contoh pelecehan seksual

Kesadaran akan bahaya pelecehan seksual di kantor semakin meningkat. Pelaku pelecehan seksual harus mendapatkan sanksi dan hukuman setimpal serta korban juga harus mendapatkan ruang yang aman serta perlindungan mental.

Meskipun banyak pekerja yang sudah sadar dan menghidupkan wilayah kantor yang bebas tindakan pelecehan seksual, masih ada banyak contoh pelecehan seksual dengan berbagai cara yang kerap dilakukan.

Sadari bahaya pelecehan seksual

Berdasarkan uraian Komnas Perempuan, pelecehan seksual adalah suatu tindakan yang merujuk pada nuansa seksual baik dilakukan dengan kontak fisik atau nonfisik yang biasanya mengarah pada bagian tubuh seksualitas seseorang. 

Banyak contoh pelecehan seksual yang masuk dalam kategori pelecehan ini. Misalnya:

  • Main mata
  • Komentar atau ucapan dengan nuansa seksual
  • Isulan
  • Gerakan atau isyarat seksual
  • Sentuhan atau colekan pada bagian tubuh
  • Memperlihatkan materi pornografi dan dorongan seksual

Semua tindakan ini akan menyebabkan korbannya merasa tidak nyaman, direndahkan, tersungging hingga menyebabkan masalah keselamatan dan kesehatan.

Tidak hanya soal seks, pelecehan seksual juga dapat dipicu karena penyalahgunaan otoritas atau kekuasaan dengan menyakinkan korban bahwa hal tersebut dilakukan karena keinginan romantik atau ketertarikan seksual semata.

Pada intinya, pelecehan seksual dapat dikatakan suatu tindakan seksual tanpa persetujuan yang menyebabkan kerugian pada korban.

Yang perlu diingat adalah, pelecehan seksual tidak hanya terjadi pada wanita saja lho, laki-laki juga berpotensi mendapat pelecehan seksual yang bisa dilakukan oleh wanita atau laki-laki lain. Apa saja jenis pelecehan seksual?

Jenis-jenis pelecehan seksual

Berdasarkan kategorinya, pelecehan seksual terbagi menjadi 5 jenis, yaitu:

1. Pelecehan gender

Pelecehan ini merupakan pernyataan dan perilaku seksis yang merendahkan dan menghina wanita, contohnya tulisan atau gambar merendahkan wanita, humor atau lelucon tentang wanita dan seks pada umumnya, serta komentar menghina.

Baca juga: Apa itu Panseksual? Ini Kesalahpahaman yang Sering Terjadi di Dalamnya! 

2. Perilaku menggoda

Perilaku ini merupakan tindakan seksual yang tidak pantas, tidak diinginkan korban, dan menyinggung. Contoh pelecehan seksual ini antara lain ajakan memaksa untuk kencan, minum, atau ajakan lain yang tetap dilakukan meski sudah ditolak.

Baca juga: Apa itu Cat Calling? Fenomena, Bentuk, dan Cara Menghadapinya!

3. Penyuapan seksual

Contoh pelecehan seksual dengan penyiapan adalah janji atau imbalan jika ada permintaan dan perilaku terkait seks yang dibuat secara halus atau terang-terangan.

4. Pemaksaan seksual

Pemaksaan seksual ini merupakan pemaksaan untuk melakukan aktivitas seksual dengan ancaman hukuman, misalnya mencabut promosi kerja, evaluasi kerja negative atau ancaman pembunuhan karena menolak aktivitas seksual.

5. Pelanggaran seksual

Contoh pelecehan seksual dengan pelanggaran seksual yaitu penyerangan seksual berat seperti merasakan, menyentuh dan meraih anggota tubuh korban secara paksa.

Jika dilihat dari perilakunya, ada jenis pelecehan seksual lain seperti komentar sensual mengenai area tubuh, sentuhan seksual, ajakan seksual, isyarat seksual, graffiti seksual, humor kotor, rumor tentang aktivitas seksual, menyentuh diri sendiri di hadapan orang lain, berbicara kegiatan seksual di depan orang lain dan menampilkan cerita/gambar/benda seksual.

Contoh pelecehan seksual di kantor

Contoh pelecehan seksual merupakan tindakan ofensif bersifat seksual yang tidak mendapatkan consent atau persetujuan dari korban.

Menurut Organisasi Buruh Internasional, ada pelecehan seksual di lingkungan kantor atau kerja yang sering menjadi kondisinya, yaitu:

1. Lingkungan kerja

Kondisi ini akan mempermalukan korban dan mengintimidasi korban yang secara lebih jauh dapat melakukan pelecehan berupa fisik, verbal dan nonverbal.

2. Quid pro quo

Jenis pelecehan seksual di kantor yang menawarkan keuntungan dalam pekerjaan seperti perpanjangan kontrak, promosi, kenaikan gaji dan sebagainya jika korban mau mengikuti keinginan atau perilaku seksual pelaku.

Disebutkan oleh Organisasi Buruh Internasional bahwa kelompok perempuan merupakan yang paling rentan dalam menerima pelecehan seksual di kantor dengan kondisi mereka yang masih muda, belum menikah, sudah bercerai atau mandiri secara finansial, namun tidak menutup kemungkinan kelompok lain juga rentan akan tindak pelecehan seksual ini.

Bagaimana cara menghadapi pelecehan seksual di kantor?

Cara menghadapi pelecehan seksual di kantor

cara mengatasi pelecehan seksual

Contoh pelecehan seksual sudah semakin banyak dan terkadang korban tidak mempunyai kuasa atau kekuatan dalam menolak apa yang sudah dialami.

Keberanian merupakan aspek penting dalam menyuarakan pelecehan seksual karena pelaku akan semakin bebas melakukan pelecehan lain jika tidak dihentikan. Tips menghadapinya, antara lain:

1. Laporkan pelecehan

Melaporkan pelecehan bisa dimulai dengan menulis detail apa yang dialami dan siapa pelakunya. Laporkan pada pihak berwenang di wilayah kantormu agar dapat menangani bentuk-bentuk pelecehan dan pelaku segera diberi tindakan hukuman.

Memang sulit untuk mengingat tindak pelecehan namun hal ini harus dilawan agar tidak berefek buruk pada masa yang akan datang.

2. Bicara dengan orang lain

Bila terlalu sulit untuk melakukannya sendiri, segera bicarakan dengan orang lain, rekan kerja atau keluarga segala tindakan pelecehan yang dialami. Kamu akan lebih lega dan mendapatkan dukungan juga saran apa yang musti dilakukan.

3. Jangan salahkan diri sendiri

Tidak sedikit korban yang menyalahkan diri sendiri sehingga terjadi pelecehan seksual. Menyalahkan diri sendiri akan membuat kamu terpuruk pada keadaan.

Menangis atau marah tidak apa-apa, namun tetap perangi apapun bentuk pelecehan seksual yang terjadi pada diri sendiri.

Contoh pelecehan seksual di kantor tidak bisa dianggap sepele karena kondisi ini bahkan bisa membuat seseorang menjadi stress, frustasi, depresi bahkan gangguan mental jika tidak mendapatkan penanganan secara langsung. 

Jika kamu mengalami hal ini, segera laporkan dan konsultasi pada psikiater atau psikolog agar segera mendapat pertolongan tepat, ya!

Share artikel ini
Reference