Jangan Panik, Ini 4 Cara Mengatasi Sariawan Pada Vagina
Sariawan di mulut dan bibir mungkin sudah biasa, tapi bagaimana dengan sariawan di vagina? Ternyata sariawan juga bisa menyerang area vagina, kondisi ini tentu akan menimbulkan rasa sakit dan perih. Meski begitu, kamu tidak perlu khawatir karena umumnya kondisi ini tidak berbahaya.
Sama seperti sariawan di mulut, sariawan di area vagina juga terjadi akibat peradangan pada permukaan mukosa. Rasa nyeri yang ditimbulkan mungkin akan menghambat aktivitas sehari-hari, sehingga kamu perlu segera mengobatinya.
Mengenal penyebab sariawan pada vagina
Sariawan vagina (juga dikenal sebagai infeksi jamur vagina atau kandidiasis vulvovaginal) adalah infeksi pada vagina dan/atau vulva dengan kuman ragi yang disebut candida. Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang terkena kondisi ini, beberapa di antaranya yaitu:
1. Penyakit menular seksual
Penyakit atau infeksi menular seksual terjadi karena adanya kontak kulit ketika sedang melakukan hubungan seksual. Penyakit yang berpotensi menimbulkan sariawan vagina yaitu herpes dan sifilis. Keduanya memiliki gejala yang menimbulkan luka di kulit vagina.
2. Infeksi jamur dan bakteri
Infeksi jamur candida albicans paling sering menimbulkan sariawan vagina, jamur ini biasanya muncul karena area vagina yang selalu lembab. Sedangkan bakteri yang menyebabkan infeksi yaitu streptococcus dan staphylococcus. Bakteri bisa ini muncul dari folikel rambut kemaluan yang terlalu banyak dan tidak bersih.
3. Iritasi
Iritasi kulit juga bisa menjadi penyebab sariawan vagina, kondisi ini terjadi karena terjadi gesekan kasar dan area vagina yang lembab. Kamu perlu lebih memperhatikan kebersihan area vagina untuk menghindari iritasi.
4. Alergi
Alergi terhadap produk kewanitaan seperti pembalut, pantyliner, atau sabun kewanitaan juga berpotensi menimbulkan kondisi menyebalkan ini. Kamu harus lebih teliti dalam memilih produk, karena area vagina sangat sensitif.
5. Kanker
Kanker vulva sangat berpotensi menimbulkan kondisi ini, namun ini umumnya menyerang wanita lansia. Meski begitu, wanita muda pun harus rajin memeriksakan kondisi kesehatan vulva agar terhindar dari kanker.
Cara mengatasi sariawan pada vagina
Mengatasi kondisi ini tergantung pada penyebabnya, seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa penyebabnya sangat bervariasi.
- Jika sariawan terjadi karena PMS, kamu harus konsultasi ke dokter untuk mendapat antibiotik atau antivirus. Kamu juga perlu menghindari hubungan seksual sementara dan bergonta ganti pasangan.
- Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri atau virus, dokter akan meresepkan salep antiradang, antivirus, antibiotik, atau obat pembunuh kutu.
- Jika penyebabnya adalah iritasi dan alergi, kamu hanya perlu menghindari penyebabnya. Misalnya ganti pembalut dengan produk organik dan menghindari penggunaan sabun kewanitaan.
- Sedangkan jika penyebabnya adalah kanker vulva, kamu tentunya harus mendapat perawatan yang lebih intensif untuk menyembuhkannya.
Cara mendiagnosis penyebab sariawan pada vagina
Dokter akan menyarankan beberapa tes untuk mendiagnosa penyebab sariawan pada vagina. Namun hal itu tergantung pada gejalanya dan bentuk sariawan yang dialami. Terkadang yang dimaksud sariawan oleh pasien hanya berupa kelainan kulit, berbeda dengan apa yang dibayangkan dokter.
Maka dari itu, perlu ada beberapa tahap pemeriksaan mulai dari konsultasi wawancara hingga tes fisik. Bila perlu, kamu akan disarankan untuk melakukan tes darah untuk mengetahui lebih detail penyebab sariawan vagina.
Lakukan pemeriksaan bersama dokter terpercaya yang membuatmu nyaman. Usahakan untuk menyampaikan semua gejala yang kamu rasakan, agar dokter bisa mendiagnosis dan memberikan obat yang tepat.
Gejala sariawan pada vagina
Jika kamu masih belum yakin apakah itu sariawan atau hanya lecet biasa pada vagina, berikut adalah beberapa gejala yang harus kamu waspadai:
- Vagina tidak nyaman karena terasa gatal atau terbakar.
- Keputihan keluar lebih banyak, berwarna dan berbau.
- Kemerahan atau pembengkakan pada vagina atau vulva.
- Merasa panas terbakar saat buang air kecil atau saat berhubungan seks.
Kondisi ini tidak boleh disepelekan, karena akan membuatmu merasa sakit dan bisa saja menyebar ke kulit lainnya. Segera hubungi dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
Kamu juga bisa mencegah dengan cara yang mudah, yaitu menjaga kebersihan dan menghindari produk-produk kewanitaan yang sangat beresiko bagi kesehatan organ reproduksi.