Hiperventilasi Adalah Napas Berlebihan, Apa Gejalanya?
Hiperventilasi adalah suatu kondisi ketika bernapas sangat cepat dan berlebihan, hal ini menyebabkan sistem pernapasan tidak berjalan normal karena melebihi metabolisme tubuh yang dibutuhkan.
Ketika kamu hiperventilasi, kamu akan menghembuskan napas lebih banyak daripada yang kamu hirup. Kondisi ini membuat kadar karbon dioksida yang dilepaskan dan oksigen yang dihirup oleh tubuh menjadi tidak seimbang.
Hal ini karena dikeluarkan sangat cepat sehingga tubuh kekurangan dioksida, dan menyebabkan pembuluh yang bekerja memasok darah ke otak jadi menyempit. Kurangnya darah yang menuju ke otak bisa memicu berbagai gejala, seperti pusing dan kesemutan. Bahkan, pada kondisi yang parah, hiperventilasi menyebabkan hilangnya kesadaran.
Kondisi ini umumnya disebabkan oleh respons panik tubuh terhadap rasa takut, stres, atau fobia. Meski jarang, pola pernapasan cepat ini juga bisa terjadi berulang kali, dan dikenal sebagai sindrom hiperventilasi. Apa saja gejalanya? Yuk ketahui lebih lanjut!
Hiperventilasi adalah
Hiperventilasi adalah suatu kondisi ketika kamu mulai bernapas dengan sangat cepat. Pernapasan yang sehat terjadi ketika ada keseimbangan antara menghirup oksigen dan melepaskan karbon dioksida.
Kamu tidak memenuhi keseimbangan ini ketika kamu mengalami kondisi tersebut, dengan menghembuskan napas lebih banyak daripada menghirup. Hal ini menyebabkan pembuangan karbon dioksida terlalu cepat dari tubuh.
Karbon dioksida yang rendah menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang membawa darah ke otak. Berkurangnya suplai darah ke otak menyebabkan pusing dan mati rasa di tangan.
Hiperventilasi yang parah dapat menyebabkan hilangnya kesadaran. Pada beberapa orang, kondisi ini jarang terjadi. Hiperventilasi hanya terjadi selama keadaan panik tertentu karena ketakutan, stres, atau fobia.
Di sisi lain, ini juga terjadi sebagai respons terhadap kondisi emosional tertentu seperti depresi, kecemasan atau kemarahan. Ketika hiperventilasi sering terjadi, itu disebut sindrom hiperventilasi. Kondisi ini juga sering disebut sebagai:
- Napas yang cepat
- Pernapasan berlebihan
- Tingkat pernapasan yang cepat dan dalam
Gejala hiperventilasi
Hiperventilasi adalah masalah yang bisa menjadi serius, jika kamu tidak segera menangani. Gejala dapat berlangsung 20 hingga 30 menit. Kamu harus mencari pengobatan untuk hiperventilasi ketika gejala berikut terjadi:
- Bernapas dengan cepat dan dalam
- Hiperventilasi menjadi lebih buruk, bahkan setelah mencoba pengobatan rumahan
- Menyakitkan
- Demam
- Merasa cemas, tegang atau stres
- Sering bernafas atau menguap
- Detak jantung cepat dan berdebar
- Masalah keseimbangan, pusing atau vertigo
- Mati rasa atau mati rasa di tangan, kaki atau di sekitar mulut
- Dada sesak, penuh, tertekan atau nyeri
Gejala lain biasanya jarang terjadi dan akan terlihat gejala yang berhubungan dengan hiperventilasi. Beberapa gejala tersebut antara lain:
- Sakit kepala
- Bengkak
- Berkedut
- Berkeringat
- Hilang penglihatan, seperti penglihatan kabur atau terowongan
- Masalah konsentrasi atau memori
- Kehilangan kesadaran (pingsan)
Pastikan dokter kamu tahu jika kamu memiliki gejala yang sedang berlangsung. Kamu mungkin juga memiliki kondisi yang disebut sindrom hiperventilasi. Sindrom ini tidak dipahami dengan baik dan memiliki gejala yang sama dengan gangguan panik. Sindrom ini juga sering dikacaukan dengan asma.
Penyebab hiperventilasi yang harus diperhatikan
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan hiperventilasi. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh kecemasan, panik, ketegangan atau stres. Kondisi ini juga sering muncul sebagai serangan panik. Penyebab lainnya termasuk:
- Penggunaan stimulan
- Overdosis obat, aspirin misalnya
- Sakit parah
- Kehamilan
- Infeksi paru-paru
- Penyakit pada organ paru-paru seperti asma
- Penyakit jantung seperti serangan jantung
- Ketoasidosis diabetik (komplikasi kadar gula darah tinggi pada orang dengan diabetes tipe 1)
- Cedera kepala
Sindrom hiperventilasi
Sindrom hiperventilasi dapat menyebabkan komplikasi seperti hipokapnia. Adanya kondisi tersebut bisa mengganggu keseimbangan kadar asam basa yang ada dalam darah. Akibatnya, kamu bisa mengalami pingsan hingga kejang-kejang.
Selain itu, ini juga dapat menyebabkan sejumlah komplikasi tergantung pada faktor penyebabnya. Sindrom ini bisa menjadi masalah serius, terutama jika gejalanya memburuk setelah kamu menjalani perawatan di rumah.
Cara mencegah hiperventilasi
Kamu dapat mempelajari teknik pernapasan dan relaksasi untuk mencegahnya, termasuk:
- Meditasi
- Latihan pikiran seperti tai chi, yoga atau qigong
- Olahraga teratur (berjalan, berlari, bersepeda, dan sebagainya) juga dapat membantu mencegahnya.
- Ingatlah untuk tetap tenang jika kamu mengalami gejala hiperventilasi.
Cobalah metode pernapasan agar pernapasan kamu kembali normal dan pastikan kamu menemui dokter. Kondisi ini dapat disembuhkan, tetapi kamu mungkin memiliki masalah lain.
Dokter kamu dapat membantu kamu menemukan akar masalahnya dan menemukan perawatan yang sesuai.
Untuk dapat mengobati secara maksimal, pasien harus terlebih dahulu mengatasi penyebabnya. Untuk ini, pasien dianjurkan untuk mendapatkan bantuan dari psikolog atau psikiater. Pasien umumnya akan dianjurkan untuk melakukan teknik relaksasi atau olahraga ringan seperti yoga dan meditasi.