Ketahui 6 Penyebab Vagina Kering dan Cara Mengatasinya
Penyebab vagina kering menjadi masalah umum yang dialami oleh semua wanita. Biasanya vagina kering terjadi pada wanita yang menginjak masa menopause. Hal ini terjadi karena kadar estrogen yang rendah, tetapi wanita muda juga tidak mustahil terkena gejala vagina kering ini.
Keringnya vagina bisa membuat kamu sangat tidak nyaman, apalagi jika kamu masih aktif melakukan hubungan seksual. Sama halnya pada penderita infeksi saluran kemih (ISK) yang akan mengalami perih ketika buang air kecil. Yuk, cari tahu lebih dalam mengenai kondisi vagina yang kering.
Mengenal kondisi vagina kering
Vagina seharusnya selalu mengeluarkan cairan atau lendir secara teratur, baik itu saat berhubungan seksual ataupun tidak. Saat melakukan hubungan seksual tentunya vagina harus mengeluarkan cairan pelumas. Jika tidak, maka hubungan seksual tidak akan memuaskanmu maupun pasangan.
Vagina kering terkadang disertai dengan gejala gatal, rasa panas seperti terbakar, dan terasa perih atau nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Jika sudah kamu masih muda dan merasakan gejala ini, segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut kepada dokter spesialis.
Penyebab vagina kering
Penyebab utama yang membuat vagina menjadi kering adalah rendahnya kadar hormon estrogen. Hormon estrogen berperan untuk melumasi dan menjaga kelembaban area kewanitaan. Dalam kasus ini ada beberapa hal yang bisa menyebabkan kadar estrogen menjadi lebih sedikit, yaitu:
- Masa menopause atau perimenopause.
- Masa persalinan hingga masa menyusui.
- Operasi pengangkatan ovarium.
- Sering terpapar radiasi akibat kemoterapi, khususnya di area panggul dan terapi kanker lainnya.
- Mengonsumsi obat anti-estrogen.
- Stres berlebih sehingga mengganggu kesehatan.
Kenapa vagina kering
Penyebab vagina kering tidak selalu dikarenakan kurangnya hormon estrogen. Gaya hidup dan penggunaan bahan kimia berlebih juga bisa mengakibatkan vagina kering. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhinya;
1. Penggunaan sabun, losion, dan wewangian yang mengandung bahan kimia. Hal ini sangat berpengaruh pada kelembapan vagina.
2. Penggunaan kondom saat berhubungan seks juga bisa menambah risiko iritasi dan keringnya vagina.
3. Penggunaan obat-obatan yang menyebab jaringan mukosa menjadi kering seperti obat alergi dan asthma yang mengandung antihistamin.
4. Obat-obatan antidepresan juga memiliki efek yang membuat vagina menjadi kering.
5. Sindrom sjogren yang merupakan penyakit autoimun. Penyakit ini membuat penderitanya mengalami kekeringan di area mata, mulut dan juga vagina.
Ciri-ciri vagina kering
Kamu harus menyadari tanda-tanda vagina kering sedini mungkin untuk melakukan pencegahan kondisi yang lebih serius. Berikut adalah beberapa cirinya;
- Area dalam dan sekitar vagina terasa sakit dan gatal.
- Sakit saat seks, karena jaringan vagina menjadi kurang elastis bahkan terkadang disertai perdarahan setelah seks.
- Lebih sering kencing dari biasanya.
- Mengalami iritasi di area vagina yang ditandai dengan rasa perih saat kencing.
Vagina kering saat berhubungan
Pada sebuah survei menyatakan bahwa 17% wanita di usia 18 hingga 50 tahun mengalami masalah kekeringan vagina ketika berhubungan seks. Sehingga menopause tidak menjadi alasan utama vagina kering.
Tetapi ada kemungkinan vagina kering ketika hubungan seks. Hal ini disebabkan karena wanita tidak cukup terangsang atau kurangnya pemanasan sebelum berhubungan seks. Tekanan psikologis saat berhubungan seksual juga sangat mungkin menyebabkan vagina kering.
Penggunaan sabun dengan bahan kimia yang keras akan mempengaruhi kesehatan area kewanitaan. Sering berenang dan berendam di air panas juga bisa menjadi penyebabnya vagina kering. Kamu harus lebih memperhatikan kesehatan vagina jika ingin menghindari kekeringan tersebut.
Vagina kering saat hamil
Selain ketika menopause, vagina kering juga bisa terjadi ketika wanita sedang hamil. Hal tersebut normal terjadi karena adanya perubahan pada kondisi tubuh wanita akibat kehamilan dan adanya janin.
Ketika hamil banyak hormon dalam tubuh wanita mengalami perubahan. Terdapat beberapa hormon yang meningkat dan ada juga yang menurun. Seperti hormon estrogen yang membuat vagina kering, meski tidak semua ibu hamil mengalami hal ini.
Cara mengatasi vagina kering
Jika tidak segera diobati kekeringan pada vagina akan menyebabkan penyakit yang baru. Kamu bisa mencobanya dengan pengobatan sederhana yang membantu meringankan gejala supaya. Beberapa diantaranya yaitu:
1. Gunakan pelembap
Menggunakan pelembap bisa membantu menghilangkan kekeringan vagina. Tetapi, kamu harus tetap hati-hati dalam memilihnya gunakan yang memang khusus untuk area kewanitaan. Pelembap ini dapat membantu meredakan gejala perih, panas, dan gatal.
2. Gunakan pelumas berbasis air
Kamu bisa menggunakan pelumas berbasis dasar air saat berhubungan seksual. Pelumas dengan bahan air lebih bagus digunakan jika dibandingkan dengan bahan petroleum atau gliserin. Pelumas gliserin bisa membuat gejala vagina kering menjadi lebih parah bahkan iritasi.
3. Lakukan aktivitas seks biasa
Melakukan aktivitas seksual secara aktif dapat bisa mengurangi kekeringan vagina. Hal ini karena dengan adanya rangsangan aliran darah dan sekresi vagina, sehingga bisa membantu meningkatkan kelembapan. Tidak harus terlalu sering, lakukan secukupnya untuk meningkatkan kesehatan area intim.
4. Tingkatkan foreplay saat seks
Aktivitas seks memang bisa menjadi penyembuhan alami untuk vagina yang kering. Tetapi perhatikan kembali caranya, pemanasan atau foreplay bisa sangat membantu untuk memproduksi lebih banyak kelenjar yang menghasilkan pelumas alami dari vagina.
Vagina kering bisa menjadi mimpi buruk bagi semua wanita. Namun hal ini tidak bisa dihindari seiring dengan bertambahnya usia. Kamu bisa memperlambat gejalanya dengan menjaga kesehatan area intim.