Jangan Self Diagnose, Ini Gejala Skizofrenia yang Perlu Kamu Ketahui!
Pernah dengar tentang skizofrenia? Salah satu gangguan mental kronis yang memengaruhi cara seseorang berhubungan dengan orang lain disebut dengan skizofrenia. Gejala skizofrenia berbeda pada setiap orang. Lalu, apa saja gejalanya?
Yuk, kita berkenalan dengan yang namanya skizofrenia dan apa saja gejala skizofrenia! Cari tahu juga penyebabnya dan cara pengobatannya dengan membaca artikel ini.
Apa itu skizofrenia?
Skizofrenia mengacu pada kondisi dan spektrum gangguan yang semuanya melibatkan keterputusan dari kenyataan, termasuk halusinasi dan delusi. Gangguan yang satu ini memengaruhi cara berpikir, bertindak, mengekspresikan emosi, memahami realitas, dan interaksi dengan orang lain.
Skizofrenia bisa menjadi gangguan mental kronis dan melumpuhkan. Itulah alasannya sangat penting untuk mengenali gejala skizofrenia. Meskipun tergolong ke dalam gangguan kejiwaan kronis, skizofrenia dapat diobati dan penderitanya masih dapat hidup bahagia.
Kesalahpahaman tentang gangguan skizofrenia sering terjadi. Misalnya, beberapa orang mengira skizofrenia merupakan “kepribadian ganda”. Faktanya, skizofrenia dan kepribadian ganda atau gangguan identitas disosiatif lainnya adalah gangguan yang berbeda.
Skizofrenia dapat terjadi pada pria dan wanita dari segala usia. Pria sering mengalami gejala skizofrenia di usia remaja akhir atau awal 20-an. Wanita cenderung menunjukkan gejala skizofrenia di usia akhir 20-an dan awal 30-an.
Gejala skizofrenia yang perlu diwaspadai
Gejala skizofrenia terbilang cukup sulit untuk dikenali karena tidak ada ciri khusus. Kamu mungkin melihat sedikit perubahan perilaku, terutama pada mereka yang berusia remaja. Berikut beberapa gejala skizofrenia yang perlu kamu ketahui:
Gejala awal skizofrenia, yang terjadi pada tahap permulaan (prodromal) antara lain:
- Perubahan keadaan emosional, meliputi rasa takut, curiga, atau merasa paranoid
- Perubahan dalam cara mereka berhubungan dengan orang lain, seperti berhenti bersosialisasi dan berhenti berbicara atau tidak menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga
- Perubahan perilaku, tidak termotivasi untuk belajar atau bekerja
Gejala stadium aktif skizofrenia atau gejala utama yang paling mungkin terjadi, yaitu:
- Sering berkhayal
- Berhalusinasi berkaitan dengan hal-hal yang tidak ada. Penderita skizofrenia masih berpikir bahwa ia dapat melihat, mendengar, mencium, menyentuh, atau merasakannya.
- Berbicara tidak teratur atau tidak koheren. Kesulitan mengatur pikiran saat berbicara. Kalimat yang keluar campur aduk atau tidak koheren.
- Adanya gerakan tidak teratur atau tidak biasa. Gejala ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari gerakan kekanak-kanakan dan konyol hingga gerakan yang tiba-tiba dan membuat kesal.
- Gejala negatif yang merujuk pada penurunan perilaku tertentu, tetapi bukan perilaku yang buruk. Biasanya melibatkan penurunan emosi pada ekspresi wajah seseorang dan cara berbicara tanpa adanya emosi.
Kemungkinan gejala skizofrenia lainnya, yaitu:
- Sering merasa curiga, paranoid, atau takut
- Tidak peduli dengan kebersihan dan penampilan mereka
- Depresi, kecemasan, dan adanya pikiran untuk bunuh diri.
- Menggunakan alkohol, nikotin, obat resep atau narkoba untuk “mengobati sendiri” gejalanya
Meskipun kamu mengalami beberapa gejala di atas, tetapi jangan self diagnose dulu ya, Yoonies! Pastikan kamu mendapatkan diagnosis yang tepat dari psikiater atau psikolog.
Apa saja penyebab skizofrenia?
Penyebab pasti skizofrenia sampai saat ini masih belum bisa diketahui. Peneliti medis percaya ada beberapa faktor yang dapat berkontribusi dalam memicu skizofrenia, seperti:
- Kelainan otak
- Genetik atau keturunan
- Lingkungan
Sementara itu, faktor risiko lainnya seseorang dapat mengalami skizofrenia, yaitu:
- Paparan racun, virus, atau malnutrisi sebelum lahir atau selama masa bayi
- Menggunakan obat-obatan yang mengubah pikiran sejak remaja
- Memiliki kehidupan dengan situasi yang sangat menegangkan
Bagaimana terapi atau pengobatan skizofrenia?
Melihat gejala skizofrenia yang cukup sulit untuk dikenali dan penyebabnya yang beragam, perlu adanya penanganan tepat untuk mengatasinya. Meskipun tidak ada obat untuk mengatasi, ada terapi yang bisa dilakukan untuk mengelola dan mengurangi keparahan gejala skizofrenia.
Hal yang perlu kamu perhatikan yaitu kamu perlu mendapatkan terapi dari psikiater atau psikolog yang memiliki pengalaman merawat orang dengan skizofrenia. Terapi pengobatan skizofrenia meliputi:
1. Obat-obatan
Obat utama yang digunakan untuk mengobati skizofrenia disebut antipsikotik. Obat ini tidak menyembuhkan skizofrenia tetapi membantu meringankan gejala yang paling mengganggu, termasuk delusi, halusinasi, dan gangguan berpikir.
2. Psychosocial therapy
Psychosocial therapy atau terapi psikososial membantu penderita skizofrenia untuk belajar mengelola gejala, mengidentifikasi tanda peringatan dini kekambuhan, dan membuat rencana pencegahan kekambuhan.
3. Rawat inap
Penderita skizofrenia dapat dirawat sebagai pasien rawat jalan, tetapi rawat inap merupakan pilihan terbaik bagi orang-orang dengan gejala yang parah atau yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Kamu bisa mulai memperhatikan keluarga dan orang-orang di sekitarmu yang kemungkinan memiliki gejala skizofrenia dari sekarang sehingga bisa segera meminta bantuan tenaga medis, seperti psikiater dan psikolog.
Penulis: Tara Anugerah