Obat Muntaber: Penuhi Dulu Kebutuhan Cairannya
Pernah mengalami diare dibarengi dengan muntah-muntah? Mungkin kamu mengalami salah satu masalah pada saluran pencernaan yakni muntaber. Untungnya, kondisi ini bisa diatasi dengan minum obat muntaber.
Pasalnya, obat muntaber mampu meredakan infeksi akibat bakteri atau virus pada saluran pencernaan. Tapi, apakah semua orang boleh menggunakan obat muntaber? Mari simak penjelasan berikut ini.
Muntaber
Kondisi di mana dinding saluran pencernaan mengalami peradangan adalah muntaber. Meskipun bisa hilang dengan sendirinya dalam kurun waktu seminggu, muntaber atau gastroenteritis tentu terasa tidak menyenangkan dan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dalam situasi yang lebih parah, muntaber bisa memengaruhi cairan dalam tubuh. Akibatnya, tidak sedikit penderita muntaber yang secara bersamaan mengalami dehidrasi. Maka dari itu, kamu tidak boleh menyepelekan muntaber dan segera mengatasi peradangan dengan mengonsumsi obat muntaber.
Penyebab muntaber
Muntaber umumnya disebabkan oleh adanya bakteri atau virus seperti Rotavirus dan Norovirus pada saluran pencernaan. Entah itu terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa, virus akan menginfeksi lapisan usus sehingga penderita mengalami diare dan muntah-muntah.
Terlepas dari Rotavirus dan Norovirus, virus seperti Astrovirus, Adenovirus, dan Sapovirus juga dapat menyebabkan gastroenteritis. Mereka akan menyebar dengan cara berpindah dari makanan yang tidak higienis, terkontaminasi, atau tidak dimasak dengan benar.
Jadi, kamu mungkin saja mengalami muntaber jika mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, melakukan kontak dengan penderita, serta tidak mencuci tangan setelah buang air atau mengganti popok.
Gejala muntaber
Tanda paling umum seseorang mengalami gastroenteritis adalah diare dan muntah-muntah. Umumnya gejala ini muncul sehari setelah pencernaan terinfeksi dan bertahan kurang lebih seminggu. Tetapi ada beberapa gejala muntaber lain yang mungkin dialami oleh penderita seperti berikut:
- Sakit kepala
- Sakit atau kram perut
- Mual
- Demam
- Sakit atau nyeri otot
- Kedinginan
- Tubuh mudah lelah
- Keluar darah di feses
- Selera makan menurun
- Berat badan menurun
Selain beberapa gejala tersebut, jika kamu mengalami muntaber, kamu mungkin saja akan mengalami dehidrasi. Kamu sebaiknya segera mengunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut bila gejala dehidrasi diikuti dengan gejala seperti berikut:
- Demam di atas 40ºC,
- Pusing
- Muntah setelah minum air
- Diare berdarah atau diare segera setelah mengonsumsi makanan
- Gejala tidak membaik setelah beberapa hari.
- Mengalami gejala dehidrasi seperti perubahan warna urin menjadi lebih gelap, penurunan frekuensi berkemih dan mulut terasa kering
Diagnosis muntaber
Meskipun dapat sembuh setelah beberapa hari, penderita muntaber yang parah perlu melakukan pemeriksaan. Belum lagi jika muntaber dialami oleh ibu hamil, mungkin terasa cukup sulit untuk membedakan antara muntaber dengan morning sickness.
Biasanya dokter akan memeriksa kondisi fisik, makanan dan minuman yang dikonsumsi, dan gejala-gejala yang kamu rasakan. Jadi, terlepas dari sedang hamil atau tidak, kamu bisa memperhatikan apakah kamu mengalami demam, perut sering kram, mengalami diare, serta nafsu makan berkurang.
Jika seluruh upaya di atas dinilai tidak cukup, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan seperti:
- Pemeriksaan feses
- Mengambil sampel darah
- Melakukan tes fungsi ginjal
- Tes elektrolit dalam darah
Setelah diagnosis selesai, kamu mungkin akan menerima resep obat muntaber.
Obat muntaber yang aman untuk ibu hamil
Beberapa penderita mungkin akan mengonsumsi obat-obatan antidiare. Tapi, tidak untuk ibu yang sedang hamil. Ibu hamil justru sebaiknya menghindari obat antidiare dan antimual yang dijual bebas sebab, beberapa obat bisa saja tidak direkomendasikan untuk digunakan selama kehamilan karena dinilai tidak aman untuk ibu hamil.
Oleh karena itu, ibu hamil sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Dibarengi dengan obat dokter, kamu bisa melakukan beberapa pengobatan alternatif rumahan seperti:
- Minum banyak cairan terutama air mineral
- Mengonsumsi makanan yang kaya karbohidrat dan hambar seperti roti, kentang, dan nasi
- Mengonsumsi buah pisang
- Menghidari konsumsi makanan pedas dan berlemak
- Menghindari produk susu, kafein dan alkohol
- Memastikan tubuh memperoleh istirahat yang cukup
Tidak hanya obat muntaber, jika ibu hamil membutuhkan pereda nyeri untuk sakit kepala dan kram perut, ibu hamil boleh-boleh saja berkonsultasi dengan dokter. Setelah sembuh dari muntaber, ibu hamil dapat mengonsumsi makanan kaya probiotik seperti yogurt.
Ibu hamil tidak disarankan membeli obat bebas apalagi mengonsumsi tanpa sepengetahuan dan seizin dokter. Mengonsumsi obat tanpa saran dokter dapat menyebabkan komplikasi yang fatal.
Pencegahan Muntaber
Kamu dapat melakukan beberapa langkah pencegahan agar tidak tertular oleh infeksi virus yang menyebabkan muntaber berupa:
- Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
- Mencuci tangan setelah menggunakan toilet, mengganti popok atau menyentuh permukaan dan objek tertentu
- Membersihkan tempat yang mungkin telah terkontaminasi seperti toilet
- Menjaga kebersihan makanan