gangguan disosiatif

Apakah kamu pernah mendengar gangguan disosiatif? Gangguan ini biasanya muncul sebagai reaksi terhadap trauma atau ingatan di masa lalu. Gangguan ini bisa melibatkan masalah dengan memori, identitas, emosi, persepsi, dan perilaku. Gejalanya berpotensi mengganggu kondisi mental.

Salah satu gejala gangguan disosiatif termasuk amnesia. Seringkali, hal ini dikaitkan dengan peristiwa traumatis di masa lalu. Pada artikel ini, kami akan membahas penyebab, gejala, dan jenisnya. Agar kamu lebih paham tentang gangguan ini, simak artikel berikut sampai selesai, ya.

Apa itu gangguan disosiatif?

Kata disosiasi berarti terputus dari orang lain, dari dunia sekitar, bahkan dari diri sendiri. Jadi, istilah gangguan disosiatif adalah keadaan mental yang ditandai dengan perasaan terlepas dari kenyataan atau mengalami kehilangan ingatan. 

Gangguan ini didiagnosis dengan meninjau gejala dan riwayat hidup pasien. Tes fisik akan dilakukan untuk memeriksa kondisi fisik atau medis. 

Apa yang menyebabkan gangguan disosiatif?

Gangguan disosiatif bisa terjadi karena beberapa hal berikut ini.

1. Adanya trauma

Gangguan ini rentan terjadi pada orang yang mengalami trauma masa lalu. Baik itu pelecehan secara fisik, emosi, maupun seksual. Mengalami stres akibat terjadinya perang atau bencana alam juga bisa menyebabkan gangguan disosiatif, terutama apabila peristiwa-peristiwa tersebut terjadi pada usia dini. 

Pada usia dini, seseorang memiliki kemampuan yang terbatas tentang peristiwa yang terjadi dan masih memerlukan kehadiran orang dewasa yang peduli kepada  mereka. Anak-anak dan orang dewasa yang mengalami peristiwa traumatis lainnya, seperti penculikan, penyiksaan, dan sebagainya juga bisa memicu gangguan ini.

2. Penyalahgunaan obat-obatan terlarang

Selain peristiwa yang traumatis, penyalahgunaan obat-obatan terlarang juga bisa menyebabkan gangguan ini. Berdasarkan situs Taylor & Francis Online, Journal of Trauma & Dissociation mengungkapkan bahwa wanita yang menyalahgunakan zat dan mengalami PTSD memiliki potensi terkena gangguan disosiatif. Tetapi, masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

3. Masalah kesehatan mental

Gangguan disosiatif juga bisa disebabkan oleh masalah pada kesehatan mental, yaitu PTSD. Penderita PTSD bisa mengalami gejala ini. 

Gejala gangguan disosiatif

Tanda dan gejalanya bergantung pada jenis gangguan disosiatif yang dialami, tapi biasanya meliputi:

  • Kehilangan memori (amnesia)
  • Stres yang berkaitan dengan hubungan, pekerjaan, atau aspek lainnya dalam kehidupan
  • Ketidakmampuan untuk mengatasi stres
  • Mengalami masalah mental, seperti depresi, kecemasan, serta keinginan untuk bunuh diri
  • Merasa hal-hal dan orang-orang di sekitarnya tidak nyata
  • Ada perasaan mati rasa atau jauh dari lingkungan sekitar dan diri sendiri
  • Merasa adanya perubahan pada waktu dan tempat

Orang dengan gangguan disosiatif bisa mengakibatkan gangguan atau komplikasi seperti:

  • Menyakiti diri sendiri
  • Pikiran dan perilaku bunuh diri
  • Disfungsi seksual
  • Alkoholisme 
  • Gangguan depresi dan kecemasan
  • Gangguan stres pasca trauma
  • Gangguan kepribadian
  • Gangguan tidur, termasuk mimpi buruk dan insomnia
  • Gangguan makan
  • Gejala fisik seperti pusing atau kejang non-epilepsi

Jenis gangguan disosiatif

American Psychiatric Association menyebutkan ada tiga jenis gangguan disosiatif utama, yaitu:

1. Amnesia disosiatif

amnesia disosiatif

Gejala utamanya yaitu kehilangan ingatan yang parah. Seseorang yang menderita amnesia disosiatif tidak dapat mengingat informasi tentang dirinya, peristiwa, atau orang lain. Amnesia biasanya terjadi secara tiba-tiba, bisa berlangsung selama beberapa menit atau jam, beberapa bulan, atau beberapa tahun. Amnesia disosiatif dikaitkan dengan pengalaman trauma masa kanak-kanak.

Terdapat tiga jenis gangguan amnesia, adalah:

  • Lokal, yaitu tidak dapat mengingat suatu peristiwa. Ini merupakan bentuk amnesia yang paling umum.
  • Selektif, yaitu tidak bisa mengingat peristiwa tertentu pada periode waktu tertentu secara detail.
  • Generalized, yaitu hilangnya identitas riwayat hidup. Ini merupakan bentuk amnesia yang paling langka.

2. Gangguan identitas disosiatif

Gangguan ini berkaitan dengan peristiwa traumatis yang terjadi pada masa kanak-kanak. Pada jenis gangguan disosiatif ini, bisa muncul dua atau lebih identitas yang berbeda. Identitas yang berbeda ini disertai dengan perubahan perilaku, memori, dan pemikiran. Gejala tersebut dapat menyebabkan masalah yang signifikan terhadap fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi lainnya.  

3. Gangguan depersonalisasi-derealisasi

Depersonalisasi adalah kondisi ketika seseorang merasa seolah-olah berada di luar tubuh mereka dan mengamati peristiwa yang terjadi pada diri mereka. Orang yang mengalami derealisasi cenderung menganggap hal-hal dan orang-orang di sekitar mereka tidak nyata. 

Gejala ini bisa terjadi pada anak usia dini. Usia rata-rata yang mengalaminya adalah 16 tahun. Menurut Psychiatry, kurang dari 20 persen orang dengan gangguan depersonalisasi-derealisasi mengalami gejalanya pertama kali setelah 20 tahun.

Fakta gangguan disosiatif

Beberapa fakta gangguan disosiatif meliputi:

  • Menurut situs The Recovery Village, hampir setengah orang dewasa di Amerika mengalami gejala gangguan ini untuk waktu yang singkat dalam hidup mereka
  • Hanya dua persen dari orang dewasa yang mengalami gangguan ini yang kronis
  • Orang yang menyalahgunakan zat memiliki potensi tertinggi dalam mengalami gangguan ini dibandingkan yang tidak menyalahgunakannya
  • Gangguan ini biasanya mulai muncul sebelum usia 20 tahun
  • Sekitar 1 persen pria dan 2,6 persen wanita mengalami amnesia disosiatif
  • Depersonalisasi dan derealisasi dapat dipicu oleh tingkat stres yang berat

Cara mengatasi gangguan disosiatif

gejala gangguan disosiatif

Gangguan disosiatif memerlukan perawatan yang tepat. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan tersebut, yaitu:

1. Psikoterapi

Terapi ini membantu untuk mengendalikan gejala gangguan disosiatif. Biasanya, terapi ini intens dan sulit dilakukan karena perlu mengingat dan mengatasi peristiwa traumatis di masa lalu. Jenis terapi yang umum digunakan yaitu terapi perilaku kognitif dan terapi perilaku dialektik.

2. Konsumsi obat-obatan

Sebenarnya, tidak ada obat khusus yang mengobati gangguan ini. Tetapi, konsumsi obat-obatan bisa mengurangi gejala. Misalnya, penggunaan antidepresan bisa mengatasi gejala depresi.

3. Perawatan dari rumah

Selain mengobati secara medis, terdapat beberapa perawatan yang bisa kamu lakukan dari rumah. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengendalikan gejala gangguan ini, antara lain:

  1. Tidur yang cukup
  2. Melakukan relaksasi untuk mengatasi stres
  3. Olahraga secara rutin
  4. Makan makanan yang bergizi

Itulah penjelasan mengenai gangguan disosiatif. Bila kamu mengalami gejala-gejalanya, segera periksakan diri ke dokter untuk memperoleh penanganan yang tepat.

Share artikel ini
Reference