alkalosis respiratorik

sick asian female hand touch body neck with bad feeling sore throat and stress in hospital uniform health and illness ideas concept

Saat sedang merasa cemas dan panik, pernahkah kamu merasa napas semakin pendek dan cepat? Rupanya ada istilah tertentu untuk kondisi tersebut, yaitu alkalosis respiratorik. Tak hanya karena perasaan cemas dan panik, alkalosis respiratorik juga bisa menjadi gejala dari penyakit tertentu. Yuk, kita cari tahu lebih banyak.

Apa itu alkalosis respiratorik?

Alkalosis respiratorik adalah suatu kondisi yang ditandai dengan rendahnya tingkat karbon dioksida dalam darah karena pernapasan yang berlebihan. Umumnya masalah ini muncul karena cemas atau panik mendadak, demam, pernapasan berlebihan (hiperventilasi), kehamilan (ini normal), trauma, dan lain sebagainya.

Alkalosis respiratorik terjadi ketika kamu bernapas terlalu cepat atau terlalu dalam dan kadar karbon dioksida turun terlalu rendah. Hal ini menyebabkan pH darah naik dan menjadi terlalu basa. Ketika darah menjadi terlalu asam, asidosis respiratorik terjadi.

Penyebab alkalosis respiratorik

Penyebab umum alkalosis respiratorik meliputi:

  1. anemia berat
  2. cemas atau panik
  3. demam
  4. kehamilan (ini normal)
  5. rasa sakit
  6. tumor
  7. trauma
  8. penyakit hati
  9. pernapasan berlebihan (hiperventilasi)
  10. overdosis obat-obatan tertentu seperti salisilat, progesteron
  11. setiap penyakit paru-paru yang menyebabkan sesak napas juga dapat menyebabkan alkalosis respiratorik (seperti emboli paru dan asma).

Penyebabnya memang beberapa nampak sepele, namun jangan sampai salah persepsi. Sekecil apa pun penyakit yang kamu alami atau masalah yang kamu hadapi, tetaplah berusaha menjaga agar pernapasan tetap normal dan hindari rasa cemas berlebihan, ya.

Gejala alkalosis respiratorik

Pernapasan berlebihan adalah tanda bahwa alkalosis respiratorik kemungkinan akan berkembang. Namun, kadar karbon dioksida yang rendah dalam darah juga memiliki sejumlah efek fisik, termasuk:

  • kembung
  • ketidaknyamanan di area dada
  • kebingungan
  • kesemutan di lengan
  • merasa pusing
  • merasa sesak napas
  • mati rasa atau kejang otot di tangan dan kaki
  • mulut kering
  • palpitasi jantung
  • pusing

Cara mengobati alkalosis respiratorik

Pengobatan untuk alkalosis respiratorik tergantung pada penyebab yang mendasari untuk mengurangi hiperventilasi. Mengobati kondisi ini adalah masalah meningkatkan kadar karbon dioksida dalam darah.

Pengobatan alkalosis metabolik ditargetkan untuk mengobati patologi yang mendasarinya. Pada penyakit infeksi, antibiotik yang menargetkan sputum atau kultur darah adalah tepat. Sementara di penyakit emboli, penderita memerlukan antikoagulan.

Dukungan ventilator mungkin diperlukan untuk pasien dengan gagal napas akut, asma akut, atau eksaserbasi penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) akut jika mereka menunjukkan tanda-tanda kelelahan pernapasan.

Pada pasien yang dikontrol ventilator, mungkin perlu untuk mengevaluasi kembali pengaturan ventilator mereka untuk mengurangi laju pernapasan. Jika hiperventilasi disengaja, pantau nilai gas darah arteri atau vena dengan cermat. Dalam kasus yang parah, pH dapat langsung dikurangi dengan menggunakan agen asam. Namun, hal ini tidak rutin dilakukan.

Bahaya alkalosis respiratorik

Orang yang mengalami serangan stres, kecemasan, panik atau kemarahan yang intens berada pada risiko yang lebih tinggi untuk alkalosis pernapasan. Kondisi ini dapat menyebabkan pernapasan yang cepat dan tidak terkendali (hiperventilasi).

Bagi kamu yang menggunakan mesin pernapasan (ventilasi mekanis) juga berisiko. Mesin memberikan volume napas tetap untuk setiap napas, yang dapat menyebabkan hiperventilasi saat pasien bernapas lebih cepat. Ketika kebutuhan medis orang yang sakit kritis berubah, mereka mungkin memerlukan bantuan pernapasan tingkat yang lebih tinggi atau lebih rendah. Pemantauan berkelanjutan membantu penyedia layanan kesehatan menentukan kapan harus menyesuaikan pengaturan ventilator.

Bagaimana cara mencegah alkalosis respiratorik?

Pencegahan adalah masalah mengatasi penyebab hiperventilasi. Penyebab paling umumnya seperti yang dipaparkan di atas adalah psikologis: stres, panik, dan kecemasan. Maka cara paling tepat adalah dengan menyesuaikan diri dan belajar mengendalikan penyebab ini.

Berkonsultasi dengan terapis dapat membantu. Begitu juga dengan latihan pernapasan, meditasi, dan olahraga teratur. Obat mungkin diperlukan dalam beberapa kasus untuk mencegahnya kambuh.

Strategi yang baik untuk jenis masalah ini sangat penting. Beberapa strategi yang berfokus pada emosi termasuk wishful thinking, distancing, menghindari sumber masalah dan penilaian ulang positif. Cara ini dapat membantu menurunkan risiko hiperventilasi dan alkalosis respiratorik yang dihasilkan dan membantu kamu beraktivitas lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.

Share artikel ini
Reference