Ciri-Ciri Speech Delay pada Anak, Moms Perlu Waspadai!
Anak yang ceria dan suka bercerita tentu menjadi impian semua orang tua. Biasanya anak yang memasuki usia 2 tahun akan lebih banyak bicara. Hal ini karena ia mulai belajar bahasa dan struktur kata sehingga kemampuan berbicaranya semakin lancar dan jelas. Lalu, bagaimana jika mengalami speech delay pada anak?
Ada kalanya beberapa anak mengalami keterlambatan bicara atau speech delay. Tentunya hal ini akan membuat khawatir para orang tua. Agar tak salah ambil keputusan dalam penanganan, yuk ketahui fakta seputar speech delay pada anak, termasuk ciri-cirinya!
Apa itu speech delay?
Speech delay atau keterlambatan bicara adalah kondisi di mana kemampuan anak untuk belajar berbicara lebih lambat dari yang diharapkan. Kondisi ini menunjukkan bahwa si kecil berbicara kurang lancar daripada teman sebayanya. Pada usia dua hingga tiga tahun, rata-rata anak mulai mengucapkan kata-kata sederhana dengan berbagai tingkat artikulasi.
Ciri anak mengalami speech delay
Keterlambatan bicara ditandai dengan perkembangan bicara dan komunikasi anak yang lebih lambat. Hal ini terlihat dari kosakata mereka yang terbatas jika dibandingkan dengan teman sebayanya.
Berikut beberapa ciri speech delay pada anak yang perlu orang tua pahami dan waspadai:
- Di usia 7-12 bulan, si kecil tidak merespons saat seseorang memanggil namanya, hanya mengeluarkan sedikit suara, tidak menggunakan gerakan seperti melambai atau menunjuk (7-12 bulan).
- Pada rentang usia 7 bulan sampai 2 tahun ia tidak mengerti apa yang dikatakan orang lain.
- Di usia 1-1,5 tahun, anak hanya mengatakan beberapa kata, lebih memilih isyarat daripada vokalisasi untuk berkomunikasi, kesulitan menirukan suara.
- Pada usia 1,5-3 tahun, si kecil tidak dapat merangkai kata menjadi kalimat.
- Pada usia 2 tahun, ia memiliki nada suara yang tidak biasa (seperti suara serak atau sengau) dan tidak bisa mengikuti petunjuk sederhana.
- Mengalami kesulitan bermain dan berbicara dengan anak lain meski usianya telah memasuki 2-3 tahun.
- Memiliki banyak kesulitan mengucapkan suara atau kata-kata, merentangkan suara (seperti ‘ffffffarm’) atau sering berhenti saat berbicara pada usia 2,5-3 tahun.
Faktor penyebab anak terlambat bicara
Banyak faktor yang menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara. Berikut beberapa hal yang dapat memicu anak mengalami speech delay, antara lain:
1. Masalah pendengaran
Anak-anak tunarungu mungkin mengalami kesulitan berbicara, memahami, meniru, dan menggunakan bahasa.
2. Lidah pendek
Selain bibir sumbing, anak yang memiliki lidah pendek atau kelainan rahang juga bisa mengalami keterlambatan bicara.
3. Kurangnya rangsangan
Tidak selalu karena faktor medis, penyebab anak terlambat berbicara juga karena orang-orang di sekitarnya jarang mengajaknya untuk berkomunikasi.
4. Gangguan pada saraf
Adanya gangguan pada otak yang dapat mempengaruhi sistem saraf reseptif (penerimaan) dan ekspresif (cara bicara). Biasanya ini terjadi pada mereka yang mengalami kondisi Autisme, ADHD, Cerebral Palsy.
5. Malnutrisi
Nutrisi yang tidak tercukupi dengan baik juga menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara.
6. Infeksi telinga
Infeksi telinga terutama infeksi kronis, dapat memengaruhi pendengaran si kecil. Namun selama ada pendengaran normal di satu telinga, bicara dan bahasa akan berkembang secara normal.
Bagaimana orang tua dapat membantu anak yang mengalami keterlambatan bicara?
Sebagai orang tua, kamu juga dapat membantu si kecil yang mengalami keterlambatan bicara dengan melakukan beberapa cara berikut:
- Ajak anak bicara setiap hari
- Gunakan gerak tubuh, benda, warna, orang, dan kata-kata sehingga anak dapat dengan mudah membalas apa yang kamu katakan
- Bacakan buku untuk mereka dan beritahu tentang gambar saat kamu membaca
- Nyanyikan lagu dengan gerakan tubuh
- Berikan perhatian penuh saat kamu berbicara dengan mereka
- Biarkan si kecil berinteraksi dengan anak yang sudah bisa berbicara, karena hal ini dapat membantu mereka mengembangkan komunikasi dengan lebih baik
- Ajukan pertanyaan dan beri mereka waktu untuk menjawab
Pilihan terapi mengatasi speech delay
Terapi bicara-bahasa adalah perawatan yang biasa dilakukan untuk anak dengan gangguan bicara maupun bahasa.
Dalam terapi wicara, Ahli patologi wicara-bahasa (SLP) bekerja dengan seorang anak secara pribadi, dalam kelompok kecil, atau di ruang kelas untuk mengatasi masalah. Terapis menggunakan berbagai strategi, termasuk:
1. Kegiatan intervensi bahasa
SLP akan berinteraksi dengan anak dengan cara bermain dan berbicara, menggunakan gambar, buku, benda, atau kejadian yang sedang berlangsung untuk merangsang perkembangan bahasa.
Terapis dapat mencontohkan kosa kata maupun tata bahasa yang benar, dan menggunakan latihan pengulangan untuk membangun keterampilan bahasa.
2. Terapi artikulasi
Latihan artikulasi, atau produksi suara, melibatkan terapis yang membuat model suara dan suku kata yang benar dalam kata dan kalimat.
SLP akan menunjukkan kepada anak cara membuat bunyi tertentu, seperti bunyi “r”, dan mungkin menunjukkan cara menggerakkan lidah untuk membuat bunyi tertentu.
3. Terapi oral-motorik/makan dan menelan
SLP dapat menggunakan berbagai latihan oral – termasuk pijat wajah dan berbagai latihan lidah, bibir, dan rahang – untuk memperkuat otot mulut untuk makan, minum, dan menelan.
Keterlambatan bicara adalah masalah umum pada anak-anak dan dapat ditangani dengan deteksi dini. Dalam beberapa kasus, keterlambatan bicara disebabkan oleh beberapa masalah kesehatan yang mendasarinya.
Oleh karena itu, orang tua tidak boleh mengabaikan ciri-ciri awal speech delay pada anak. Sebab, seorang anak dapat dengan mudah mengatasi kondisi ini dengan usaha yang cukup dan perhatian yang cukup dari orang tua.
Penulis: Silvia Wardatul