fomo adalah

Sosial media memang bak pisau bermata dua. Penggunaan media sosial dapat membuat seseorang menjadi lebih up-to-date dengan tren atau informasi terkini. Di sisi lain juga dapat membuat orang menjadi kecanduan dan cemas jika ketinggalan informasi dan tren yang sedang terjadi. Hal juga disebut sebagai sindrom Fomo.

Fomo atau takut ketinggalan adalah fenomena nyata yang sudah umum. Hal ini dapat menyebabkan stres yang signifikan. Sindrom ini bisa terjadi pada siapa saja, tetapi beberapa orang memiliki risiko yang lebih besar. Kamu bisa mengetahui apa itu fomo dan bagaimana cara mencegahnya melalui artikel ini.

Apa itu fomo?

Fomo adalah singkatan dari fear of missing something atau perasaan takut ketinggalan dan kehilangan. Perasaan ini mengacu pada rasa iri atau persepsi bahwa orang lain lebih bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik, dan mengalami hal-hal yang lebih daripada dirinya sendiri. Alhasil, seseorang juga tak ingin kalah dan ketinggalan.

Munculnya media sosial telah mempercepat fenomena fomo. Media sosial membuat seseorang lebih mudah membandingkan kehidupanmu dengan kehidupan orang lain. Sehingga, seseorang merasa kehidupannya lebih buruk dibandingkan orang lain.

Mengenal sindrom fomo

penyebab fomo

Fomo dapat dialami oleh orang-orang dari segala usia. Sebuah studi dalam jurnal Psychiatry Research menemukan bahwa rasa takut ketinggalan yang berkaitan dengan penggunaan ponsel dan media sosial yang lebih besar tidak berkaitan dengan usia dan jenis kelamin. Rasa takut kehilangan dan ketinggalan juga sering dikaitkan dengan rasa puas yang rendah.

Selain meningkatkan perasaan tidak bahagia, rasa takut kehilangan dapat menyebabkan perilaku yang tidak sehat. Penelitian menunjukkan bahwa rasa takut kehilangan yang berasal dari perasaan tidak bahagia dan tidak puas dapat mendorong seseorang lebih sering menggunakan media sosial.

Penyebab sindrom fomo

Lalu apa penyebab sindrom fomo itu? Berikut ini adalah beberapa penyebab munculnya sindrom fomo.

1. Pemakaian media sosial yang berlebihan

Berkembangnya teknologi menyebabkan seseorang dapat dengan mudah memperoleh informasi. Misalnya, seseorang bisa mendapatkan informasi dari media sosial, seperti Instagram.

Adanya media sosial membuat seseorang dapat merasa cemas karena membandingkan dirinya dengan orang lain.

2. Mempunyai hubungan sosial yang kurang baik

Seseorang bisa merasa takut ketika tidak memiliki hubungan atau kedekatan yang baik dengan lingkungannya. Seseorang bisa mengalami sindrom fomo jika tidak memiliki teman. Akibatnya, mereka mencarinya melalui media sosial.

3. Memiliki self esteem yang rendah

Seseorang yang mempunyai self esteem yang rendah akan rentan mengalami sindrom fomo. Saat mereka melihat kebahagiaan yang dirasakan oleh orang lain, mereka akan merasa cemas karena membandingkannya dengan kehidupan mereka. Hal ini bisa berpengaruh buruk terhadap emosinya.

BACA JUGA: Kamu Mengalami Quarter Life Crisis? Atasi dengan Cara Ini!

Ciri-ciri sindrom fomo

Apa itu Fomo

Karena terus membandingkan dirinya dengan orang lain, seseorang yang mengalami sindrom fomo memiliki tingkat kepuasan hidup yang rendah. Berikut ini beberapa ciri sindrom fomo yang mungkin muncul.

  • Selalu memeriksa gadget. Seseorang yang mengalami sindrom fomo akan selalu memeriksa gadget mereka sebelum tidur dan saat bangun tidur. Mereka melakukannya karena tidak ingin ketinggalan berita apapun. Kebiasaan ini susah untuk dihilangkan.
  • Karena memiliki keinginan untuk diakui oleh orang lain di dunia maya, mereka akan lebih peduli dengan media sosial dibandingkan dengan kehidupan nyata.
  • Seseorang yang mengalami fomo selalu memiliki keinginan untuk tahu kehidupan orang lain dan gosip yang terbaru.
  • Supaya tidak ketinggalan zaman, mereka akan rela mengeluarkan biaya untuk membeli hal-hal yang sebenarnya tidak mereka perlukan. Bahkan, biaya yang mereka keluarkan bisa melebihi kemampuan mereka.
  • Selalu mengatakan ya pada setiap ajakan yang sebenarnya tidak menarik atau tidak penting. Hal ini mereka lakukan agar tidak ketinggalan informasi apapun.

Fomo untuk kesehatan mental

Jika dibiarkan, sindrom fomo dapat mempengaruhi kesehatan mental. Sindrom ini dapat menyebabkan munculnya hal-hal negatif seperti kesulitan tidur, stres, rasa lelah, bahkan depresi.

Sindrom ini juga membuat seseorang merasa tidak puas dengan hidup mereka dan merasa apa yang telah mereka lakukan atau miliki tidak pernah cukup. Di samping itu, hal ini juga dapat menyebabkan masalah finansial karena seseorang rela mengeluarkan biaya yang cukup besar agar tidak ketinggalan tren.

Cara mencegah sindrom fomo

membaca buku
membaca buku favorit

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan fomo. Selain mencari tahu letak permasalahannya, lakukan cara-cara berikut ini untuk mengatasinya.

1. Mengubah fokus

Daripada berfokus pada kekurangan, coba perhatikan apa yang telah kamu miliki. Jika kamu mulai merasa bahwa kamu memiliki apa yang kamu butuhkan dalam hidup, hal ini bisa mencegah munculnya sindrom fomo. Hal ini memberi pengaruh baik untuk kesehatan mental dan emosional.

2. Membuat jurnal atau buku harian

Ambil beberapa foto dan kenangan secara offline dan simpan jurnal pribadi yang berisikan kenangan tersebut. Membuat jurnal dapat mengalihkan fokus kamu dari apresiasi publik. Hal ini dapat membantu kamu mengapresiasi hal-hal yang membuat hidupmu jadi lebih baik.

3. Carilah koneksi yang nyata

Ketika kamu merasa cemas dan tertekan, kamu mungkin ingin mencari koneksi yang lebih luas. Daripada mencoba mencari koneksi melalui media sosial, kamu bisa mengatur rencana untuk bertemu orang lain secara langsung. Kamu bisa membuat rencana dengan teman untuk tamasya atau melakukan kegiatan sosial.

4. Mengambil jeda dari media sosial

Cobalah untuk offline selama sehari, seminggu, atau bahkan hingga sebulan. Kamu bisa menggunakan waktu untuk membaca buku, menghabiskan waktu bersama teman-teman, menulis jurnal, dan sebagainya.

5. Menggunakan bantuan perangkat lunak

Gunakan perangkat lunak seperti RescueTime, SelfControl, dan lainnya yang bisa membantu penggunanya membatasi waktu yang kamu pakai untuk online.

6. Hapus aplikasi media sosial

Cara ini merupakan cara yang cepat dan mudah untuk mengurangi penggunaan media sosial. Dengan menghapus aplikasi media sosial, kamu tidak akan menghabiskan waktu untuk membukanya.

Walaupun fomo berkaitan dengan penggunaan media sosial, perlu diingat bahwa fomo adalah perasaan yang nyata dan umum yang bisa terjadi pada segala usia. Setiap orang bisa merasakan tingkat fomo tertentu pada waktu yang berbeda dalam hidup.

Jika kamu menderita karena perasaan kehilangan dan ketinggalan, akan sangat membantu jika kamu meluangkan waktu bersama teman dan mengingat hal-hal yang perlu kamu syukuri.

Share artikel ini
Reference