Mau Tahu Siklus Haid yang Normal? Ini Cara Perhitungannya
Memahami cara menghitung siklus haid normal tidak hanya membantu mengetahui waktu ovulasi tetapi juga perubahan siklus menstruasi.
Meskipun ketidakteraturan siklus haid bukan hal yang serius, kondisi tersebut bisa menandakan adanya masalah kesehatan.
Oleh karena itu, setiap wanita disarankan untuk tahu cara menghitung siklus haid normal mereka.
Dalam penjelasan selanjutnya, kamu akan mengetahui cara menghitung, hal yang memengaruhi siklus, faktor penyebab, serta kapan kamu harus memeriksakan diri ke dokter.
Apa itu siklus haid?
Siklus haid adalah perputaran fase menstruasi yang dialami oleh wanita setiap bulannya.
Mulai dari pelepasan sel telur atau ovulasi hingga lapisan rahim yang luruh melalui vagina, semua porses tersebut masuk ke dalam periode atau siklus menstruasi.
Entah jarak antar siklus maupun durasi menstruasi, siklus setiap wanita berbeda-beda. Jadi, penting bagi setiap wanita untuk mengetahui siklus menstruasi normal mereka.
Tapi, bagaimana wanita mengetahui siklus haid normal mereka? Kamu bisa mengetahuinya dengan melakukan perhitungan siklus menstruasi normal di bawah ini.
Cara menghitung siklus haid normal
Rentang siklus menstruasi normal biasanya berkisar 28 – 29 hari dengan pendarahan menstruasi berlangsung sekitar 3 hingga 7 hari.
Nah, untuk menghitung siklus haid normal, kamu bisa menggunakan bantuan kalender atau kalkulator menstruasi.
Di kalender, kamu bisa menandai kapan menstruasi dimulai, berapa lama menstruasi berlangsung, hingga menstruasi selesai.
Dengan pencatatan, kamu akan melihat siklus atau pola seperti lama haid yang mungkin berlangsung 3 hingga 7 hari.
Pada hari terakhir menstruasi, kamu bisa menambahkan 21 hingga 35 hari untuk mengetahui kemungkinan menstruasi berikutnya.
Jika menstruasi berikutnya datang sekitar 21 hingga 35 hari setelah haid terakhir maka siklus haid yang kamu miliki bisa dikatakan normal ya.
Sementara jika menggunakan kalkulator menstruasi maka kamu hanya perlu memasukkan hari pertama periode menstruasi terakhir, memasukkan panjang siklus menstruasi (misalnya 21 hari atau 35 hari), dan durasi perdarahan (misalnya 5 hari atau 7 hari).
Meskipun setelahnya siklus haid normal, kamu disarankan untuk terus melakukan pencatatan sebab siklus haid yang tadinya normal bisa saja berubah menjadi tidak teratur.
Jadi, terus lakukan pencatatan dan perhatikan beberapa hal yang bisa memengaruhi siklus haid seperti berikut.
Apa saja yang memengaruhi siklus haid?
Biarpun kamu memiliki siklus haid yang normal, periode menstruasi bisa saja berubah menjadi tidak teratur.
Ada beberapa hal yang memengaruhi siklus haid mulai dari masalah kesehatan hingga kondisi kehamilan.
Di bawah ini adalah macam-macam hal yang bisa memengaruhi siklus menstruasi wanita:
- Penyakit radang panggul. Terjadi ketika organ reproduksi mengalami infeksi sehingga menstruasi menjadi tidak teratur.
- Sindrom ovarium polikistik. Dikenal dengan PCOS, sindrom ovarium polikistik menyebabkan perdarahan menstruasi tidak teratur dan ovarium yang membesar atau berisi cairan.
- Fibroid rahim. Biarpun pertumbuhan rahim (fibroid rahim) tidak bersifat kanker, kondisi ini menyebabkan periode menstruasi wanita menjadi berat (mengeluarkan banyak darah) atau berkepanjangan (haid lebih dari 7 hari).
- Kegagalan ovarium prematur. Dikenal sebagai insufisiensi ovarium primer, kegagalan ini terjadi karena fungsi ovaum normal menghilang. Kondisi ini menyebabkan wanita mengalami ketidakteraturan menstruasi hingga bertahun-tahun.
- Kehamilan atau menyusui. Salah satu tanda kehamilan yang paling umum adalah terlambat datang bulan. Di sisi lain, periode menyusui biasanya menunda menstruasi wanita.
Selain beberapa hal di atas, gangguan makan, berat badan yang sangat rendah, hingga aktivitas fisik atau olahraga yang terlalu berat juga dapat memengaruhi siklus haid wanita.
Ingatlah bahwa masih banyak faktor penyebab lain yang berpotensi menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur.
Jika kamu belum tahu apa saja faktor penyebabnya, coba simak beberapa faktor penyebab menstruasi tidak teratur di bawah ini.
Faktor penyebab siklus haid tidak teratur
Periode menstruasi yang tidak teratur sering kali dihubungkan dengan kondisi fisik perempuan.
Padahal, kondisi emosional seperti tekanan atau stress juga menjadi salah satu faktor penyebab siklus haid tidak teratur.
Di sisi lain, masih ada banyak faktor penyebab ketidakteraturan siklus menstruasi yakni:
- Memiliki gaya hidup yang kurang sehat
- Memiliki kebiasaan merokok
- Sering minum minuman beralkohol secara berlebihan
- Memiliki berat badan yang kurang atau sangat rendah
- Melakukan aktivitas yang terlalu berat
- Memiliki masalah kesehatan tiroid
- Memiliki gangguan pola tidur
- Waktu istirahat yang kurang
Beberapa wanita mungkin sudah paham bahwa kehamilan dan periode menyusui bisa menjadi faktor penyebab siklus menstruasi tidak teratur.
Di sisi lain, perlu kamu ingat bahwa jika sebelumnya kamu mengalami keguguran maka hal ini juga berdampak pada siklus haid yang tidak teratur.
Nah, ketika siklus haid berubah menjadi tidak teratur, apa yang harus kamu lakukan atau bagaimana cara menghitung siklus perdarahan haid tersebut? Di bawah ini adalah jawabannya.
Cara menghitung siklus haid yang tidak teratur
Mengetahui siklus menstruasi yang tidak teratur bisa dibilang tidaklah sulit. Jika siklus menstruasi biasanya berlangsung sekitar 28 – 29 hari maka siklus haid yang tidak teratur akan mempunyai jarak kurang dari 21 hari atau justru lebih dari 35 hari .
Cara menghitung siklus haid yang tidak teratur sebenarnya sama dengan cara menghitung siklus haid yang normal atau teratur yakni dengan menghitung rentang selisih harinya setiap periode.
Bedanya adalah kamu perlu mencatat rentang antar siklus haid kamu selama minimal 3 bulan berturut-turut kemudian dibagi rata-ratanya.
Selain itu, perlu kamu ketahui bahwa perdarahan menstruasi yang memiliki selisih 7 – 9 hari antar siklus juga dianggap tidak teratur meskipun masih dalam rentang normal.
Sebagai contoh, misalnya jarak antar siklus pertama ke kedua 25 hari, kemudian jarak ke siklus berikutnya 33 hari dan seterusnya akan tetap dianggap tidak teratur walaupun rentang 21 – 35 hari dianggap normal.
Meski demikian, kamu tidak perlu khawatir ya, sebab siklus menstruasi setiap wanita memang berbeda-beda dan dapat berubah dari siklus satu ke siklus berikutnya.
Kapan harus ke dokter
Beberapa wanita dengan keluhan haid yang tidak teratur mungkin perlu melakukan konsultasi dengan dokter.
Terkadang, siklus yang tidak teratur dapat menandakan adanya gangguan pada keseimbangan hormon, kondisi kesehatan maupun ovulasi.
Selain itu, beberapa kondisi yang menandakan kamu harus menghubungi dokter atau penyedia layanan kesehatan, yakni:
- Mengalami sakit perut yang parah selama periode menstruasi ataupun menjelang siklus haid
- Pendarahan haid yang hebat (pembalut cepat penuh dan perlu diganti setiap 1 – 2 jam)
- Keluar gumpalan darah besar selama menstruasi
- Mengalami keputihan yang tidak normal dengan bau yang tidak sedap
- Mengalami demam tinggi
- Periode perdarahan menstruasi berlangsung lebih dari 7 hari
- Keluarnya bercak di antara dua siklus haid atau setelah wanita mengalami menopause
- Perubahan periode menjadi sangat tidak teratur secara tiba-tiba
- Mengalami mual atau muntah selama periode menstruasi
Jika menjelang atau selama periode haid wanita mengalami beberapa gejala seperti demam lebih dari 38 derajat celcius, mengalami muntah, diare, serta pusing hingga pingsan maka segera hubungi dokter.
Gejala tersebut menandakan wanita mengalami sindrom syok toksik atau toxic shock syndrome.