Efek Vaksin AstraZeneca Bervariasi: Ini yang Perlu Kamu Tahu
AstraZeneca adalah salah satu jenis vaksin yang dipilih untuk membantu melindungi tubuh dari virus COVID-19. Vaksin ini dapat menimbulkan efek samping yang bervariasi pada kalangan usia muda hingga tua.
Sayangnya, masih banyak berita bahwa vaksin AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah. Padahal, tidak ada bukti bahwa penggumpalan darah adalah efek samping vaksin AstraZeneca. Jadi, apa saja efek vaksin AstraZeneca? Yuk, baca fakta lengkapnya di bawah ini.
Vaksin astrazeneca
Vaksin AstraZeneca adalah salah satu vaksin virus COVID-19 yang berasal dari Inggris untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melindungi diri dari virus Covid. Meskipun tidak sepenuhnya bebas dari COVID-19, jika kamu menerima vaksin AstraZeneca atau Vaxzevria maka gejala virus COVID-19 tidak separah individu yang tidak menerima vaksin sama sekali.
Supaya vaksin AstraZeneca bisa meningkatkan imun tubuh kamu dengan baik, kamu membutuhkan dua dosis vaksin AstraZeneca. Biasanya dosis kedua akan diberikan 4 sampai 12 minggu setelah kamu menerima dosis pertama.
Sementara, jika kamu ingin menerima vaksin booster AstraZeneca, kamu membutuhkan sekitar tiga bulan setelah vaksin kedua selesai. Biarpun vaksin ini cocok digunakan oleh mereka yang berusia 18 tahun ke atas, tidak jarang penerima merasakan salah satu efek vaksin AstraZeneca seperti kelelahan.
Lantas, kandungan apa yang terdapat dalam vaksin AstraZeneca?
Kandungan vaksin astrazeneca
Banyak dirumorkan mengandung bahan berbahaya, satu dosis atau setara dengan 0,5 ml vaksin AstraZeneca mengandung vaksin COVID-19. Selain itu, ada beberapa eksipien atau zat lainnya dalam vaksin AstraZeneca seperti:
- L-histidin
- L-histidin hidroklorida monohidrat
- Magnesium klorida heksahidrat
- Polisorbat 80 (E 433)
- Etanol
- Sukrosa
- Natrium klorida
- Dinatrium edetat dihidrat
Tidak lupa, vaksin AstraZeneca juga mengandung air yang digunakan untuk mempermudah proses injeksi. Jadi, rumor terkait kandungan vaksin AstraZeneca yang berbahaya tentu tidaklah benar.
Ketika vaksin di injeksi secara intramuskular di bagian lengan kiri atas, vaksin akan bekerja melalui jaringan otot ke seluruh tubuh. Simak penjelasan di bawah untuk mengetahui cara kerja vaksin AstraZeneca.
Cara kerja vaksin astrazeneca
Berbeda dengan mekanisme vaksin Moderna dan Pfizer yang berbasis mRNA (messenger ribonucleic acid), vaksin AstraZeneca merupakan vaksin yang menggunakan virus sebagai vektor untuk merangsang antibodi membentuk sistem kekebalan.
Vektor virus yang dimaksud adalah adenovirus, dimana adenovirus digunakan untuk membawa DNA protein permukaan virus (protein spike) ke dalam sel tubuh kamu. Sel tubuh kamu kemudian akan mengambil DNA dan mengubahnya menjadi protein spike virus (protein spike adalah media virus memasuki sel dan menyebabkan infeksi).
Kemudian, sel akan bekerja secara alami untuk mengatur respon imun. Tapi, ingatlah kalau virus Corona sebenarnya terdiri dari RNA untai tunggal. Jadi, ketika kamu menerima vaksin maka kamu tidak benar-benar terinfeksi penyakit ya.
Mudahnya, vaksin AstraZeneca berisi virus yang telah dilemahkan. Nah, tujuannya adalah agar tubuh bisa memberikan respon sistem imun atau menghasilkan protein. Disinilah kamu mungkin akan merasakan efek vaksin AstraZeneca yang merupakan respon sistem imun.
Dari yang umum hingga yang jarang dialami, di bawah ini adalah efek vaksin AstraZeneca.
Efek vaksin astrazeneca
Setelah 15 hari dari dosis kedua vaksin, kamu mungkin akan mendapatkan perlindungan dari COVID-19. Tapi ingat ya, vaksin hanya bersifat mengurangi gejala yang serius dan tidak sepenuhnya melindungi diri dari COVID-19.
Beberapa penerima vaksin Astrazeneca mungkin akan merasakan beberapa efek dari yang ringan, sedang, maupun berat. Sebaliknya, beberapa orang mungkin tidak merasakan efek samping sedikitpun. Berikut adalah efek vaksin AstraZeneca yang mungkin kamu rasakan:
- Rasa nyeri, panas, atau gatal pada daerah injeksi
- Merasa tidak enak badan atau kelelahan pada tubuh
- Menggigil atau demam
- Sendi atau otot terasa nyeri
- Kantuk
- Pusing atau sakit kepala
- Berkeringat
- Ruam atau kemerahan
- Kulit gatal-gatal
- Mual atau sakit perut
- Lemas, lemah, atau kekurangan energi
- Kejang otot
- Menurunnya nafsu makan
- Pembengkakan pada kaki
Efek samping ringan biasanya tidak berlangsung lebih dari seminggu atau hilang dalam satu atau dua hari. Dalam kasus yang sangat jarang terjadi atau hanya dialami oleh 0,0002% penerima, efek vaksin AstraZeneca juga dapat berbentuk seperti:
- Reaksi alergi yang parah atau anafilaksis
- Pembekuan darah dengan trombosit rendah
- Sindrom kebocoran kapiler
- Sindrom Guillain-Barre (GBS)
Tapi, ingatlah bahwa hanya 6,1% penerima vaksin AstraZeneca yang merasakan gejala yang parah. Jika kamu mengalami salah satu dari efek vaksin AstraZeneca, kamu bisa mengikuti beberapa cara di bawah ini.
Cara mengobati efek vaksin astrazeneca
Apabila kamu merasakan efek ringan dari vaksin AstraZeneca seperti lengan terasa sakit, tubuh terasa lelah dan pegal, sakit kepala, mual atau muntah, serta demam, kamu bisa minum obat penghilang rasa sakit seperti parasetamol atau ibuprofen.
Sementara, jika terjadi pembengkakan di daerah injeksi, kamu bisa mengatasinya dengan menggunakan kompres air dingin. Tidak lupa, pastikan kamu menjaga tubuh tetap terhidrasi dan waktu istirahat yang cukup.
Apabila kamu telah melakukan upaya pengobatan rumahan tersebut dan tidak kunjung membaik, kamu bisa mengunjungi dokter. Jika kamu mengalami demam yang berkepanjangan, kehilangan atau perubahan pada indra penciuman atau perasa, silakan temui dokter untuk melakukan pemeriksaan.