ciri-ciri obesitas dan bahaya yang mengintainya

ciri-ciri obesitas dan bahaya yang mengintainya

Menjadi salah satu penyebab utama kematian dini, obesitas adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat global saat ini.

Pasalnya, ciri-ciri obesitas yang tidak banyak diketahui hingga dibiarkan begitu saja dapat memicu risiko penyakit lain termasuk diabetes.

Obesitas memang bisa dicegah dan diatasi dengan melakukan beberapa upaya.

Tapi, tanpa mengetahui ciri-ciri obesitas, kamu tentu tidak akan tahu apakah seseorang mengalami obesitas dan memerlukan penanganan.

Penasaran apa saja ciri-ciri obesitas? Mari simak ulasan berikut ini.

Obesitas

Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama (WHO,2000).

Selain dinilai sebagai penyakit kronis yang kompleks, obesitas dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan seperti memicu penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, dan juga kanker.

Orang yang mengalami obesitas akan menunjukan beberapa ciri-ciri tertentu.

Dengan mengetahui tanda obesitas lebih dini, kamu tidak hanya mencegah terjadinya penumpukan lemak yang semakin parah tetapi juga meningkatkan kualitas hidup di kemudian hari.

Obesitas pada pria dan wanita

Obesitas dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia tua dan muda maupun anak-anak, serta jenis kelamin laki-laki maupun perempuan.

Menurut World Health Organization (WHO), orang dewasa (baik pria maupun wanita) dikatakan mengalami obesitas jika indeks massa tubuh (IMT) menunjukan hasil lebih dari 30.

Untuk mengukur indeks massa tubuh (IMT) dewasa, kamu dapat menggunakan rumus yakni berat badan (BB) tubuh dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter.

IMT (dewasa) = BB (kilogram) / Tinggi badan²(meter)

Hasil perhitungan IMT dapat kamu bandingkan pada kategori di bawah ini:

  • Jika IMT kurang dari 18,5, maka termasuk dalam kategori berat badan rendah atau gizi kurang
  • Jika IMT berada pada kisaran 18,5 – < 25, maka termasuk dalam kategori berat badan normal
  • Jika IMT berada pada kisaran 25 – < 30, maka termasuk dalam kategori berat badan berlebih atau overweight
  • Jika hasil IMT 30 atau lebih, maka termasuk kategori obesitas

Pada orang Asia dengan IMT lebih dari atau sama dengan 23 berisiko mengalami gangguan kesehatan.

Namun, IMT saja tidak dapat dijadikan sebagai tolak ukur lemak pada tubuh.

Untuk itu, diperlukan pengukuran lingkar pinggang. Pria yang mengalami obesitas umumnya memiliki lingkar pinggang lebih dari 102 cm. Sedangkan, pada perempuan yakni lebih dari 88 cm.

Perhitungan lingkar pinggang dan BMI sebaiknya dilakukan di tempat penyedia kesehatan untuk mencegah terjadinya kekeliruan perhitungan.

Penyebab obesitas

Obesitas yang terjadi karena penumpukan lemak yang berlebihan pada tubuh terjadi karena konsumsi kalori harian yang berlebihan tanpa diikuti aktivitas normal dan olahraga.

Ketika hal ini terjadi, tubuh akan menyimpan kalori yang berlebih dalam bentuk lemak.

Terlepas dari penumpukan lemak, ada hal lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas. Berikut adalah beberapa faktor penyebab obesitas:

  • Memiliki riwayat keluarga dengan obesitas
  • Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji
  • Sering minum minuman berkalori tinggi seperti alkohol dan soda
  • Tidak mengimbangi asupan tubuh dengan buah dan sayur
  • Tidak banyak beraktivitas atau bergerak
  • Terlalu banyak menghabiskan waktu dengan duduk di depan layar komputer
  • Penggunaan obat antidepresan, anti kejang, antipsikotik, steroid, dan beta blocker
  • Pertambahan usia dan perubahan hormon
  • Mengalami gangguan atau kurang tidur

Selain beberapa penyebab tersebut, obesitas dapat disebabkan oleh kehamilan dan stres.

Belum lagi, seseorang yang sedang berusaha menghentikan kebiasaan merokok mungkin akan mengalami obesitas akibat peningkatan nafsu makan.

Ciri-ciri obesitas

Selain mengetahui ciri-ciri obesitas berdasarkan IMT, kamu dapat mengetahui ciri lain dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini:

  1. Gangguan tidur seperti sleep apnea
  2. Sering mengantuk di siang hari
  3. Mengalami sakit punggung
  4. Sendi sering terasa sakit atau nyeri
  5. Keringat yang berlebihan
  6. Tidak tahan terhadap suhu atau udara yang panas
  7. Infeksi pada lipatan kulit seperti selangkangan
  8. Mudah merasa lelah atau letih
  9. Mengalami sesak napas atau dispnea
  10. Mengalami kelainan kulit seperti acanthosis nigricans
  11. Munculnya stretch mark
  12. Pembengkakan hingga varises pada lutut hingga pergelangan kaki
  13. Tekanan darah tinggi

Individu yang mengalami obesitas juga dapat mengalami depresi karena cenderung mendapat perudungan di masyarakat sehingga menjadi tidak percaya diri dengan penampilannya.

Jika kamu mengalami hal tersebut, jangan langsung merasa down, ya. Ada upaya yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi penumpukan lemak yang berlebih kok.

Cara mengatasi obesitas

Kamu dapat mengatasi obesitas dengan melakukan beberapa perubahan gaya hidup yang lebih sehat.

Berikut adalah beberapa contoh kebiasaan dan gaya hidup yang dapat membantu mengatasi obesitas:

  • Membatasi dan mengontrol jumlah asupan kalori yang masuk dalam tubuh
  • Perbanyak porsi dan frekuensi konsumsi buah dan sayur
  • Konsumsi protein tanpa lemak seperti kacang-kacangan, kedelai, dan daging tanpa lemak
  • Lakukan olahraga seperti aerobik, jalan, maupun jogging secara rutin

Di samping beberapa cara di atas, kamu dapat menjaga tubuh untuk tetap bergerak setiap harinya. Cobalah untuk melakukan aktivitas rumah yang sederhana setiap hari seperti berkebun hingga bersih-bersih.

Saat penurunan berat badan dirasakan tidak signifikan, kamu jangan berkecil hati dulu ya.

Sebab perubahan kecil yang kamu lakukan dapat membuat perbedaan yang besar pada kondisi kesehatan tubuh serta perasaan positif dalam diri kamu.

Sebagai permulaan, kamu dapat menargetkan penurunan sebanyak 0,5 kilogram dalam seminggu.

Sedangkan orang dewasa yang overweight atau obesitas perlu menurunkan berat sebanyak 5 – 10% dari berat badan awalnya dalam kurun 6 bulan menurut National Heart, Lung, and Blood Institute.

Bahaya obesitas pada wanita

Obesitas memang dikenal dengan kondisi yang berisiko memicu penyakit lain. Beberapa kondisi berbahaya yang bisa terjadi adalah diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan kanker.

Sayangnya, obesitas tidak hanya memicu tiga penyakit tersebut. Berikut adalah beberapa bahaya obesitas pada wanita yang perlu kamu ketahui:

1. Diabetes tipe 2

Terjadi karena obesitas memengaruhi cara tubuh menggunakan insulin dimana insulin membantu mengontrol kadar gula dalam darah.

Ketika perubahan tersebut terjadi maka, risiko resistensi insulin dan diabetes meningkat.

2. Penyakit jantung

Ketika wanita mengalami obesitas maka, tidak hanya kolesterol saja yang cenderung tinggi tetapi juga tekanan darah. Kedua kondisi tersebut dapat berpotensi pada penyakit jantung atau stroke.

3. Bahaya kanker

Dalam beberapa penelitian, obesitas dilaporkan berhubungan dengan kanker ovarium dan pankreas. Belum lagi, obesitas juga sering memicu masalah kanker usus besar, kanker payudara (terutama untuk wanita yang telah menopause), endometrium, rektum, kerongkongan, hati, ginjal, dan prostat pada pria.

4. Masalah pencernaan

Saat obesitas terjadi maka, kemungkinan seseorang mengalami masalah pencernaan seperti mulas meningkat.

Ditambah lagi, penyakit kandung empedu dan masalah hati sering kali terjadi saat setelah seseorang mengalami obesitas.

5. Osteoarthritis

Selama obesitas terjadi, tubuh terutama sendi dan tulang rawan menerima dan menahan tekanan ekstra. Ketika hal ini terjadi, sendi pada lutut, pinggul, maupun punggung sering terasa sakit maupun nyeri.

6. Sleep apnea

Sama seperti ciri-ciri obesitas yang biasanya dialami oleh penderita, wanita yang kelebihan berat badan akibat penumpukan lemak sering mengalami masalah dengan pernapasan.

Sleep apnea tidak hanya menyebabkan wanita mendengkur berat tetapi juga berhenti bernapas sebentar ketika tidur.

Sleep apnea dapat menyebabkan seseorang sering mengalami kantuk di siang hari dan meningkatkan risiko penyakit jantung maupun stroke.

7. Gejala COVID-19 yang berat

Obesitas meningkatkan risiko gejala yang lebih berat saat seseorang terinfeksi oleh virus Corona. Kasus berat COVID membutuhkan perawatan di intensive care unit (ICU) dan bahkan mungkin memerlukan alat bantu pernafasan.

Obesitas yang terjadi pada individu dapat berdampak pada rasa emosional yang memengaruhi psikologis seseorang seperti rasa depresi, malu, hingga menjauhkan diri dari interaksi sosial.

Jika kamu mengalami kelebihan berat badan akibat penumpukan lemak, jangan pernah ragu atau malu untuk mencari bantuan dan nasihat kepada penyedia kesehatan, ya.

Share artikel ini
Reference