gejala penyakit kolera

Kolera adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi usus halus yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Penyakit ini biasanya menginfeksi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Bakteri Vibrio cholera mengeluarkan racun di usus yang memicu diare disertai muntah. Jika tidak segera diobati, kamu bisa kehilangan banyak cairan dan mengalami dehidrasi. Bahkan kolera bisa mengancam jiwa.

Kolera dapat menyebabkan masalah kesehatan global dan menjadi indikator tingkat perkembangan sosial suatu wilayah. Setiap tahun terdapat sekitar 1,3 – 4 juta kasus baru dan sekitar 21.000 – 143.000 kematian di seluruh dunia akibat penyakit ini.

Kasus infeksi kolera dapat terjadi pada semua usia, dan mereka yang memiliki risiko tertinggi terinfeksi kolera adalah masyarakat yang tinggal di negara berkembang dengan kondisi lingkungan yang kotor, penduduk yang padat, tidak tersedianya sumber air bersih dan sanitasi yang buruk. Apa saja gejala penyakit kolera? Yuk kenali dan waspadai segera!

Kolera adalah

Kolera adalah jenis diare akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae. Diare yang disebabkan oleh bakteri kolera sangat khas dan cukup mudah dibedakan dengan diare pada umumnya. Pada kolera, diare parah dan sangat berair (tidak ada ampas sama sekali), putih pucat seperti air beras.

Bakteri kolera tidak ditularkan secara langsung melalui kontak dari satu orang ke orang lain. Sebaliknya, itu ditularkan melalui air yang terkontaminasi dengan kotoran dari orang yang terinfeksi kolera. Hal ini karena feses orang yang terinfeksi masih mengandung bakteri kolera.

Bakteri dalam tinja dapat kembali ke lingkungan dan menginfeksi kembali orang lain. Orang yang telah terinfeksi kolera dapat menemukan bakteri dalam tinjanya dengan pemeriksaan mikroskopis, selama 1-10 hari setelah infeksi.

Bakteri penyebab kolera dapat dengan mudah mencemari makanan dan minuman yang tidak higienis. Cara bakteri mencemari makanan dan minuman seperti: menggunakan air yang tercemar untuk mencuci buah dan sayuran, menyiram tanaman, membuat es batu, ikan atau makanan laut yang hidup di air yang terkontaminasi.

Air yang tercemar juga bisa berasal dari kotoran dan sanitasi yang buruk. Dari mulai infeksi, masuknya bakteri ke dalam tubuh, hingga menimbulkan gejala, biasanya memakan waktu sekitar 12 jam – 5 hari.

Bakteri yang masuk melalui makanan yang terkontaminasi kemudian akan mengeluarkan toksin (racun) di saluran pencernaan sehingga menyebabkan diare yang parah.

Gejala penyakit kolera

Selain diare yang parah, racun dari bakteri dapat menyebabkan pasien muntah. Diare dan muntah yang parah inilah yang memicu dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Derajat dehidrasi yang terjadi bervariasi tergantung dari beratnya gejala, mulai dari dehidrasi ringan, sedang, dan berat.

Semakin parah derajat dehidrasinya, semakin parah pula tanda-tanda dehidrasinya. Selama diare dan muntah juga akan terjadi pengeluaran elektrolit yang berlebihan, sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.

Tanda-tanda umum dehidrasi, antara lain:

  • Merasa haus
  • Volume urin berkurang
  • Mukosa mulut terlihat kering
  • Detak jantung meningkat
  • Elastisitas kulit berkurang
  • Tekanan darah menurun
  • Kesadaran menurun
  • Kram otot

Pengobatan kolera

pengobatan kolera
Pengobatan kolera

Sebagian besar kasus infeksi kolera merupakan infeksi ringan karena pada umumnya pasien sudah berobat ke dokter sebelum keluhan diare bertambah parah. Infeksi ringan mungkin tidak menimbulkan gejala penyakit kolera apapun.

Berikut ini adalah pengobatan penyakit kolera, antara lain:

1. Rehidrasi oral

Umumnya penderita kolera dapat sembuh dengan terapi rehidrasi oral. Rehidrasi oral secara mandiri harus segera diberikan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang; Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan oralit, banyak minum, banyak makan sup berkuah, dan sebagainya.

2. Penggunaan intravena dan antibiotik

Sedangkan kasus infeksi kolera berat jarang terjadi (hanya sekitar 5-10% kasus kolera). Infeksi kolera yang parah harus segera diobati dengan rehidrasi cairan intravena dan penggunaan antibiotik. Kolera dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan baik. Berikut beberapa langkahnya:

3. Konsumsi oralit untuk mengurangi frekuensi diare

Oralit bisa kamu konsumsi untuk menggantikan cepat cairan dan elektrolit yang hilang. Oralit diberikan jika pasien masih dapat memasukkan makanan dan minuman secara oral, tetapi jika pasien terus muntah, dapat diberikan cairan infus untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang.

4. Vaksin kolera

Pemberian vaksin kolera secara oral dapat mengurangi risiko infeksi kolera, tetapi pemberian vaksin kolera tidak dapat menjamin bahwa seseorang tidak akan terinfeksi kolera. Pengawasan terhadap kebersihan sumber air dan sanitasi juga tidak boleh diabaikan, loh.

 

Share artikel ini
Reference