Ini 4 Penyebab Air Ketuban Sedikit Saat Hamil
Mendekati waktu persalinan, air ketuban ini dapat pecah sebelum waktunya sehingga menyebabkan berkurangnya air ketuban yang bisa berbahaya bagi janin. Lalu, apa saja penyebab air ketuban sedikit? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini supaya kamu bisa mengantisipasinya!
Apa penyebab air ketuban sedikit?
Saat hamil, tubuh memproduksi air ketuban sekitar 12 hari lamanya setelah terjadinya pembuahan. Pada paruh pertama kehamilan, air ketuban terbuat dari air di dalam tubuh ibu.
Lalu, pada paruh kedua, sekitar usia kehamilan 20 minggu, air ketuban akan didominasi oleh urine janin. Selain ada ibu yang kelebihan air ketuban, ada juga ibu hamil yang kekurangan air ketuban. Masalah ini biasanya disebabkan oleh kondisi tertentu. Faktor penyebab air ketuban sedikit, antara lain:
1. Ketuban pecah dini
Kantung ketuban bisa pecah atau bocor sebelum waktu persalinan benar-benar tiba. Hal ini dapat menyebabkan cairan atau air ketuban dapat perlahan keluar, sehingga jumlahnya menjadi kurang atau bahkan habis.
2. Masalah dengan ibu hamil
Berbagai masalah pada ibu hamil, seperti diabetes, hipertensi, obesitas, dan dehidrasi juga dapat menyebabkan kurangnya jumlah air ketuban selama kehamilan.
Kondisi ini terjadi karena tubuh ibu tidak memiliki cukup cairan, atau bayi kesulitan mendapatkan nutrisi yang cukup sehingga hanya sedikit urine yang keluar.
3. Gangguan fungsi plasenta
Plasenta berfungsi untuk membawa nutrisi dan oksigen ke janin. Jika plasenta tidak berfungsi dengan baik atau mulai terpisah dari dinding rahim, maka janin mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk memproduksi urine dengan baik, sehingga akan menghasilkan air ketuban yang lebih sedikit.
Jika pada trimester pertama dan awal trimester kedua hanya terdapat sedikit jumlah air ketuban, maka kemungkinan besar kamu akan mengalami keguguran. Pada kasus air ketuban yang rendah, juga menyebabkan bayi lahir prematur atau sungsang karena tidak dapat mengubah posisi tubuhnya.
Faktanya, air ketuban memang memiliki fungsi penting bagi janin, yaitu melindungi dari cedera saat perut ibu sakit atau tertekan, membantu paru-paru dan sistem pencernaannya matang, melindungi dari infeksi, dan menjaga suhu janin tetap konstan.
Pada trimester ketiga, umumnya jumlah air ketuban akan lebih rendah dari biasanya. Jika dalam 6 bulan pertama kehamilan volume air ketuban rendah, maka kamu perlu waspada karena kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius.
4. Mendekati waktu pengiriman
Mendekati waktu persalinan, air ketuban secara alami akan mengalami penurunan, yakni setelah sekitar 36 minggu kehamilan. Saat air ketuban rendah atau mendekati habis, maka secara otomatis dokter kandungan akan menyarankan untuk segera melahirkan.
5. Obat-obatan
Obat-obatan tertentu, terutama yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, dapat menyebabkan air ketuban sedikit. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter kamu tentang obat-obatan yang kamu konsumsi selama kehamilan.
Ciri-ciri air ketuban sedikit
Selama kontrol kandungan, dokter akan memeriksa apakah kandungan air ketuban normal atau tidak. Saat melakukan USG, volume akan diukur dari 4 bagian rahim yang berbeda.
Ciri-ciri air ketuban sedikit dapat dideteksi melalui pemeriksaan USG secara berkala dengan dokter kandungan kamu. Terutama, jika usia kandungan kamu telah melewati selama 42 minggu lamanya.
Berikut ciri-ciri air ketuban sedikit, antara lain adalah:
- Ukuran rahim lebih kecil dari usia kehamilan
- Pertambahan berat badan ibu sangat sedikit
- Detak jantung janin melemah
- Tekanan darah tidak stabil
- Bayi yang dilahirkan sebelumnya memiliki berat badan lahir rendah
- Ultrasonografi mendeteksi lebih sedikit jumlah air ketuban
- Aktivitas janin berkurang secara signifikan
- Keputihan
Kamu harus waspada jika memiliki air ketuban yang bocor terus menerus. Jika ketuban pecah pada usia kehamilan muda, itu bisa berarti keadaan cukup darurat dan harus segera menghubungi dokter.
Akibat air ketuban sedikit
Pada dasarnya, air ketuban memiliki peran penting untuk perkembangan otot, paru-paru, anggota badan, serta sistem pencernaan pada bayi. Saat trimester kedua, bayi mulai bernapas dan menelan air untuk membantu paru-paru tumbu.
Air ketuban sedikit yang terdeteksi pada trimester pertama kehamilan dapat menimbulkan komplikasi yang lebih serius, seperti kompresi organ janin, mengakibatkan cacat lahir dan meningkatkan risiko keguguran atau lahir mati.
Jika, kondisi ini terdeteksi pada trimester kedua kehamilan, komplikasi dapat mencakup pembatasan pertumbuhan intrauterin (IUGR), persalinan prematur, komplikasi persalinan seperti kompresi tali pusat, air bercampur mekonium, dan persalinan sesar. Beberapa masalah lainnya seperti:
Masalah perkembangan organ. Munculnya masalah pada perkembangan ginjal atau saluran kemih menyebabkan produksi urin berkurang, sehingga mempengaruhi jumlah air ketuban.
Masalah plasenta. Jika plasenta tidak menyediakan cukup darah dan nutrisi untuk bayi, bayi dapat berhenti mendaur ulang cairan.
Kebocoran atau pecahnya selaput. Kondisi ini biasanya ditandai dengan aliran atau tetesan cairan yang lambat. Ini karena robekan pada membran. Ketuban pecah dini juga dapat menyebabkan air ketuban yang rendah jumlahnya.
Kehamilan terlambat. Kehamilan lewat waktu yang bisa lebih dari 42 minggu dapat menjadi penyebab sedikitnya air ketuban karena adanya penurunan pada fungsi plasenta.
Komplikasi yang dialami ibu. Seperti dehidrasi, hipertensi, preeklamsia, diabetes, dan hipoksia kronis dapat mempengaruhi jumlah air ketuban itu sendiri.
Banyak faktor yang menjadi penyebab air ketuban sedikit, seperti ketuban pecah dini hingga konsumsi obat-obatan tertentu. Fungsi air ketuban sendiri sangat penting, yakni sebagai cairan pelindung bagi janin selama dalam kandungan.