batik Indonesia

batik Indonesia

Saat ini, batik dikenal sebagai salah satu ciri khas kebudayaan dari negara Indonesia yang sudah diakui seluruh dunia.

Bagaimana tidak, batik Indonesia sendiri memiliki puluhan motif dan makna di baliknya yang menggambarkan kekayaan atau keberagaman budaya.

Lantas, bagaimana batik bisa dikenal seluruh dunia? Supaya kamu jadi lebih paham, mari kita bahas sejarah, perjalanan batik hingga ke UNESCO, hingga jenis-jenisnya yang dikenal dunia.

Yuk, simak artikel ini!

Sejarah kain batik Indonesia

Secara singkat, sejarah kain batik Indonesia ini mulai berkembang sejak adanya zaman kerajaan Majapahit di Pulau Jawa.

Namun, contoh pakaian batik dapat ditelusuri kembali ke beberapa daerah di India dan Mesir, di mana tekstil menjadi bagian dari perdagangan. 

Menariknya, bukti ini ditemukan oleh para arkeolog di makam Firaun dalam bentuk kain nila lilin sekitar 5000 SM yang menunjukkan penggunaan lilin dalam produksi tekstil saat itu.

Nah, dari situ, akhirnya ditemukan juga jika tekstil batik tertua (milik abad ke-5) ada di Kabupaten Toraja di pulau Sulawesi.

Tak berhenti sampai di situ, dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam selama ini, batik mengalami banyak perubahan dari segi filosofi dan motifnya.

Beberapa konsep yang memiliki relevansi Hindu atau Buddha akhirnya mulai disesuaikan dengan Islam.

Tujuannya adalah untuk menyelaraskan seni dengan nilai-nilai Islam, kebiasaan sosial, dan hierarki pada masa itu.

Namun, pada masa VOC Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie), menjelang abad ke-20, batik Jawa Indonesia menjadi komoditas penting bagi pedagang Afrika dan Eropa.

Sejak saat itu hingga sekarang, akhirnya batik menjadi warisan penting negara Indonesia yang terkenal.

Penggunaannya pun terus berkembang karena batik disesuaikan dengan kain dan lilin yang digunakan.

Dahulu, pembuatan batik dikenal menggunakan pewarna tradisional, tetapi sekarang sudah digantikan oleh pewarna kimia. 

Bahkan, teknik tulisan tangan yang dikenal sebagai batik tulis telah diganti dengan batik cap, dimana stempel tembaga khusus digunakan untuk mencetak batik pada kain.

Selain katun, kain lain juga digunakan dalam industri batik, mulai dari sutra, rayon dan linen.

Batik di UNESCO

Lantas, bagaimana batik bisa melancong dan diakui oleh UNESCO atau The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization

Melansir dari laman resmi UNESCO, batik Indonesia sudah ditambahkan ke daftar Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO pada tahun 2009 dan diakui secara internasional sebagai jalinan sejarah peradaban manusia. 

Soalnya, batik sudah diperkirakan berusia lebih dari 1000 tahun dengan bukti sejarah yang menunjukkan penggunaannya di beberapa belahan dunia, seperti Afrika, Asia, dan Timur Tengah. 

Bahkan, pada tahun 2018 silam, Oscar Lawalata Culture, Yayasan Batik Indonesia (YBI), dan Rumah Pesona Kain bersama-sama mengkurasi pameran bertajuk, “Batik untuk Dunia”, di UNESCO HQ di Paris dari 6-12 Juni 2018.

Mereka memamerkan koleksi 100 kain batik yang diambil dari berbagai daerah di Indonesia.

Melalui pameran dan diskusi yang penuh warna, acara selama seminggu ini menawarkan platform yang meningkatkan kesadaran dan apresiasi warisan budaya batik Indonesia di tingkat lokal dan internasional. 

Selain itu, pameran tersebut juga menampilkan tekstil batik kreasi desainer kontemporer seperti Oscar Lawalata, Edward Hutabarat, dan Denny Wirawan.

Peragaan busana tersebut menyajikan keragaman daerah Indonesia, mulai dari metode pengolahan batik yang dimulai dengan pewarnaan secara alami, proses bordir, dan pengaplikasiannya ke kain.

Jenis modern batik Indonesia

Seiring berkembangnya waktu, batik Indonesia mengalami peningkatan motif, bentuk, dan jenis. Namun, ada beberapa jenis batik modern yang sudah dikenal dunia.

Kira-kira, apa saja jenis batiknya? Melansir dari situs Wonderful Indonesia, berikut ini penjelasannya.

1. Batik parang

batik parang
batik parang

Batik parang memiliki simbol yang memanjang dan sempit sehingga mirip dengan pedang atau huruf “S”. Batik ini berasal dari abad ke-16 di Jawa Tengah pada masa pemerintahan Sultan Agung Mataram. 

Konon, Danang Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan, menciptakan parang sambil mengamati hamparan bebatuan bergerigi di pantai selatan.

Bahkan, ada juga cerita rakyat Indonesia tentang seorang Pangeran Jawa bernama Panji yang dilindungi karena mengenakan batik parang.

Inilah sebabnya mengapa banyak orang Jawa menganggap parang sebagai simbol perlindungan dan keamanan.

2. Batik truntum

batik truntum
batik truntum

Sedangkan truntum merupakan batik Solo yang diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana, putri Sunan Pakubuwana III.

Orang-orang percaya bahwa Ratu sedang sedih dengan perselingkuhan Raja sehingga membuat pola bintang di batik truntum sambil menatap langit malam. 

Terkesan dengan motifnya yang cantik, akhirnya sang Raja mengagumi ketekunan istrinya sehingga membuat rasa cintanya pada Ratu menyala kembali dan berdamai.

Legenda ini mempopulerkan truntum sebagai simbol cinta yang bangkit kembali dan menjadikannya favorit di antara para pengantin.

3. Batik kawung

batik kawung
batik kawung

Siapa yang tak kenal dengan batik kawung ini, bukan? Batik yang sudah dikembangkan sejak abad ke-18 pada masa Kesultanan Yogyakarta, batik ini merupakan pilihan favorit di kalangan keluarga kerajaan Kesultanan. 

Soalnya, motif batik ini memiliki pola geometris yang mewakili buah dari pohon palem pinang. Dalam bahasa Indonesia, buah ini disebut kolang kaling atau makanan lezat yang banyak dinikmati selama bulan Ramadhan.

Legenda mengatakan bahwa keluarga kerajaan Kesultanan Yogyakarta sangat menyukai kawung sehingga hanya mereka yang memiliki garis keturunan kerajaan yang boleh memakainya.

4. Batik buketan

batik buketan
batik buketan

Batik buketan memiliki arti ‘buket’ yang erat kaitannya dengan bunga. Batik ini dikembangkan di Pekalongan, Jawa Tengah, dan sudah banyak dipengaruhi oleh Belanda karena diciptakan oleh Eliza van Zuylen, seorang desainer Belanda, yang menggabungkan motif Jawa dengan pola Art Nouveau

5. Batik sekar jagad

batik sekar jagad
batik sekar jagad

Tak kalah terkenal, batik sekar jagad juga sudah ada sejak abad ke-18 yang memiliki makna “dunia”. Kata sekar juga berarti “bunga” dalam bahasa Indonesia.

Oleh karena itu, sekar jagad mewakili keindahan dan keanekaragaman Indonesia yang menjadi pilihan sempurna untuk gaun pengantin.

Nah, itu dia sejarah batik Indonesia hingga jenis-jenisnya yang dikenal dunia. Kalau kamu sendiri, paling suka batik jenis apa?

Yuk, mulai gunakan batik untuk memperlihatkan keberagaman budaya Indonesia!

Selamat Hari Batik Nasional!

Share artikel ini
Reference