri payudara, kram, dan mengidam makanan tertentu. Meski begitu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan temuan tersebut.
3. Perubahan gaya hidup dan pola makan
Olahraga teratur dapat membantu mengurangi gejalanya. Selain itu, kamu juga harus mengurangi kebiasaan mengkonsumsi minuman berkafein, alkohol, dan berhenti merokok untuk meredakan gejalanya.
Hindari hal-hal yang dapat memicu stres. Untuk mengatasi stres, kamu bisa melakukan aktivitas yang memiliki efek relaksasi seperti meditasi dan yoga.
4. Konsumsi obat antidepresan
Mengkonsumsi obat antidepresan SSRI seperti fluoxetine dan sertraline dapat mengurangi gejala emosional PMDD. Gejala yang bisa diminimalisir dengan mengonsumsi obat antidepresan antara lain kelelahan, mengidam makanan tertentu, dan masalah tidur.
Kapan harus ke dokter?
Periksa dengan dokter kamu jika kamu mengalami salah satu gejala yang tercantum di atas, terutama jika mengganggu aktivitas sehari-hari kamu dan tidak membaik dengan perawatan diri. Jika kamu mengalami gejala seperti berikut ini, maka kamu harus segera pergi ke dokter. Gejala tersebut, antara lain:
- Serangan panik
- Kemarahan tak terkendali
- Depresi berat
- Adanya keinginan rasa untuk bisa menyakiti diri sendiri maupun orang lain
- Keinginan untuk bunuh diri
PMDD adalah sebuah gejala yang menyebabkan perubahan fisik dan emosional yang mirip dengan PMS, tetapi efeknya bisa lebih parah dan menyakitkan. Jika gejala yang ditunjukkan mulai mengganggu aktivitas atau kondisi kesehatan kamu, segera konsultasikan ke dokter.