Organ Reproduksi Wanita: Bukan Hanya Vagina dan Rahim
Organ reproduksi wanita adalah sistem organ yang bekerja mengatur fungsi reproduksi wanita mulai dari siklus menstruasi hingga menghasilkan keturunan. Selain itu, organ reproduksi memiliki fungsi dan peran yang penting bagi tubuh.
Namun, tahukah kamu kalau tidak seluruh wanita dilahirkan dengan bentuk dan ukuran organ reproduksi yang sama? Yuk, simak fungsi dan struktur apa saja yang ada pada organ reproduksi wanita!
Fungsi organ reproduksi wanita
Setiap bagian organ reproduksi memiliki fungsi dan perannya masing-masing. Berikut fungsi organ reproduksi wanita yang perlu kamu ketahui:
- Sebagai pelindung organ bagian dalam
- Untuk memproduksi hormon
- Mengatur siklus reproduksi
- Menghasilkan keturunan yang mana apabila sel telur dibuahi akan memberi sinyal pada tubuh untuk mempersiapkan rahim dalam proses pertumbuhan serta perkembangan janin
Anatomi organ reproduksi wanita
Secara anatomi, organ reproduksi wanita terbagi menjadi 2 bagian, yaitu organ reproduksi bagian luar (eksternal) dan organ reproduksi bagian dalam (internal).
Organ reproduksi eksternal
Struktur utama organ genital eksternal yang menjadi bagian dari organ reproduksi wanita terdiri dari mons pubis, labia majora, labia minora, kelenjar bartholin, klitoris, dan selaput dara.
Seluruh organ yang secara kolektif disebut sebagai vulva mempunyai perannya masing-masing, berikut penjelasannya:
1. Mons pubis
Mons pubis adalah gundukan bulat jaringan lemak di bawah kulit yang menutupi tulang kemaluan atau simfisis pubis. Saat pubertas mons pubis akan mulai ditumbuhi dengan rambut kemaluan.
Mons pubis juga mengandung kelenjar penghasil minyak (sebaceous) yang melepaskan zat yang berhubungan dalam ketertarikan seksual (pheromones).
2. Labia mayora
Labia mayora atau disebut bibir besar adalah sepasang lipatan tebal kulit dan jaringan lemak yang ditemukan lebih sedikit dari mons pubis.
Setelah pubertas, sisi-sisi pinggir labia mayora akan ditutupi oleh rambut kemaluan. Selain itu, permukaaan dalam labia mayora tidak berambut.
Labia mayora lebih tebal di bagian depan, tempat mereka terbentuk dengan bergabung di lipatan bagian depan, yang terletak di bawah mons pubis.
3. Labia minora
Organ reproduksi luar lainnya adalah labia minora atau disebut bibir kecil. Labia minora jauh lebih tipis, tanpa lemak, dan tidak ditumbuhi rambut.
Diperkirakan memiliki lebar mencapai 5 cm, labia minora terletak tepat di dalam labia mayora dan mengelilingi lubang vagina serta uretra.
Ujung depan labia minora terbelah untuk membentuk lapisan atas dan bawah. Karena terdapat banyak pasokan pembuluh darah, labia minora yang berwarna merah muda dapat terasa penuh, membengkak, dan menjadi sensitif bila mengalami rangsangan seksual.
4. Kelenjar bartholin atau kelenjar vestibular
Kelenjar bartholin adalah vestibular yang berukuran lebih besar dengan ukuran seperti kacang. Kelenjar ini terletak di samping lubang vagina serta memiliki saluran pendek yang membuka ke vestibulum atau vagina bagian bawah.
Ketika dirangsang, kelenjar bartholin akan menghasilkan dan mengeluarkan cairan kental (lendir).
5. Klitoris
Klitoris adalah organ reproduksi wanita yang ditutupi oleh lipatan kulit atau disebut preputium. Organ ini berbentuk tonjolan kecil dan terletak di ujung atas antara labia minora yang sangat sensitif terhadap rangsangan dan dapat menghasilkan orgasme.
6. Hymen
Tidak semua wanita dilahirkan dengan hymen (selaput dara). Selaput dara juga memiliki variasi dari bentuk sampai ketebalan.
Pada kondisi tertentu seperti selaput dara yang terlalu kecil atau justru tertutup dapat menyebabkan gangguan menstruasi sehingga membutuhkan prosedur medis.
Selaput dara juga dapat robek karena berbagai aktivitas fisik seperti hubungan seksual, penggunaan tampon atau menstrual cup, pemeriksaan rongga pelvis dengan spekulum, latihan fisik, gerakan ‘split’ atau menunggangi kuda.
Organ reproduksi internal
Pada bagian dalam, organ reproduksi wanita terdiri dari vagina, rahim, tuba falopi atau saluran telur, serta ovarium. Berikut masing-masing penjelasannya:
1. Vagina
Vagina adalah saluran yang menghubungkan leher rahim ke bagian luar tubuh, berbentuk seperti tabung dan memiliki otot yang elastis dengan panjang sekitar 10-12 cm pada wanita dewasa. Organ ini berfungsi sebagai tempat jalan lahir dan keluarnya darah haid.
Dilapisi oleh selaput lendir, vagina memiliki lipatan dan kerutan yang akan berubah menjadi halus sebelum pubertas dan setelah menopause.
Saat terjadi hubungan seksual, penetrasi penis ke dalam vagina menghasilkan sperma yang kemudian bergerak untuk membuahi sel ovum.
Beberapa struktur organ reproduksi wanita termasuk vagina dilapisi oleh kelenjar yang menghasilkan mukus (lendir) untuk menjaga kelembaban organ. Cairan mukus yang dikeluarkan oleh vagina dan serviks dianggap normal jika berwarna jernih atau putih susu.
2. Rahim (uterus)
Rahim atau uterus adalah organ reproduksi wanita yang berongga dan berbentuk buah pir. Organ berdinding tebal dan berotot ini memiliki peran utama sebagai tempat janin yang sedang berkembang.
Uterus terdiri dari 2 bagian, yaitu serviks (leher rahim) dan korpus (badan utama rahim).
- Serviks (leher rahim): bagian bawah rahim yang menonjol ke bagian atas vagina. Sama seperti vagina, serviks dilapisi dengan selaput lendir, tetapi lebih halus.
- Korpus: bagian rahim yang berotot dan dapat meregang untuk menyesuaikan dengan janin yang sedang tumbuh dan berkembang. Selama persalinan, organ reproduksi ini akan berkontraksi mendorong bayi keluar melalui serviks dan vagina.
3. Tuba falopi atau oviduct
Tuba falopi adalah tabung sempit yang melekat pada bagian atas rahim berfungsi sebagai saluran bagi sel telur untuk melakukan perjalanan dari ovarium ke rahim, tuba falopi juga berperan sebagai tempat terjadi pembuahan sel telur dengan sperma.
Dengan panjang sekitar 10-13 cm, tuba falopi dilapisi dengan tonjolan kecil seperti rambut (silia). Silia dan otot-otot di dinding tabung akan mendorong telur ke bawah menuju rahim.
4. Ovarium atau indung telur
Ovarium adalah kelenjar kecil berbentuk oval yang terletak di kedua sisi rahim. Berwarna mutiara dan seukuran kenari, ovarium memproduksi hormon estrogen dan progesteron yang berperan penting terhadap pubertas, siklus menstruasi, dan kehamilan.
Selain itu, ovarium juga memproduksi dan melepaskan sel telur. Sel telur yang sedang berkembang (oosit) terdapat dalam rongga berisi cairan (folikel) di dinding ovarium.
Organ reproduksi yang sehat akan menghasilkan hormon seksual yang seimbang dan menjaga sistem reproduksi, seperti siklus menstruasi, pembuahan, kehamilan, hingga persalinan. Oleh karena itu, jagalah kebersihan dan kesehatan organ reproduksimu.
Penulis: Joselyn Gomulya