Streptococcus Pneumoniae Adalah Penyakit Pneumonia, Apa Gejalanya?
Mungkin kamu sudah tidak asing lagi mendengar penyakit pneumonia ini. Pneumonia merupakan penyakit paru-paru yang tergolong ringan hingga berat namun dapat mengancam jiwa.Terjadi pada bayi, anak-anak, lansia umur 65 tahun, dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Bakteri Streptococcus adalah penyebab utama pneumonia bakteri. Bahkan secara global, pneumonia adalah penyebab utama kematian pada anak-anak. Pada tahun 2017, WHO mencatat penyakit ini diperkirakan telah membunuh lebih dari 800.000 anak balita di seluruh dunia.
Streptococcus pneumoniae adalah penyakit pneumonia yang lebih mungkin terjadi pada perokok, pasien kanker yang sedang menjalani pengobatan kemoterapi, atau menderita penyakit tertentu seperti asma, diabetes, gagal jantung, hingga HIV/AIDS. Apa saja gejala dan pengobatan infeksi Streptococcus? Yuk cari tahu lebih lanjut di bawah ini!
Streptococcus pneumoniae adalah penyakit
Pneumonia sendiri adalah infeksi pada salah satu bagian paru-paru atau bahkan keduanya karena adanya bakteri, jamur, atau virus di dalamnya. Jika terjadi infeksi pada bagian organ paru-paru, maka saluran pernapasan akan menjadi bengkak, dan kantung udara di paru-paru akan terisi dengan lendir dan cairan lainnya.
Streptococcus pneumoniae adalah penyakit pneumonia, dimana bakteri penyebab pneumonia dapat ditularkan dari satu individu ke individu lainnya melalui udara, yang dikeluarkan oleh batuk atau bersin.
Pneumonia juga dapat ditularkan melalui kontak dengan permukaan atau benda yang terkontaminasi bakteri atau virus penyebab pneumonia. Selain itu, pneumonia akibat jamur (fungi) ditularkan dari lingkungan. Pneumonia karena jamur tidak menular dari satu orang ke orang lain.
Streptococcus pneumoniae adalah bakteri yang menjadi penyebab pneumonia secara umum. Selain itu, virus yang menyebabkan pneumonia antara lain virus influenza (flu), respiratory syncytial virus (SRV), dan rhinovirus. Pneumonia virus biasanya memiliki gejala yang lebih ringan dan dapat membaik dalam satu hingga tiga minggu tanpa pengobatan.
Dari jamur yang ada di tanah maupun dari kotoran burung juga bisa menyebabkan pneumonia. Jamur yang menyebabkan pneumonia biasanya hanya dapat menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Cara Mencegah Infeksi streptococcus
Meski berbahaya, untungnya sudah ditemukan vaksin yang bisa mencegah Pneumonia Bakterial, yaitu vaksin pneumokokus. Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) vaksin pneumokokus dan vaksin HIB dapat menurunkan angka kematian bayi akibat pneumonia hingga 50%.
Vaksin ini direkomendasikan untuk diberikan kepada bayi di bawah usia satu tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
Pada bayi, vaksin ini diberikan tiga kali pada usia 2, 3 dan 4 bulan, sedangkan untuk orang dewasa vaksin ini diberikan dua kali. Selalu menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, istirahat cukup, mencuci tangan secara teratur.
Gejala infeksi streptococcus
Streptococcus pneumoniae adalah penyakit pneumonia, ada berbagai tanda atau gejala pneumonia bervariasi, dari ringan hingga berat, tergantung pada beberapa faktor seperti jenis kuman yang menyebabkannya, usia pasien, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Tanda dan gejala ringan pneumonia seringkali mirip dengan flu atau pilek biasa, termasuk demam, batuk, dan pilek. Namun, gejala pneumonia cenderung berlangsung lama dan tidak kunjung hilang.
Tanda dan gejala pneumonia meliputi:
- Demam, berkeringat dan kedinginan
- Suhu tubuh lebih rendah dari normal terutama pada orang yang berusia di atas 65 tahun dan pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah
- Batuk berdahak dengan lendir yang kental dan kental
- Nyeri dada saat bernapas atau saat batuk
- Sesak napas
- Kelelahan dan nyeri otot
- Mual, muntah, atau diare
- Sakit kepala
Beberapa gejala tersebut biasanya berlangsung selama 24-48 jam pada penderita pneumonia, namun kondisi tersebut juga bisa bergantung pada kondisi kesehatan masing-masing orang. Pada anak di bawah usia 5 tahun, gejala pneumonia juga menyebabkan pernapasan menjadi tidak teratur dan lebih cepat.
Pengobatan infeksi streptococcus
Mengingat bahwa Streptococcus pneumoniae adalah penyakit pneumonia, pengobatannya juga bervariasi tergantung pada penyebab infeksi pneumonia itu sendiri.
1. Obat-obatan
Pneumonia bakteri biasanya diobati dengan antibiotik oral. Penting untuk menghabiskan antibiotik bahkan jika kamu merasa lebih baik. Antibiotik yang tidak digunakan akan menyebabkan infeksi tidak dapat teratasi secara tuntas dan akan semakin sulit untuk diobati di kemudian hari.
Pemberian obat juga tergantung pada kondisi masing-masing pasien. Obat yang diberikan mulai dari penurun panas dan pereda nyeri seperti parasetamol, ibuprofen, atau aspirin dan obat batuk.
2. Memberikan antivirus
Jika pneumonia disebabkan oleh infeksi virus, antibiotik tidak lagi efektif meredakan gejala yang terjadi. Pneumonia akibat infeksi virus hanya bisa diobati dengan obat antivirus dari dokter seperti oseltamivir atau zanamivir, kemudian gejala pneumonia biasanya akan membaik dalam waktu 1-3 minggu.
Selain kedua obat di atas, dokter mungkin akan memberikan obat batuk untuk meredakan gejala batuk yang biasanya terjadi pada pneumonia. Obat penghilang rasa sakit juga dapat diberikan untuk membantu meredakan nyeri sendi atau otot, seperti ibuprofen atau asetaminofen.
Selain minum obat secara teratur, penderita pneumonia juga perlu istirahat yang cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan banyak minum air putih agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik dan membantu mengurangi jumlah dahak di paru-paru.
3. Perawatan di rumah
Untuk pengobatan rumahan, dokter biasanya akan meresepkan obat untuk mengurangi rasa sakit dan demam sesuai kebutuhan. Obat-obatan tersebut termasuk aspirin, ibuprofen, dan asetaminofen. Terkadang, kamu juga akan diberi resep obat batuk. Kamu bisa sembuh dan bisa mencegah kambuhnya penyakit dengan banyak istirahat dan banyak minum air putih.
4. Rawat Inap
Jika pneumonia bakterial sudah parah, maka rawat inap oleh dokter dianjurkan untuk berbagai perawatan:
- Penggunaan oksigen untuk mengobati sesak napas
- Pemberian cairan dan obat-obatan melalui suntikan atau infus
- Terapi untuk membantu mengencerkan dahak
- Fisioterapi dada
- Penggunaan uap
- Jika kondisi pasien parah hingga tidak sadarkan diri, disarankan untuk memasang alat bantu pernapasan seperti ventilator.
Streptococcus pneumoniae adalah penyakit pneumonia. Namun, bakteri sebenarnya hidup di saluran pernapasan hidung dan tenggorokan. Pada orang sehat, bakteri ini tidak berbahaya. Namun ketika daya tahan tubuh menurun, maka dapat menimbulkan masalah berupa bakteri pneumonia.