Kaheksia: Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Secara singkat, cachexia atau kaheksia adalah penurunan berat badan akibat penyebab tertentu. Nah, di Indonesia sendiri, tingkat penderita kanker selalu tinggi dari tahun ke tahunnya.
Menurut data dari World Health Organization (WHO), total kasus kanker di Indonesia pada tahun 2020 silam bahkan mencapai 396.914 dengan tingkat kematian sebesar 234.511.
Lantas, apakah kaheksia termasuk komplikasi seluruh jenis penyakit kanker? Nah, di artikel kali ini, kita akan membahas mengenai kaheksia mulai dari pengertian, penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya.
Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.
Jadi, kaheksia adalah?
Melansir dari Healthline, kaheksia adalah gangguan yang menyebabkan penurunan berat badan seseorang yang cukup ekstrim sehingga menghilangnya lemak dan mengecilnya otot tubuh.
Orang yang menderita kaheksia biasanya mengalami penurunan bobot tubuh karena berbagai alasan. Dari situ, metabolisme akan berubah sehingga memecah otot.
Selain itu, penderita kaheksia tidak hanya semakin kurus. Namun, ia akan menjadi sangat lemah sehingga tubuhnya menjadi rentan terhadap infeksi.
Sayangnya, mendapatkan lebih banyak nutrisi dan kalori di tubuh juga tidak membuat seseorang bisa sembuh melewati kaheksia.
Nah, jenis penyakit yang satu ini memiliki beberapa kategori, seperti yang ada di bawah ini.
- Precachexia
Kehilangan 5% bobot tubuh karena memiliki jenis penyakit tertentu dan disertai dengan hilangnya nafsu makan, peradangan, dan perubahan metabolisme.
- Cachexia
Kehilangan lebih dari 5% berat badan selama 12 bulan atau kurang di saat kamu sedang tidak mengalami diet, disertai dengan hilangnya massa otot, kelelahan, dan penurunan nafsu makan.
- Cachexia refraktori
Kehilangan massa otot, penurunan berat badan, dan kegagalan untuk merespons pengobatan kanker.
Penyebab kaheksia
Lantas, apa penyebab seseorang menderita kaheksia? Mengutip dari Verywell Health, penyebab kaheksia adalah berbagai macam faktor, misalnya tumor.
Selain itu juga, berbagai macam penyakit kronis tertentu seperti HIV/AIDS, gagal jantung, gagal ginjal, hingga emfisema juga dapat menyebabkan kondisi ini.
Untuk penderita kanker sendiri, biasanya seseorang yang mengidap kanker paru-paru, pankreas, dan perut memiliki risiko terkena kaheksia lebih besar.
Gejala kaheksia
Nah, agar kamu bisa melakukan pemeriksaan dini, perhatikan beberapa gejala kaheksia di bawah ini.
- Penurunan berat badan yang tidak disengaja
- Pengecilan otot
- Kehilangan nafsu makan atau anoreksia
- Kemampuan fungsional yang berkurang
- Adanya pembengkakan jaringan
Jika kamu mengalami beberapa gejala seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter, ya. Tujuannya, agar gejala awal bisa segera dideteksi dan dilakukan tindakan selanjutnya oleh dokter.
Cara mengatasi kaheksia
Lantas, apakah ada cara mengatasi kaheksia tertentu yang bisa kamu lakukan? Tentunya ada. Pengobatannya pun biasanya tergantung dari faktor utama yang mendasari seseorang terjangkit kaheksia.
Jika kamu salah satu penderitanya, simak beberapa langkah di bawah ini agar bisa mengurangi efek sampingnya.
1. Mengonsumsi makanan dengan berfokus pada aspek sosialnya
Mengutip dari Medical News Today, kamu bisa memulai langkah kecil dengan mengonsumsi makanan yang berfokus pada aspek sosialnya.
Misalnya, mulailah makan bersama sekumpulan kerabat dekat sehingga kamu mendapatkan kesenangan dari aspek sosial tersebut.
Dengan begitu, kamu bisa menjalin ulang hubungan antara emosional dan psikologis saat makan.
2. Sering makan dalam porsi kecil
Apakah kamu termasuk ke seseorang yang suka mengonsumsi makanan dalam jumlah besar sekaligus? Jika iya, mulailah kebiasaan baru untuk makan dalam porsi kecil, tetapi sering dilakukan.
Soalnya, penderita kaheksia lebih mentolerir makanan berkalori tinggi dalam porsi kecil sepanjang hari.
3. Mencari dukungan emosional
Dukungan dari keluarga dan kerabat terdekat sangat penting untuk penderita kaheksia. Sebaiknya, lingkungan sekitar tidak memaksanya untuk terus makan dalam jumlah banyak karena pengecilan otot bisa terus terjadi.
4. Konsumsi vitamin penambah nafsu makan
Mengonsumsi vitamin penambah nafsu makan seperti dronabinol, glukokortikoid, dan dronabinol bisa meningkatkan nafsu makan seseorang.
5. Olahraga ringan
Tidak perlu melakukan olahraga yang berat, kamu bisa memulainya dengan yang ringan terlebih dahulu agar massa otot bisa terbangun pelan-pelan.
Itu dia penjelasan mengenai pengertian kaheksia, penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya. Nah, kasus yang satu ini memang banyak dialami apalagi di Indonesia sendiri. Namun, kamu tidak perlu khawatir karena penyakitnya bisa dicegah dan diobati.