keputihan dan air ketuban

Saat hamil, keluarnya cairan dari vagina dapat menyebabkan kekhawatiran. Tidak sedikit ibu menganggap cairan tersebut merupakan air ketuban. Padahal, cairan tersebut tidak selalu berasal dari air ketuban, bisa jadi keluarnya cairan yang ibu alami hanya keputihan. Perbedaan air ketuban dan keputihan untuk wanita yang baru hamil pertama kali mungkin cukup membingungkan. 

Namun, ada beberapa cara untuk dapat membedakan kedua cairan tersebut. Berikut ulasannya. 

Keputihan saat hamil

Keputihan saat hamil adalah kondisi normal yang tidak perlu dikhawatirkan selama keputihan tersebut tidak disertai dengan gejala yang mengganggu. Namun, jika keputihan ini disertai dengan perubahan warna, vagina terasa gatal, berbau dan pendarahan, kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi. 

Munculnya keputihan saat hamil dapat disebabkan meningkatnya kadar estrogen serta aliran darah ke vagina. Cairan tambahan yang keluar dari serviks atau leher rahim tersebut merupakan sisa buangan dari rahim serta vagina, sel-sel mati di dinding vagina serta bakteri pada vagina. 

Pada masa awal kehamilan, cairan tersebut akan memenuhi saluran serviks guna menciptakan pelindung yang tampak seperti putih telur. Menjelang persalinan lendir pelindung tersebut dapat menjadi lebih banyak. Jadi, keputihan yang kamu alami adalah hal yang normal selama tidak disertai gejala yang mengganggu. 

Perbedaan air ketuban dan keputihan

Ada sejumlah perbedaan air ketuban dan keputihan, di antaranya:

1. Konsistensi cairan

Cairan ketuban juga memiliki konsistensi air yang lebih tipis bahkan tidak menyerupai lendir. sedangkan konsistensi keputihan umumnya lebih kental dan warnanya cukup beragam seperti putih sampai dengan kuning. Jumlah keputihan sendiri cukup bervariasi seiring dengan masa kehamilan. 

2. Intensitas Cairan

Saat mendekati masa persalinan, ibu hamil mungkin lebih waspada jika air ketuban pecah. Namun, tidak semua cairan yang keluar dari vagina adalah air ketuban. Kamu perlu melihat intensitas cairan tersebut karena cairan ini bisa jadi merupakan urin yang tidak sengaja keluar. 

Guna membedakan cairan ketuban dengan kemungkinan lain adalah dengan menggunakan pakaian dalam kering, lalu evaluasi apakah cairan tersebut keluar lagi selang waktu 30-60 mening. Jika tidak, kemungkinan cairan tersebut merupakan keputihan. 

3. Uji kertas lakmus

Cara mengetahui perbedaan air ketuban dan keputihan selanjutnya adalah dengan uji kertas lakmus. Cara penggunaannya juga cukup mudah, ibu hanya perlu menempelkan kertas lakmus tersebut pada cairan yang sudah keluar. 

Ketika kertas lakmus merah yang sudah disiapkan dan telah diteteskan air ketuban lalu warna merah tersebut berubah menjadi biru maka bisa jadi ini adalah air ketuban. Namun, jika warna kertas lakmus tidak berubah, maka cairan tersebut hanyalah keputihan. 

4. Keluarnya cairan tidak dapat dikontrol

Keluarnya cairan ketuban tidak bisa dikontrol. Lain halnya dengan keputihan yang tidak keluar secara intens atau hanya sesekali keluar saja. Cairan ketuban menetes atau keluar dengan cukup stabil. Selain itu, ketuban juga memiliki warna kuning yang lebih mudah dengan konsistensi yang lebih tipis dibandingkan dengan keputihan. 

5. Adanya rasa mulas

Perbedaan air ketuban dan keputihan selanjutnya adalah rasa mulas yang menyertai. Air ketuban yang keluar umumnya berbarengan dengan rasa mulas sebagai tanda segera melahirkan. Sedangkan keputihan biasanya tidak ada rasa mulas, sebagaimana saat cairan ketuban yang keluar. Pastikan untuk segera memeriksakan diri pada bidan atau dokter kandungan jika ibu merasa adanya cairan yang keluar dari vagina dan berbarengan dengan adanya rasa mulas. 

Ciri-ciri air ketuban pecah 

Saat hamil, air ketuban dapat pecah secara tiba-tiba. Penting untuk menyadari tanda-tanda pecahnya air ketuban karena ini dapat menjadi tanda waktu persalinan yang akan segera tiba. Berikut beberapa ciri-ciri ketuban pecah:

  • Air ketuban dapat menetes sedikit demi sedikit. Namun, dapat pula langsung mengalir dengan cukup deras hingga membasahi lantai. 
  • Beberapa ibu hamil juga merasakan adanya sensasi seperti ada yang mengetuk kantung ketuban hingga pecah dan airnya keluar dari vagina
  • Pecahnya air ketuban juga dapat dibarengi dengan tanda persalinan lain seperti kontraksi dan keluarnya lendir serta darah dari vagina. 

Selain itu, ada beberapa ciri air ketuban pecah yang perlu kamu waspadai yakni:

  • Air ketuban berwarna kehijauan atau kekuningan. Ini bisa menjadi tanda air ketuban telah bercampur dengan tinja pertama janin (mekonium).
  • Pecahnya air ketuban disertai gawat janin.
  • Air ketuban pecah disertai demam.
  • Air ketuban berbau tidak sedap atau berbau busuk. Ini dapat menjadi tanda adanya infeksi pada kandungan.
  • Warna air ketuban cenderung gelap. Ini dapat mengindikasi janin yang dikandung meninggal.
  • Ketuban pecah dini atau terjadi sebelum minggu ke-37 kehamilan.

Jika mengalami ciri-ciri ketuban pecah jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan bidan atau segera ke rumah sakit guna mendapatkan penanganan medis yang dibutuhkan.

Share artikel ini
Reference