6 Penyebab bayi sungsang dan cara mengatasinya
Posisi sungsang pada bayi seringkali dialami oleh beberapa ibu hamil. Posisi bayi sungsang tersebut dapat membuat persalinan normal menjadi sulit. Sehingga, pada kasus bayi sungsang, ibu hamil disarankan untuk melahirkan dengan prosedur caesar.
Posisi ini biasanya dapat dipastikan ketika usia kehamilan mencapai 36 minggu. Pada tahap sebelumnya, posisi bayi masih dapat berubah karena ukurannya masih kecil. Namun, ketika memasuki minggu ke-36, bayi akan menetapkan posisinya karena ukurannya yang semakin besar menghambat perubahan posisi.
Biasanya, pada minggu tersebut, kepala bayi akan berada di bawah rahim sehingga memudahkan proses persalinan. Namun, jika posisi kepala bayi tidak berubah dan tetap berada di atas, dokter akan mendiagnosis bahwa bayi berada dalam posisi sungsang. Dokter akan mengonfirmasi hal ini melalui pemeriksaan USG.
Penyebab bayi sungsang
Posisi bayi sungsang terjadi pada setidaknya 4% ibu yang mengandung di seluruh dunia. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab bayi sungsang agar ibu lebih aware dan mendapatkan penanganan yang tepat. Ada beberapa faktor penyebabnya, yaitu:
1. Jumlah air ketuban
Penyebab bayi sungsang selanjutnya juga dapat dipengaruhi oleh jumlah air ketuban yang tidak normal, baik terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Jika terjadi kelebihan air ketuban, bayi cenderung sering berubah posisi di dalam rahim. Di sisi lain, kekurangan air ketuban juga dapat menyulitkan gerakan bayi dalam kandungan.
2. Terlilit tali pusat
Bayi dalam kandungan secara normal memang sering aktif bergerak. Oleh karena itu, adanya kondisi bayi terlilit tali pusat adalah hal yang sangat mungkin terjadi.
Keadaan ini dapat membuat bayi sulit untuk berputar di dalam rahim, sehingga posisi kepala bayi menjadi tidak bisa berada di bawah dengan baik ketika waktu persalinan semakin dekat.
3. Letak plasenta
Penyebab bayi sungsang selanjutnya adalah letak plasentanya. Ketika plasenta menutupi rongga panggul, hal ini dapat menghambat kepala bayi untuk masuk dengan benar ke jalan lahir atau bahkan menjauhinya. Akibatnya, posisi kepala bayi menjadi tidak tepat dan tidak berada di bawah dengan baik.
4. Panggul ibu terlalu sempit
Pada kenyataannya, tidak hanya faktor dari bayi yang memengaruhi posisi sungsang, tetapi juga faktor bentuk fisik ibu dapat berperan.
Ibu yang memiliki panggul yang sempit dapat menyulitkan kepala bayi untuk masuk ke jalan lahir dengan baik. Sebagai hasilnya, ketika bayi bergerak, posisinya akan cenderung berputar dengan bokong berada di bawah.
5. Mengandung anak kembar
Kehamilan bayi kembar memang memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan kehamilan tunggal. Salah satu dampaknya adalah adanya pembatasan ruang gerak bagi bayi-bayi tersebut, sehingga sulit bagi mereka untuk berputar dan menemukan jalan lahir ketika waktu persalinan mendekat.
6. Miom
Ketika seorang ibu mengalami miom pada rahim, hal ini dapat berkontribusi terhadap penyebab posisi sungsang pada bayi. Adanya benjolan miom dalam rahim dapat menghambat pergerakan bayi di dalam kandungan, sehingga mempengaruhi posisinya.
Cara mengetahui bayi sungsang
Ada beberapa tanda yang bisa digunakan untuk mengenali posisi bayi sungsang, yaitu:
1. Kaki janin bergerak sejajar telinga
Ketika bayi berada dalam posisi frank breech, di mana kaki bayi menekuk hingga sejajar dengan telinganya, kamu mungkin akan merasakan tekanan di sekitar tulang rusuk ketika bayi bergerak atau menendang.
Pada posisi ini, kedua kaki bayi akan lurus ke atas, bahkan hingga sejajar dengan telinga, sedangkan bokongnya berada di bawah dan dekat dengan jalan lahir.
2. Kepala janin bergerak menekan diafragma
Saat kepala bayi berada di bawah, kamu mungkin akan merasakan adanya benjolan yang keras dan bulat di atas pusar. Tekanan yang dihasilkan oleh kepala bayi terhadap diafragma dapat menyebabkan sedikit sesak.
Hal ini dikarenakan diafragma merupakan jaringan otot yang berperan dalam proses pernapasan, yaitu menghirup dan mengeluarkan napas.
3. Melakukan tendangan tajam ke kandung kemih
Jika bayi berada dalam posisi sungsang lengkap (complete breech), kamu akan merasakan tendangan yang tajam di sekitar kandung kemih.
Pada posisi ini, kedua lutut dan kaki bayi menekuk seperti sedang jongkok, sehingga bokong atau kakinya bisa memasuki jalan lahir terlebih dahulu. Akibatnya, kamu mungkin akan lebih sering merasakan keinginan untuk buang air kecil.
4. Badan janin bergerak ke atas pusar
Pada posisi normal, detak jantung janin akan terasa di bawah pusar. Namun, pada bayi sungsang, detak jantungnya akan terasa di atas pusar.
Perlu diingat bahwa posisi ini dapat berubah saat janin bergerak. Untuk memastikan posisi janin dengan lebih pasti, sangat penting untuk menjalani pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Cara mengatasi posisi bayi sungsang
Untuk meningkatkan tingkat keberhasilan dalam mengatasi penyebab bayi sungsang, kamu tentu harus mengetahui kondisi tersebut sesegera mungkin. Kamu bisa mengatasi bayi sungsang dengan menggunakan beberapa cara berikut:
1. External Cephalic Version
External Cephalic Version (ECV) adalah metode yang dilakukan oleh dokter untuk mengatasi bayi sungsang. Dalam prosedur ini, dokter akan mencoba mengubah posisi bayi menjadi posisi yang benar dengan menekan perut secara lembut. Biasanya, ECV dilakukan pada usia kehamilan antara 36 hingga 38 minggu.
Namun, kamu juga harus tahu bahwa prosedur ECV harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena dapat memiliki risiko tertentu.
ECV tidak direkomendasikan dalam kasus kehamilan kembar atau riwayat perdarahan yang signifikan. Oleh karena itu, kamu wajib berkonsultasi dengan dokter kandungan atau bidan sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur ECV.
2. Breech Tilt
Breech tilt merupakan salah satu cara yang dapat kamu lakukan sendiri tanpa bantuan dokter untuk mengatasi bayi sungsang. Caranya adalah dengan berbaring dengan pinggul yang sedikit terangkat dan meletakkan bantal di bawah pinggul, sambil menekuk lutut sehingga posisi tubuh tidak telentang. Gerakan ini dapat dilakukan selama 10-15 menit, dua kali sehari, ketika bayi terasa aktif.
Breech tilt bertujuan untuk merangsang bayi agar bergerak dan mengubah posisinya menjadi kepala di bawah. Namun, sebelum melakukan breech tilt, kamu sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan keamanan dan kesesuaian metode ini dengan kondisi kehamilanmu.
3. Gerakan lutut dada
Selain breech tilt, kamu juga dapat mencoba gerakan lutut dada untuk merangsang bayi agar memutar posisinya. Caranya cukup mudah, kamu dapat memposisikan diri dalam posisi seperti sujud, di mana kepala dan bahu berada di bawah sementara panggul dan pantat berada di atas.
Lakukan gerakan ini selama 15-20 menit setiap hari untuk merangsang bayi menuju posisi yang lebih sesuai dengan jalan lahir. Namun, tetaplah berkonsultasi dengan dokter kandungan sebelum mencoba gerakan ini, terutama jika kamu memiliki kondisi medis tertentu atau riwayat kehamilan yang membutuhkan perhatian khusus.
4. Minyak esensial
Cara mengatasi bayi sungsang selama kehamilan yang terakhir adalah dengan minyak esensial. Beberapa jenis minyak esensial dengan aroma tertentu diklaim dapat membantu merangsang bayi untuk berputar ke posisi yang diinginkan. Contoh minyak esensial yang sering digunakan dalam hal ini adalah minyak peppermint atau minyak lavender.
Kamu dapat mengoleskan minyak tersebut secara rutin ke bagian perut selama beberapa hari. Namun, sangat penting juga untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan minyak esensial atau memulai terapi apa pun. Dokter dapat memberikan nasihat yang tepat berdasarkan kondisi kesehatan kamu.
Penulis: Hutri Cika Agustina Berutu