Penyebab Batu Empedu: Berawal dari Kebiasaan Makan Berlemak
Batu empedu termasuk penyakit yang umum terjadi dimana sekitar 1 dari 5 wanita dan 1 dari 10 pria memiliki batu empedu saat berusia 60 tahun.
Risiko penyakit batu empedu rupanya juga akan semakin meningkat jika disertai dengan masalah pada kesehatan seperti obesitas hingga konsumsi makanan yang tidak sehat.
Lalu, apa saja sih penyebab batu empedu? Simak artikel di bawah ini!
Penyakit batu empedu
Batu empedu atau cholelithiasis adalah material padat yang terbentuk pada kantong empedu, sebuah organ kecil yang berbentuk seperti buah pir berlokasi pada sisi perut kanan di bawah organ hati. Ukuran batu empedu dapat bervariasi mulai dari butiran pasir hingga sebesar bola golf.
Normalnya, kantong empedu menyimpan cairan empedu berwarna kuning-kehijauan yang berfungsi membantu proses pencernaan. Beberapa kondisi kesehatan dan infeksi tertentu rupanya dianggap dapat menyebabkan terbentuknya batu pada kantong empedu.
Penyebab batu empedu
Meskipun penyebab pasti terbentuknya batu empedu masih belum diketahui, para ahli meyakini bahwa batu empedu disebabkan oleh hal-hal seperti berikut:
1. Kantong empedu mengandung kolesterol dalam jumlah berlebihan
Normalnya, empedu memiliki zat yang dapat melarutkan lemak yang dikeluarkan oleh hati. Ketika organ hati mengeluarkan kolesterol melebihi kapasitas yang mampu dilarutkan oleh empedu, maka kolesterol yang berlebih membentuk kristal dan akhirnya menjadi batu
2. Kantong empedu mengandung bilirubin dalam jumlah berlebihan
Bilirubin adalah senyawa kimia yang didapatkan saat tubuh memecah sel darah merah. Pada kondisi tertentu seperti sirosis hati dan kelainan darah dapat menyebabkan produksi bilirubin berlebihan dan memicu formasi batu empedu.
3. Kantong empedu tidak dikosongkan dengan semestinya
Jika kantong empedu tidak dikosongkan dengan sepenuhnya, empedu dapat menjadi sangat pekat dan membentuk batu empedu.
Makanan penyebab batu empedu
Makanan yang kamu konsumsi sehari-hari ternyata berpengaruh pada pembentukan batu empedu. Sayangnya, individu yang mengalami penyakit batu empedu perlu menjalani diet ketat agar tidak memicu serangan batu empedu.
Berikut jenis makanan yang kamu perlu hindari:
- Lemak hewani seperti daging sapi, babi dan lemak babi serta mentega
- Produk susu seperti susu murni, keju lunak dan keras
- Produk minyak dan lemak yang dihidrogenasi seperti mayonaise dan margarin
- Produk karbohidrat olahan seperti kue dan pastry, roti tawar, permen, cookies, dll.
- Makanan yang dimasak dengan teknik deep-fried
- Stimulan seperti teh hitam, kopi, dan alkohol
- Minuman berkarbonasi seperti soda dan cola
- Pengawet, perisa, pemanis dan pewarna buatan
- Sayuran tertentu seperti kol, kembang kol, dan kacang-kacangan
- Buah seperti grapefruit
- Telur yang mengandung kolesterol yang tinggi
- Makanan dengan kandungan gula yang tinggi seperti cokelat, permen, es krim, dan makanan penutup manis lainnya
Semua makanan tersebut adalah faktor pemicu formasi batu empedu sehingga kamu perlu membatasi konsumsinya agar mencegah serangan pada kantong empedu.
Selain itu juga, hindari gaya hidup sedentari, melakukan program penurunan berat badan secara drastis dan stres.
Gejala batu empedu
Menurut American College of Gastroenterology, sebanyak 80% individu memiliki batu empedu, tetapi tidak menimbulkan gejala (disebut juga silent gallstones) sehingga tidak memerlukan pengobatan karena tidak mengganggu kerja dari kantong empedu, liver, maupun pankreas.
Namun, batu empedu yang terperangkap pada saluran dapat menimbulkan beberapa gejala sebagai berikut:
- Nyeri mendadak pada perut kanan atas (lokasi kantong empedu) dan dapat menjalar hingga ke punggung. Nyeri yang hilang timbul dapat berlangsung selama 15 menit hingga berjam-jam
- Individu biasanya mengalami serangan gejala saat mengonsumsi makanan tinggi lemak
- Rasa sendawa, kembung, mual dan penurunan nafsu makan
Batu empedu terkadang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pankreatitis dan infeksi pada kantong dan saluran empedu. Gejala yang timbul dapat berupa demam hingga nyeri hebat pada perut.
Kamu perlu segera menghubungi layanan kesehatan terdekat jika mengalami gejala berikut:
- Nyeri pada perut yang berlangsung selama beberapa jam
- Mual dan muntah
- Demam dan menggigil
- Jaundice (perubahan warna kuning pada kulit dan bagian putih bola mata)
- Urin yang berwarna seperti teh dan kotoran yang berwarna pucat
Faktor risiko batu empedu
Beberapa faktor risiko batu empedu berkaitan dengan makanan dan dapat dikontrol, sementara faktor lainnya seperti umur, ras, kelamin dan riwayat keluarga merupakan faktor risiko yang tidak dapat dikontrol.
Berikut faktor risiko terbentuknya batu empedu:
- Jenis kelamin wanita
- Berusia lebih dari 40 tahun
- Obesitas
- Diabetes
- Sindrom metabolik
- Gen
- Obat-obatan tertentu seperti kontrasepsi hormonal (estrogen) dan analog somatostatin
- Mengonsumsi obat penurun kolesterol
- Mengonsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol serta rendah serat
- Penurunan berat badan drastis dalam waktu singkat
- Selama kehamilan, hormon progesteron menurunkan kontraktilitas kandung empedu dan menyebabkan pengendapan (stasis) empedu.
- Jarang berolahraga
- Puasa dalam durasi lama
- Penyakit Crohn
- Penyakit anemia hemolitik dan sirosis hati
Diagnosis batu empedu
Untuk mengetahui diagnosis batu empedu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan menilai perubahan warna pada kulit dan mata dan mungkin menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan tambahan seperti:
- Pemeriksaan darah untuk memeriksa adanya infeksi dan penyumbatan
- Ultrasound untuk melihat gambaran organ dalam tubuh
- Computed tomography scan (CT scan) untuk mendapatkan pencitraan kantong empedu
- Cholangiography
Pengobatan batu empedu
Biasanya batu empedu yang berukuran kecil dapat keluar dari saluran dan dibuang dari tubuh melalui kotoran.
Namun, batu empedu yang berukuran besar dan menimbulkan gejala memerlukan pengobatan karena batu dapat terperangkap dan menghalangi berbagai enzim pencernaan termasuk cairan empedu itu sendiri.
Kamu perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran pengobatan batu empedu yang sesuai dengan kondisi, ukuran dan jumlah batu yang berada pada kantong empedu.
Pengobatan batu empedu dapat berupa:
- Terapi oral menggunakan obat ursodeoxycholic acid. Terapi ini hanya efektif pada sebagian kasus. Saat dihentikan, batu empedu dapat terbentuk kembali.
- Gelombang kejut (lithotripsy)
- Laparoscopic cholecystectomy, merupakan prosedur operasi pengangkatan kantong empedu
Penyakit batu empedu yang dibiarkan dan tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi fatal pada kelenjar pankreas.
Oleh karena itu, kamu harus melakukan pencegahan dengan menerapkan pola makan dan gaya hidup sehat agar menurunkan risiko penyakit batu empedu.
Pencegahan batu empedu
Untuk menurunkan risiko terjadinya batu empedu kamu dapat melakukan beberapa langkah pencegahan dimulai dari perubahan gaya hidup sehat. Berikut langkah-langkahnya:
- Mengonsumsi makanan tinggi serat dan lemak ‘baik’ seperti minyak ikan dan minyak zaitun
- Hindari mengonsumsi karbohidrat olahan seperti cookies dan roti serta kurangi konsumsi gula
- Penuhi kebutuhan cairan harian
- Menjaga berat badan ideal
- Lakukan olahraga secara rutin seminggu sekali selama minimal 30 menit
Selain itu, jika kamu adalah wanita yang beresiko tinggi mengalami batu empedu (dengan riwayat keluarga dan kondisi kesehatan lainnya).
Konsultasikan hal tersebut dengan dokter sebelum kamu berencana untuk menggunakan kontrasepsi hormonal.