Apa Itu Plasenta Akreta? Ini Gejala, Penyebab, dan Mengatasi Masalah dalam Kehamilan!
Plasenta akreta adalah salah satu masalah kehamilan yang cukup serius. Pasalnya, kondisi yang memengaruhi tali plasenta ini bisa berdampak pada kesehatan ibu dan janin yang baru saja dilahirkan.
Masalah ini dapat terdeteksi sebelum persalinan sehingga dapat mencegah terjadinya risiko kelahiran pada ibu hamil dan janin. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, cek informasi selengkapnya di sini!
Apa itu plasenta akreta?
Plasenta akreta adalah kondisi yang terjadi ketika plasenta menempel terlalu kuat, atau tumbuh terlalu dalam pada dinding rahim. Ini menyebabkan plasenta tidak bisa melepaskan diri secara alami setelah proses melahirkan.
Kondisi ini merupakan salah satu bentuk plasenta previa, yaitu kondisi saat plasenta menempel di bagian bawah rahim.
Namun, plasenta akreta mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan jenis plasenta previa lainnya. Bila hal ini terjadi, nyawa ibu yang akan melahirkan bisa terancam karena dapat memicu perdarahan yang serius.
Ciri-ciri plasenta akreta
Plasenta akreta adalah masalah kehamilan yang tidak memicu tanda atau gejala selama masa kehamilan. Namun, ada kemungkinan hal ini bisa menyebabkan perdarahan vagina selama trimester ketiga.
Beberapa orang mungkin mengalami beberapa tanda yang mirip dengan masalah kesehatan lainnya sehingga sulit untuk dibedakan, misalnya:
- Nyeri hebat pada area rahim
- Pertumbuhan janin yang terhambat
- Detak jantung janin yang tidak stabil
- Kehilangan darah yang signifikan setelah persalinan
Untuk mendapatkan diagnosis masalah kehamilan ini, biasanya dapat terdeteksi dengan pemeriksaan USG yang dilakukan secara rutin.
Penyebab plasenta akreta
Penyebab plasenta akreta diduga berhubungan dengan kelainan pada lapisan rahim. Ini bisa terjadi akibat jaringan parut setelah operasi caesar atau operasi lainnya.
Walau begitu, ada kemungkinan masalah ini bisa terjadi tanpa riwayat operasi rahim.
Faktor risiko
Meskipun penyebabnya tidak begitu jelas, plasenta akreta adalah kondisi yang bisa dipicu oleh berbagai faktor risiko. Berikut ini faktor-faktornya.
1. Riwayat operasi caesar
Ibu yang pernah menjalani beberapa kali operasi caesar memiliki risiko lebih tinggi mengalami plasenta akreta akibat jaringan parut pada rahim.
Artinya, semakin sering operasi caesar yang dilakukan dari waktu ke waktu, semakin tinggi risiko plasenta akreta.
2. Riwayat operasi rahim
Bagi kamu yang pernah mengalami fibroid rahim, yaitu pertumbuhan non-kanker atau tumor otot rahim, yang diangkat, risiko terkena plasenta akreta lebih tinggi. Pasalnya, jaringan parut dari prosedur ini bisa memicu masalah kehamilan ini.
Selain operasi pengangkatan fibroid rahim, prosedur pengangkatan jaringan dari rahim bisa menyebabkan jaringan parut.
3. Riwayat mengalami plasenta previa
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, plasenta akreta adalah salah satu bentuk dari plasenta previa.
Jadi, orang yang pernah mengalami plasenta previa, kondisi ketika plasenta menghalangi serviks, memiliki risiko lebih tinggi terhadap masalah kehamilan ini.
Diagnosis plasenta akreta
Untuk mendiagnosis placenta akreta, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menggunakan teknik pencitraan seperti ultrasound (USG).
Pemeriksaan ultrasound (USG) dapat membantu mengidentifikasi penempelan plasenta yang tidak normal pada dinding rahim.
Jika terdapat kecurigaan masalah kehamilan ini, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan seperti MRI atau angiografi.
Penanganan plasenta akreta
Dilansir dari Mayo Clinic, ada beberapa rencana pengobatan ketika dokter mencurigai adanya kemungkinan masalah kehamilan ini.
Umumnya, kamu akan menjalani operasi caesar yang diikuti dengan pengangkatan rahim, atau histerektomi.
Prosedur yang disebut sebagai histerektomi sesar ini membantu mengurangi risiko perdarahan hebat yang berbahaya bagi ibu.
Jika mengalami perdarahan vagina selama trimester ketiga, dokter mungkin akan merekomendasikan rawat inap untuk observasi lebih lanjut.
Komplikasi yang dapat terjadi
Selama persalinan normal, plasenta seharusnya terlepas dari rahim pada tahap terakhir proses melahirkan.
Namun, ibu yang mengalami plasenta akreta tidak akan mudah ‘melepaskan’ tali plasenta tersebut secara alami. Bila hal ini terjadi, ada beberapa risiko komplikasi bagi bayi dan ibu.
Komplikasi pada bayi
Komplikasi pada bayi dalam kasus masalah kehamilan ini sebagai berikut.
- Bayi membutuhkan perawatan hingga harus masuk ke unit perawatan intensif
- Bayi berisiko tidak stabil karena ada kemungkinan persalinan perlu dilakukan lebih awal yang bisa memicu perdarahan pada ibu.
Komplikasi pada ibu
Berikut ini deretan komplikasi yang bisa terjadi pada ibu pada kasus kehamilan ini:
- Perdarahan hebat, baik itu dari plasenta previa atau saat mengeluarkan plasenta yang menempel di rahim.
- Proses persalinan normal yang tidak memungkinkan karena dokter harus mengeluarkan plasenta dan mengontrol perdarahan dari operasi sesar.
- Histerektomi atau operasi pengangakatan rahim untuk menghentikan kehilangan darah.
Plasenta akreta adalah masalah kehamilan yang serius dan memerlukan perhatian medis yang tepat.
Maka dari itu, kenali tanda-tanda, faktor risiko sedini mungkin sampai upaya pencegahan untuk mengurangi bahaya dari masalah kesehatan satu ini.
Penulis: Nabila Azmi