Ondansetron Injeksi: Indikasi, Dosis, dan Efek Samping
Ondansetron adalah salah satu obat sebagai terapi empiris untuk mengatasi mual dan muntah secara efektif dan tersedia dalam bentuk tablet maupun injeksi. Umumnya, ondansetron injeksi untuk mencegah mual dan muntah karena kemoterapi dan terapi radiasi penyakit kanker setelah tindakan operasi dan sebagainya.
Namun, penggunaan obat ini harus dengan hati-hati karena dapat berinteraksi dengan obat-obatan lainnya. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang obat ondansetron, yuk kita simak ulasannya di bawah ini.
Apa itu ondansetron injeksi?
Ondansetron injeksi adalah obat antiemetik untuk mengatasi atau mencegah mual dan muntah dalam bentuk suntikan baik intravena maupun intramuskular. Obat ini termasuk salah satu dari 4 obat yang Food and Drug Administration (FDA) setujui untuk mengobati mual dan muntah, yaitu granisetron, dolasetron, dan palonosetron.
Ondansetron bekerja dengan menghambat pelepasan senyawa serotonin baik secara sentral dan perifer pada saluran cerna dan sistem saraf pusat (antagonis reseptor serotonin 5-HT3). Akibatnya, neurotransmitter seperti serotonin, toksin, dan sinyal tubuh yang berperan dalam menimbulkan sensasi mual dan muntah menjadi terhalang. Obat ini akan dimetabolisme secara primer di organ hati.
Indikasi ondansetron
Ondansetron bisa efektif mengatasi gejala mual-muntah dengan karena penyebab yang beragam. Berikut indikasi obat ondansetron:
- Mencegah mual dan muntah karena kemoterapi
- Sebagai pencegahan mual dan muntah setelah terapi radiasi
- Mencegah mual dan muntah setelah operasi
Meskipun efektif dalam mencegah mual dan muntah pada kondisi tersebut di atas, obat ini hanya memiliki efek minim terhadap mual dan muntah pada mabuk perjalanan karena memiliki mekanisme yang berbeda.
Ondansetron sebaiknya tidak diberikan atau dikontraindikasikan pada kondisi:
- Pada individu yang memiliki alergi atau hipersensitivitas pada obat maupun komponen di dalamnya
- Individu yang menggunakan apomorphine (Apokyn) karena dapat menyebabkan hipotensi berat dan kehilangan kesadaran
- Alergi terhadap obat yang serupa dengan ondansetron seperti dolasetron, granisetron, atau palonosetron
- Memiliki gangguan irama jantung atau sedang mengonsumsi obat antiaritmia
- Memiliki penyakit liver, gangguan pencernaan, atau baru menjalani operasi perut
Di samping itu, kamu tidak boleh mengemudi atau mengoperasikan kendaraan/alat yang membutuhkan kewaspadaan karena dapat menyebabkan rasa pusing dan mengantuk. Selain itu, jangan lupa untuk memberi tahu dokter mengenai riwayat konsumsi obat-obatan, baik suplemen, maupun obat herbal yang sedang kamu gunakan.
Dosis ondansetron
Dosis ondansetron diberikan tergantung kondisi kesehatan dan respon tubuh masing-masing individu. Obat ini tersedia dalam bentuk dan tablet, sirup atau sediaan injeksi dan hanya dengan resep dokter.
Berikut adalah dosis obat ondansetron injeksi yang direkomendasikan untuk pengobatan.
1. Dosis untuk mencegah mual dan muntah setelah operasi
Dewasa: Sebanyak 4 mg diberikan secara perlahan baik secara intravena (IV) atau intramuskular (IM) dalam dosis tunggal saat induksi anestesi
Anak: Usia ≥ 1 bulan dan ≤ 40 kg diberikan dosis 0,1 mg/kg dalam injeksi pelan saat induksi anestesi; > 40 kg diberikan sebanyak 4 mg dosis tunggal dalam injeksi pelan saat induksi anestesi. Maksimal: 4 mg/ dosis.
2. Aturan pakai untuk mencegah mual dan muntah pada kemoterapi
Dewasa: Kemoterapi dengan gejala mual muntah sedang: 8 mg dosis tunggal dalam injeksi pelan. Atau sebanyak 0,15 mg/kg dalam injeksi pelan dosis tunggal.
Kemoterapi dengan gejala mual muntah berat: 8 mg dosis tunggal dalam injeksi pelan IV atau IM sesaat sebelum terapi dan dapat diikuti dengan dosis 1 mg/jam dalam infus IV kontinu hingga 24 jam, atau 2 dosis 8 mg setiap interval 4 jam. Alternatif lain, 16 mg dalam infus IV selama 15 menit, diberikan 30 menit sebelum kemoterapi, dan dapat diikuti dengan 2 dosis 8 mg setiap interval 4 jam. Maksimal: 16 mg/dosis.
Anak: Usia ≥ 6 bulan sebanyak 0,15 mg/kg (Maks 8 mg) dalam infus IV 30 menit sebelum kemoterapi. Dapat diulang setiap 4 atau 8 jam setelah dosis pertama
Lansia: Usia <75 tahun Maks: 16 mg dalam infus IV selama minimal 15 menit; Usia ≥ 75 tahun mulanya 8 mg dalam infus IV minimal selama 15 menit, dapat diikuti dengan 2 dosis 8 mg setiap interval 4 jam.
3. Dosis untuk mencegah mual dan muntah pada terapi radiasi
Dewasa: 8 mg dalam injeksi pelan IV atau IM sesaat sebelum terapi
Lansia: Usia ≥ 75 tahun pemberian dosis pertama maksimal: 8 mg dalam infus IV selama 15 menit, dapat diikuti dengan 2 dosis 8 mg setiap interval 4 jam.
Apa saja efek samping ondansetron?
Efek samping ondansetron dapat berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa efek samping yang umum terjadi dapat berupa:
- Nyeri kepala
- Diare
- Konstipasi
- Pusing
- Mengantuk
Selain efek samping di atas, ondansetron juga dapat menimbulkan efek samping berat seperti:
- Pandangan kabur atau kehilangan penglihatan sementara (beberapa menit atau jam)
- Detak jantung lambat
- Kesulitan bernafas
- Cemas, agitasi, menggigil dan rasa ingin pingsan
- Sedikit berkemih atau tidak mengeluarkan urin sama sekali
Jika kamu mengalami gejala tersebut di atas, segera hentikan penggunaan obat dan hubungi layanan kesehatan terdekat. Penggunaan obat ini juga perlu secara hati-hati karena dapat menimbulkan sindrom serotonin jika berinteraksi dengan golongan obat serotonergik seperti:
- Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs)
- Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs)
- Mirtazapine
- Fentanyl
- Lithium
- Methylene blue
- Serotonin noradrenaline reuptake inhibitors (SNRIs)
Apakah aman ondansetron untuk ibu hamil?
Jika kamu sedang hamil atau berencana untuk hamil, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Obat ini termasuk dalam obat kategori B yang berarti obat ini tidak menunjukkan adanya risiko efek samping pada janin hewan dan belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Penggunaan ondansetron perlu ibu hamil hindari pada trimester pertama karena dapat sedikit meningkatkan risiko sumbing (oral cleft) pada janin. Dokter hanya memberikan obat ini pada ibu hamil jika memberikan lebih banyak manfaat daripada kemungkinan risiko yang ada.
Pada wanita yang menyusui, ondansetron dapat masuk ke dalam sirkulasi ASI dan menimbulkan efek samping pada bayi. Oleh karena itu, kamu perlu berkonsultasi terlebih dahulu sebelum menggunakannya.