Keputihan Lengket Seperti Lem, Apakah Berbahaya?
Sebagian besar wanita mengalami keputihan lengket seperti lem pada periode tertentu. Hal ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan, tetapi dalam beberapa kasus, keputihan yang lengket dapat menandakan adanya masalah yang mendasarinya.
Sama seperti bagian tubuh lainnya, vagina memiliki mekanisme bawaan untuk melindungi dirinya. Mekanisme ini menghasilkan pelumasan yang dapat mengangkat jaringan mati dan menghilangkan bakteri yang tidak diinginkan, sehingga keluarkan cairan keputihan.
Penyebab keputihan lengket seperti lem
Keputihan yang normal biasanya berwarna jernih atau putih, tanpa bau yang menyengat atau busuk. Jika warna, konsistensi, atau baunya tidak biasa, bisa jadi indikasi adanya masalah, seperti infeksi. Berikut adalah penjelasan keputihan lengket seperti lem:
1. Siklus menstruasi
Keputihan yang tipis, bening, dan sedikit lengket terjadi selama fase folikuler siklus menstruasi. Biasanya, cairan serviks pertama kali terlihat di sekitar pertengahan fase folikuler (sekitar hari ketujuh dalam siklus 28 hari). Selama tidak berbau busuk, keputihan seperti ini normal.
Setelah ovulasi, cairan serviks yang keluar melalui vagina mulai berubah warna dan teksturnya. Cairan yang keluar berubah dari jernih dan lengket menjadi cairan yang berwarna krem dan putih (seperti susu) atau sedikit kuning. Selama tidak bau busuk dan gatal, kondisi ini normal.
2. Infeksi jamur vagina
Kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan jamur candida yang berlebihan, infeksi bakteri vagina umumnya memiliki gejala seperti:
- Keputihan kental, berwarna putih, dan sering digambarkan menyerupai keju cottage
- keputihan biasanya tidak berbau tidak sedap
- Pembengkakan, kemerahan, dan sensasi terbakar atau gatal pada vulva dan vagina
- Rasa sakit saat berhubungan seks
- Tidak nyaman saat buang air kecil
3. Vaginosis bakteri
Kondisi ini adalah jenis peradangan vagina, vaginosis bakterialis adalah hasil dari pertumbuhan bakteri yang berlebihan yang secara alami ditemukan dalam vagina. Gejalanya yaitu:
- Keputihan berwarna putih, abu-abu atau hijau
- Bau vagina yang mengingatkan pada ikan
- Sensasi terbakar saat buang air kecil
- Rasa gatal pada vagina
4. Trikomoniasis
Infeksi Menular Seksual (IMS) trikomoniasis sering dikenali dari gejalanya, yaitu:
- Keputihan berwarna kuning, hijau, abu-abu, atau putih
- Keputihan dengan bau yang tidak sedap, sering kali berbau amis
- Gatal, kemerahan, atau sensasi terbakar pada vagina dan vulva
- Nyeri saat buang air kecil
- Rasa sakit saat berhubungan intim
5. Klamidia
Kondisi ini disebabkan oleh infeksi Chlamydia trachomatis, klamidia, penyakit menular seksual (PMS), sering kali tidak memiliki gejala yang jelas. Bagi sebagian orang, klamidia memiliki gejala, seperti:
- Keputihan berwarna kuning dan seperti nanah
- Keputihan dengan bau yang tidak sedap
- Sensasi terbakar saat buang air kecil
- Rasa sakit saat melakukan hubungan seksual
6. Gonore
Penyakit menular seksual lainnya yaitu gonore, merupakan infeksi oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Banyak wanita yang menderita gonore tidak memiliki gejala, dan jika ada, gejalanya sering disalah artikan sebagai infeksi vagina atau kandung kemih. Berikut gejala umumnya:
- Peningkatan keputihan
- Ketidaknyamanan perut
- Rasa sakit saat berhubungan seks
- Perdarahan vagina setelah berhubungan seks
- Perdarahan vagina di antara periode menstruasi
7. Servisitis
Servisitis adalah peradangan pada serviks, servisitis dapat terjadi akibat penyebab yang tidak menular, tetapi biasanya disebabkan oleh IMS, seperti gonore atau klamidia. Meskipun sering kali tidak menunjukkan gejala luar, servisitis dapat meliputi:
- Keputihan berwarna kuning yang tidak biasa, sering kali dalam jumlah banyak
- Sering buang air kecil dan nyeri
- Perdarahan di antara periode menstruasi
- Rasa sakit saat berhubungan seks
Pengobatan keputihan lengket
Vaginosis bakterialis menyebabkan keputihan yang tampak putih atau jernih, seperti keputihan normal, tetapi berbau amis dan tidak sedap dan teksturnya sedikit berbeda dari biasanya. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan untuk mengobati vaginosis bakterialis dengan antibiotik metronidazol dan klindamisin.
Obat-obatan tertentu juga dapat mengurangi keputihan dan lubrikasi selama aktivitas seksual. Obat-obatan yang mempengaruhi kadar estrogen dapat menyebabkan kekeringan vagina, yang berarti seseorang dapat mengalami keputihan yang lebih sedikit.
Kapan ke dokter?
Mengalami keputihan yang tidak biasa tentu akan sangat mengganggu. Jika keputihan bertambah banyak, teksturnya berubah, atau memiliki warna atau bau yang tidak terduga, kamu harus segera menghubungi dokter. Apalagi jika gejalanya sudah meliputi:
- Bau busuk
- Rasa sakit
- Gatal
- Sensasi terbakar saat buang air kecil
- Perdarahan vagina yang tidak berhubungan dengan menstruasi
Keputihan lengket seperti lem terkadang memang membuat tidak nyaman, apalagi jika cairan keluar secara berlebih. Segera hubungi dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
___________
Penulis: Afifa