Hari Lupus Sedunia: Yuk, Cari Tahu Asal Mulanya!
Hari Lupus sedunia diperingati pada bulan Mei setiap tahunnya. Lupus merupakan penyakit yang memiliki banyak manifestasi klinis yang mirip penyakit lain.
Keterlambatan diagnosis dan pengobatan penyakit ini dapat berakibat pada menurunnya kualitas hidup penderita.
Untuk itu, edukasi mengenai gejala Lupus sangat penting agar masyarakat luas mengetahui akan dampak fatal yang ditimbulkannya dan sekaligus mendorong para pengidap Lupus untuk tetap berjuang menghadapi penyakit ini.
Tanggal hari Lupus sedunia
Hari Lupus sedunia diperingati pada tanggal 10 Mei setiap tahunnya dengan tujuan untuk mempertemukan komunitas Lupus di seluruh dunia dan individu yang menderita penyakit ini. Sebagai bentuk dukungan peringatan hari tersebut, kampanye bulan kesadaran Lupus disimbolkan dengan warna ungu.
Sejarah peringatan Lupus sedunia pertama kali dibuat oleh komunitas Lupus Kanada di tahun 2004 untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan penyakit dan penderita Lupus (odapus).
Sejak saat itu, hari peringatan ini telah diikuti oleh banyak negara di seluruh dunia. Selebriti dunia yang diketahui mengidap penyakit ini diantaranya adalah Selena Gomez, Tonny Braxton, dan Nick Cannon.
Mengenal penyakit Lupus
Lupus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang dikenal sebagai penyakit “seribu wajah”. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak hingga dewasa. Namun, sebagian besar penyakit ini diderita oleh wanita usia produktif (15 – 44 tahun).
Di Indonesia, masih belum diketahui secara pasti jumlah penderita Lupus. Namun, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Prof Handono Kalim,dkk di Malang diperkirakan terdapat sekitar 0,5% dari total populasi mengidap penyakit ini.
Penyakit Lupus memiliki variasi gambaran klinis yang luas dan tampilan perjalanan penyakit yang beragam. Beberapa faktor risiko yang diyakini berperan dalam penyakit ini meliputi:
- Faktor genetik
- Faktor lingkungan
- Faktor hormonal
Apa itu Lupus?
Lupus adalah penyakit autoimun kronis yang dapat merusak setiap bagian tubuh (kulit, sendi, dan organ lain dalam tubuh). Lupus atau systemic lupus erythematosus (SLE) dapat timbul selama lebih dari 6 minggu dan bahkan hingga bertahun-tahun.
Pada penyakit Lupus, sistem imunitas tubuh yang memerangi virus, bakteri dan mikroorganisme lainnya mengalami kelainan.
Normalnya, sistem tubuh manusia memproduksi protein yang disebut antibodi yang melindungi tubuh dari serangan berbagai zat asing.
Akan tetapi, pada autoimunitas, tubuh tidak dapat mengenali antara zat atau mikroorganisme asing dengan sel tubuh yang sehat dan kemudian membentuk autoantibodi yang justru menyerang sel dan jaringan tubuh yang sehat.
Adanya autoantibodi akan menyebabkan nyeri, peradangan dan kerusakan di berbagai area tubuh. Sayangnya, hingga saat ini penyebab kondisi autoimun pada lupus masih belum diketahui.
Gejala penyakit Lupus
Gejala penyakit Lupus berbeda-beda pada tiap individu. Hal ini dikarenakan Lupus dapat menyerang hampir setiap organ dalam tubuh.
Tanda dan gejala Lupus dapat muncul secara mendadak atau bertahap, dalam derajat ringan ataupun berat, dan dapat bersifat sementara maupun permanen.
Lupus juga umumnya memiliki episode kekambuhan yang disebut flares dimana gejala yang dialami penderita semakin memburuk, dan remisi dimana gejala tersebut berkurang atau hilang dalam suatu waktu. Di samping itu, gejala Lupus yang dialami oleh penderita juga bergantung pada organ ataupun sistem tubuh yang diserang.
Gejala baru yang lain dapat timbul pada penderita Lupus disaat gejala lainnya telah hilang. Tanda dan gejala pada Lupus umumnya berupa:
- Nyeri otot dan sendi. Kamu dapat mengalami nyeri dan kaku pada sendi dengan atau tanpa adanya pembengkakan. Hal ini terjadi pada sebagian besar penderita Lupus. Lokasi otot dan sendi yang sering terdampak adalah leher, paha, bahu, dan lengan atas.
- Demam. Demam di atas 38 derajat Celcius sering dialami penderita Lupus. Demam sering disebabkan karena adanya infeksi dan peradangan.
- Ruam. Kamu dapat mengalami ruam di area tubuh yang terpapar oleh matahari, seperti wajah, lengan, dan tangan. Ciri umum ruam pada penderita Lupus ialah ruam kemerahan melewati hidung dan pipi berbentuk kupu-kupu (butterfly-shaped rash).
- Nyeri dada. Lupus dapat memicu peradangan pada lapisan dinding paru dan menyebabkan nyeri dada saat menarik napas dalam.
- Kerontokan rambut. Penderita Lupus dapat mengalami kebotakan di area tertentu. Rontoknya rambut juga dapat diakibatkan oleh infeksi maupun obat-obatan.
- Sensitivitas terhadap cahaya atau sinar matahari. Kebanyakan penderita Lupus sensitif akan cahaya (fotosensitivitas). Paparan cahaya akan menimbulkan gejala ruam, demam, kelelahan maupun nyeri sendi pada beberapa penderita Lupus.
- Gangguan ginjal. Sebagian penderita Lupus juga memiliki masalah pada ginjal yang disebut Lupus nefritis. Gejalanya dapat berupa kenaikan berat bada, pergelangan kaki yang bengkak, tekanan darah tinggi, dan penurunan fungsi ginjal.
- Sariawan atau ulkus pada mulut. Lesi ini biasanya muncul pada langit-langit mulut, namun bisa juga muncul pada gusi, pipi bagian dalam dan bibir. Sariawan ini bisa tidak terasa nyeri dan diikuti rasa kering pada mulut.
- Kelelahan yang ekstrim dan berkepanjangan. Kamu tetap merasa kelelahan meskipun telah cukup beristirahat. Kelelahan juga merupakan peringatan akan kambuhnya penyakit Lupus (flare).
- Gangguan memori. Beberapa penderita Lupus juga dilaporkan mengalami masalah sering lupa atau linglung.
- Pembekuan darah. Penderita Lupus berisiko mengalami pembekuan darah (blood clotting) misalnya pada paru-paru, tungkai, atau mengalami stroke, serangan jantung dan keguguran berulang.
- Gangguan pada mata. Gejala gangguan pada mata meliputi mata kering dan peradangan pada mata serta kelopak mata.
Selain beberapa gejala tersebut di atas, masih ada banyak variasi gejala lain yang dapat timbul pada penyakit Lupus seperti pembesaran nodus limfa, osteoporosis dan depresi.
Pada kasus yang jarang penderita dapat mengalami anemia, pusing, dan kejang. Untungnya, gejala tersebut tidak selalu dialami oleh setiap individu.
Meskipun Lupus tidak dapat dicegah dan disembuhkan, penderita Lupus tetap dapat hidup secara normal dengan menerapkan pola hidup sehat dan mengelola tingkat stres.