penyebab pusing saat puasa pada ibu hamil

Sakit kepala saat berpuasa memang bisa berdampak negatif karena dapat mengganggu aktivitas ibu hamil. Oleh karena itu, mencari tahu penyebab pusing saat puasa pada ibu hamil dapat membantu mengatasi masalah yang dialami. 

Meski selama kehamilan kamu mengalami sakit kepala yang berbeda dari biasanya, namun kebanyakan sakit kepala selama kehamilan tidak berbahaya. Dalam beberapa kasus, sakit kepala bisa menjadi tanda masalah kesehatan lainnya selama kehamilan.

Islam memberikan izin bagi ibu hamil untuk tidak berpuasa jika khawatir akan membahayakan bayi atau kesehatannya sendiri. Meski begitu, banyak ibu hamil yang memutuskan untuk ikut menjalankan puasa. Namun, hal ini juga didasari oleh rekomendasi dari dokter.

Walau tak sedikit ibu hamil yang mampu menjalankan puasa selama sebulan penuh, tetapi tak sedikit juga yang mengalami masalah seperti sakit kepala selama puasa. Memang sakit kepala menjadi masalah umum yang kerap dialami ibu hamil.

Apa saja penyebab pusing saat puasa pada ibu hamil?

Kebanyakan sakit kepala selama kehamilan merupakan sakit kepala primer atau yang terjadi dengan sendirinya dan bukan gejala komplikasi dalam kehamilan. Sakit kepala primer biasanya berupa sakit kepala tegang, serangan migrain, dan sakit kepala cluster.

Pada dasarnya gejala sakit kepala atau pusing saat puasa pada ibu hamil sangat mirip dengan sakit kepala karena tegang. Jenis sakit kepala ini paling sering terjadi dan menyebabkan sesak atau tekanan di sekitar kepala. Beberapa penyebab pusing saat puasa pada ibu hamil, yaitu:

1. Dehidrasi

Dehidrasi berarti kehilangan lebih banyak cairan dari yang kamu konsumsi dan mengakibatkan kurangnya kadar air dalam tubuh. Ketika ini terjadi, otak akan merespons dengan menyusutkan diri dari tengkorak sehingga menimbulkan sakit kepala.

Memang, asupan cairan selama Ramadan jauh lebih menurun dibandingkan hari biasa. Itu karena selama berpuasa kita tidak diperbolehkan minum dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. 

Bagi yang tinggal di iklim panas seperti halnya Indonesia, jauh lebih tinggi kemungkinan seseorang mengalami sakit kepala selama puasa akibat dehidrasi.

Sebenarnya, dehidrasi bisa diatasi asal dapat diimbangi dengan minum cukup air di malam hari maupun saat sahur. Selain memperbanyak minum air, ibu hamil juga bisa mengonsumsi makanan yang kaya akan mineral, seperti sayur dan buah-buahan selama bulan Ramadan.

2. Kurang tidur

Selama Ramadan, kita harus bangun lebih pagi agar dapat menyantap makan sahur. Ibu hamil yang memutuskan untuk berpuasa tentunya tidak boleh melewatkan makan sahur agar mendapatkan nutrisi daan energi yang cukup sepanjang hari.

Tentunya karena harus bangun lebih pagi, perubahan jam tidur ibu hamil dapat memengaruhi kualitas tidur seperti biasa. Pasalnya, di hari normal ibu hamil bisa tidur selama 8 jam. Namun, saat Ramadan, kemungkinan jam tidur menjadi berkurang.

Waktu tidur yang berkurang inilah yang bisa menjadi penyebab pusing disertai lemas saat puasa pada ibu hamil.

3. Mengalami penurunan gula darah 

Pada dasarnya, penurunan maupun peningkatan kadar gula darah adalah suatu hal yang normal. Namun, perlu dicatat bahwa ketika kadarnya turun lebih rendah dari batas 70 mg/dL, ini menandakan bahwa kamu mengalami hipoglikemia atau gula darah sangat rendah. 

Hipoglikemia biasanya dikaitkan dengan pasien diabetes yang asupan gulanya cenderung ekstra sensitif. Beberapa gejala termasuk sakit kepala, merasa gemetar dan lemah, serta mual. 

Namun, orang yang awalnya dinyatakan sehat juga bisa mengalami gula darah rendah beberapa jam setelah berbuka puasa jika mereka mengonsumsi karbohidrat sederhana seperti biji-bijian olahan dan makanan tinggi gula. 

Tidak seperti karbohidrat kompleks yang membutuhkan waktu untuk terurai, karbohidrat tidak sehat langsung digunakan tubuh untuk menghasilkan energi sehingga menyebabkan lonjakan kadar gula dan juga penurunan cepat setelahnya. Proses yang begitu cepat ini yang memicu sakit kepala

4. Kurangnya asupan gizi

Satu-satunya kesempatan untuk meningkatkan asupan gizi selama Ramadan, yaitu saat sahur, berbuka puasa, dan malam hari di antaranya. Namun, sayangnya, kebanyakan dari kita justru mengabaikan hal ini. 

Bahkan melakukan kebiasaan buruk seperti:

  1. Melewatkan sahur demi menambah waktu tidur
  2. Memakan gorengan atau makanan manis saat berbuka puasa 
  3. Tidak mengonsumsi cukup cairan dan makanan kaya air di malam hari sehingga tidak dapat memulihkan vitamin dan mineral yang diperlukan agar tubuh  bekerja dengan baik di siang hari

5 Tanda Ibu Hamil Harus Membatalkan Puasa yang Perlu Diwaspadai

Cara mengatasi pusing saat puasa

cara mengatasi pusing saat puasa pada ibu hamil

Di hari biasa, kamu bisa mengobati pusing dengan minum obat pereda sakit kepala. Namun, saat puasa tentunya hal itu tidak bisa kamu lakukan. Berikut beberapa cara mengatasi pusing saat puasa pada ibu hamil yang bisa dilakukan:

1. Gunakan kompres dingin

Pusing saat puasa pada ibu hamil bisa diatasi dengan menggunakan kompres dingin. Kompres dingin atau membalut es dengan handuk basah yang dingin di kepala atau leher dipercaya dapat membantu meredakan rasa sakit kepala dengan cara membatasi aliran darah ke saraf yang merasakan nyeri untuk sementara. 

Dengan kata lain, sinyal untuk merasakan sakit terganggu atau mati rasa. Alih-alih merasakan sakit, otak justru beralih untuk fokus pada sensasi dingin. Namun, ingatlah untuk meletakkan es di antara kain dan jangan membiarkan es langsung bersentuhan dengan kulit karena akan menyebabkan cedera pada kulit dan jaringan di bawahnya. 

2. Memijat kepala

American Massage Therapy Association merekomendasikanmu yang mengalami sakit kepala dengan memijat kepala. Pasalnya, pijat kepala efektif untuk mengurangi tekanan atau ketegangan di sekitar kepala, serta keparahan dan durasi nyeri.

Manfaat relaksasi dari memijat kepala jika dilakukan dengan benar dapat memperlancar peredaran darah sehingga mengurangi sakit kepala. 

3. Jangan lupakan istirahat

Ketika kepalamu terasa berat dan pusing, cobalah beristirahat dengan memejamkan mata dan berbaring di tempat yang sunyi atau gelap. Cara ini terbukti ampuh terutama bagi penderita migrain.

Rasa sakit mereka cenderung peka terhadap cahaya dan suara. Faktanya, tidur siang selama 20 menit juga dapat meredakan sakit kepala. Namun, hindari bangun dengan gerakan tiba-tiba karena dapat memicu headrush yang dapat memperburuk rasa sakit. 

4. Berbuka puasa

Apabila sudah melakukan berbagai cara, tetapi pusing tak kunjung reda atau justru keadaan semakin parah, sebaiknya ibu hamil tidak memaksakan berpuasa dan segera membatalkannya. 

Pada dasarnya, ibu hamil yang memiliki masalah tertentu dan dirasa dengan berpuasa bisa membahayakan kondisi dirinya maupun janin, maka tidak diwajibkan untuk berpuasa. Namun, menggantinya dengan membayar fidyah.

Bagaimana Keadaan Janin saat Ibu Puasa? Yuk, Cek Faktanya di Sini!

Tak bisa dipungkiri bahwa pusing saat puasa pada ibu hamil memang kerap terjadi. Namun, sebaiknya jangan mengabaikan tanda ini. Segera beritahu dokter tentang sakit kepala yang kamu alami selama, sebelum, dan setelah kehamilan. 

Buat jurnal untuk mencatat seberapa sering kamu mengalami sakit kepala dan seberapa serius rasa sakitnya. Selain itu, catat gejala lain yang kamu alami, ya!


Penulis: Silvia Wardatul 

Share artikel ini
Reference