Obat Penunda Menstruasi, Benarkah Efektif?
Penggunaan obat penunda menstruasi mungkin masih belum umum di kalangan wanita muda. Namun ternyata menstruasi memang bisa ditunda sesuai dengan waktu yang diharapkan loh! Meskipun akan ada efek samping pada siklus menstruasi alami.
Namun, tidak ada salahnya menunda menstruasi jika memang demi kebutuhan yang mendesak.
Obat penunda menstruasi di apotik
Obat penunda menstruasi bekerja dengan cara memanipulasi hormon dalam tubuh. Obat ini juga berperan untuk menekan kesuburan. Berikut adalah obat yang biasa digunakan untuk menunda haid:
Pil KB
Pil KB mengandung kombinasi hormon estrogen dan progesteron (progestin). Ada dua jenis pil yaitu aktif dan tidak aktif (kosong), kamu hanya perlu minum pil aktif saja. Pil ini bekerja dengan menekan kesuburan sehingga darah menstruasi tidak keluar.
Norethisterone
Obat lain yang bisa dikonsumsi untuk menunda haid yaitu norethisterone. Bekerja dengan menjaga kadar progesteron secara artifisial. Hal ini akan menghentikan lapisan rahim untuk meluruh dan menunda menstruasi, bahkan hingga 17 hari.
Cincin KB
Cincin KB adalah sebuah cincin kecil dan fleksibel yang dimasukkan ke dalam vagina. Cincin ini akan tetap berada di tempatnya selama 3 minggu, dan kemudian bisa dilepaskan selama 1 minggu untuk mengeluarkan darah menstruasi.
Menurut Planned Parenthood, seseorang dapat mengenakan cincin tersebut di dalam vagina mereka setiap saat dan menggantinya dengan yang baru setiap 3-5 minggu untuk melewatkan menstruasi.
Koyo (patch) kontrasepsi
Koyo kontrasepsi atau koyo KB dapat melepaskan hormon melalui kulit. Menurut Planned Parenthood, wanita bisa memasang koyo baru pada kulit mereka seminggu sekali selama 3 minggu. Minggu keempat biasanya sudah bebas hormon, yaitu saat menstruasi terjadi.
Cara ini biasanya aman untuk dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama. Namun, kamu tetap harus berbicara dengan dokter untuk memastikan bahwa hal ini aman untuk dilakukan sesuai dengan kondisi tubuhmu.
Menunda menstruasi dapat membantu kamu mengatasi berbagai gejala menstruasi. Beberapa kondisi ini akan menjadi alasan yang logis untuk menunda menstruasi:
- Cacat fisik atau mental yang menyulitkan untuk menggunakan pembalut atau tampon.
- Kondisi yang diperburuk oleh menstruasi, seperti endometriosis atau anemia.
- Nyeri payudara, kembung, atau perubahan suasana hati dalam tujuh hingga 10 hari sebelum menstruasi.
- Sakit kepala atau gejala menstruasi lainnya selama minggu setelah menggunakan pil KB yang tidak aktif (kosong).
- Menstruasi yang berat, berkepanjangan, terlalu sering, atau menyakitkan.
Selain itu, perdarahan menstruasi terkadang sangat merepotkan. Kamu mungkin ingin menunda menstruasi saat ada ujian penting, pertandingan olahraga, liburan atau acara khusus, seperti pernikahan atau bulan madu.
Efek samping obat penunda menstruasi
Seperti halnya obat lain, obat penunda menstruasi dapat memberikan beberapa efek samping. Norethisterone bisa bereaksi dengan obat lain, sehingga perlu konsultasi dokter sebelum mengonsumsinya. Berikut adalah efek samping yang biasanya dialami saat minum pil penunda haid:
- Muncul jerawat
- Keluar bercak menstruasi (perdarahan ringan)
- Suasana hati menurun
- Kehilangan libido
- Nyeri payudara
- Mual
Cara kerja noretisteron dimetabolisme di dalam tubuh juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya pembekuan darah. Jadi, wanita yang pernah mengalami pembekuan darah sebelumnya atau memiliki risiko pembekuan darah yang lebih tinggi harus menghindari penggunaan tablet penunda haid.
Perlu diingat bahwa ibu menyusui, penderita tumor hati, kanker payudara, dan beberapa kondisi medis lainnya, tidak boleh mengonsumsi obat penunda haid. Pengguna tablet penunda haid juga harus tetap terhidrasi dan sering bergerak, terutama jika dalam penerbangan pesawat yang panjang.
Amankah memakai obat penunda menstruasi
Pada dasarnya, pil penunda menstruasi cukup aman bagi kebanyakan wanita, asalkan hanya digunakan sesekali. Meski begitu, kamu harus tetap berkonsultasi dengan dokter terkait penundaan menstruasi ini.
Menunda siklus menstruasi masih menjadi kontroversi, bahkan di kalangan medis sendiri. Dokter mungkin tidak akan menyarankan hal ini, kecuali kamu memintanya dengan alasan yang logis.
__________
Penulis: Afifa