Cara Menurunkan Berat Badan 60 kg Menjadi 45 kg
Siapa yang tidak ingin memiliki berat badan ideal? Permasalahan yang berkaitan dengan berat badan tidak hanya tentang kekurangan berat badan, tetapi juga kelebihan berat badan. Banyak dari mereka yang mencari cara menurunkan berat badan 60 kg menjadi 45 kg.
Lewat artikel kali ini, Yoona ingin membahas lebih lanjut tentang cara menurunkan berat badan 60 kg menjadi 45 kg. Cari tahu juga penyebab berat badan naik drastis dengan membaca penjelasan lengkapnya di sini.
Penyebab berat badan naik drastis
Bagaimana cara menurunkan berat badan 60 kg menjadi 45 kg? Sebelum mencari jawabannya, yuk cari tahu dulu penyebab berat badan naik drastis. Ada banyak faktor yang memengaruhi naik turunnya berat badan seseorang. Berikut penyebab umum berat badan naik dengan cepat atau drastis:
1. Konsumsi obat-obatan
Beberapa jenis obat-obatan tertentu yang kamu konsumsi dapat memicu kenaikan berat badan. Obat-obatan yang dapat menyebabkan berat badan kamu bertambah antara lain obat antipsikotik, antidepresan, kortikosteroid, antihiperglikemik (misalnya untuk diabetes), dan antihipertensi.
2. Insomnia
Kurang istirahat atau tidur sampai insomnia juga dapat menjadi penyebab naiknya berat badan. Kurang tidur dapat memengaruhi ritme sirkadian seseorang yang dapat menyebabkan penambahan berat badan dengan memengaruhi hormon nafsu makan, kebutuhan dan pengeluaran energi, dan pilihan makanan.
Dalam meta-analisis 2015 terhadap 56.000 anak, peneliti menemukan mereka yang tidur kurang dari 10 jam memiliki kemungkinan 76% lebih besar untuk mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, sementara setiap tambahan jam tidur mengurangi kemungkinan tersebut sebesar 21%.
3. Berhenti merokok
Beberapa orang mengalami kenaikan berat badan ketika berhenti merokok. Nikotin, yang ditemukan dalam rokok dan produk tembakau lainnya, dapat meningkatkan metabolisme seseorang dan mengurangi nafsu makan. Ketika seseorang berhenti merokok, mereka mungkin merasa lebih lapar dan makan lebih banyak sehingga menyebabkan penambahan berat badan.
Meta-analisis yang dipublikasi pada 2015 menemukan rata-rata kenaikan berat badan dalam periode 5 tahun setelah berhenti merokok adalah 4,1 kg. Namun, perubahan berat badan akibat berhenti merokok berbeda-beda tergantung orangnya.
Para peneliti dari penelitian lain menemukan bahwa 65% orang yang berhenti merokok mempertahankan atau menambah berat badan kurang dari 5% dari berat badan mereka.
4. PCOS
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah kelainan sistem endokrin yang menyerang orang yang memiliki ovarium pada usia reproduksi. Hal ini ditandai dengan beberapa kelainan hormonal. Orang dengan PCOS biasanya juga mengalami resistensi insulin yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
5. Gagal jantung
Kenaikan berat badan yang cepat atau pembengkakan di area tubuh tertentu (edema) dapat disebabkan oleh retensi cairan. Menurut American Heart Association, penambahan berat badan lebih dari 1-1,3 kg selama 24 jam atau 2,3 kg dalam seminggu bisa menjadi tanda gagal jantung.
Jika darah mengalir perlahan ke dan dari jantung, hal ini memengaruhi fungsi organ utama lainnya di tubuh. Akibatnya, cairan pun terkumpul di jaringan sehingga dapat menyebabkan penambahan berat badan dan pembengkakan pada daerah perut, pergelangan kaki, dan kaki.
6. Gangguan ginjal
Kenaikan berat badan secara tiba-tiba atau pembengkakan pada tungkai, pergelangan kaki, atau kaki mungkin merupakan tanda penyakit ginjal, seperti gagal ginjal atau sindrom nefrotik. Ginjal berperan menyaring racun dan zat asing, serta cairan dari tubuh. Jika rusak, kelenjar tersebut tidak dapat mengeluarkan cairan tersebut dengan baik sehingga berat badan naik.
7. Gangguan tiroid
Hipotiroidisme adalah kondisi kelenjar tiroid yang tidak dapat menghasilkan cukup hormon. Hal ini dapat memengaruhi banyak fungsi tubuh, seperti memperlambat metabolisme. Gejala hipotiroidisme meliputi penambahan berat badan, kelelahan terus-menerus, depresi, merasa dingin, kulit dan rambut kering, persendian kaku dan otot pegal, dan sembelit.
8. Kanker ovarium
Kanker ovarium mengacu pada kanker apa pun yang dimulai di ovarium. Beberapa orang mungkin tidak merasakan gejala pada tahap awal.
Namun, seiring berkembangnya penyakit, penderita kanker ovarium mungkin mengalami penambahan berat badan dan gejala lainnya, seperti nyeri di perut atau panggul, kesulitan tidur, kebutuhan buang air kecil yang sering atau mendesak, kehilangan nafsu makan atau merasa cepat kenyang, siklus menstruasi yang tidak biasa, dan gangguan pencernaan.
Kamu sudah mengetahui apa saja penyebab berat badan naik drastis, lalu bagaimana cara menurunkan berat badan 60 kg menjadi 45 kg? Hal yang perlu kamu ketahui, yaitu tidak ada proses menurunkan berat badan dengan cepat.
Menurunkan berat badan membutuhkan waktu yang panjang dengan proses yang tidak mudah. Cara menurunkan berat badan 60 kg menjadi 45 kg yang aman, yaitu:
- Pastikan benar-benar siap karena menurunkan berat badan membutuhkan komitmen jangka panjang, termasuk siap untuk melakukan perubahan permanen pada kebiasaan makan dan aktivitas
- Temukan motivasi yang tepat. Kamu harus melakukan perubahan pola makan dan olahraga untuk menyenangkan diri sendiri, bukan orang lain.
- Tetapkan tujuan yang realistis. 60 kg menjadi 45 kg dalam sebulan itu tidak realistis. Target penurunan berat badan yang realistis, yaitu 0,5-1 kg dalam seminggu.
- Konsumsi makanan yang lebih sehat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Kurangi gula dan pilih produk susu tanpa lemak. Hindari karbohidrat olahan seperti kue, mie, pasta, dan mulai mengonsumsi ubi, jagung, atau pisang.
- Jangan lupa berolahraga. Aktivitas fisik teratur ditambah pembatasan kalori dapat membantu kamu menurunkan berat badan. Olahraga dapat membantu membakar kelebihan kalori yang tidak dapat kamu hilangkan hanya melalui pola makan.
Itulah penjelasan lengkap tentang penyebab berat badan naik drastis dan cara menurunkan berat badan yang aman. Jika ingin memulai program berat badan, tapi memiliki penyakit tertentu, pastikan untuk konsultasi dengan dokter terlebih dahulu, ya!
Penulis: Tara Anugerah