Heboh di Medsos, Apa Itu Neovagina atau Vagina Buatan?
Baru-baru ini jagat dunia media sosial, khususnya Twitter kembali dihebohkan dengan cuitan terkait neovagina atau vagina buatan. Hal ini bermula saat akun @dicernia memberikan cuitan perihal “Mengapa neovagina transgender gak bisa self-cleaning dan bau?” melalui thread di Twitter.
Berkat cuitan menarik yang akun @discernia sampaikan, tak sedikit warganet yang bertanya-tanya bagaimana prosedur vagina buatan dan apakah memiliki fungsi yang sama dengan vagina asli.
Pada dasarnya, neovagina tak hanya dilakukan untuk transgender, tetapi juga bisa oleh wanita yang memiliki kondisi kelainan seperti MRKH (Mayer-Rokitansky-Kuster-Hause) atau sindrom yang mengakibatkan sebagian organ reproduksi wanita tidak berkembang atau tidak ada sejak lahir.
Wanita dengan MRKH kebanyakan tidak memiliki bentuk serviks, vagina, dan rahim secara sempurna layaknya wanita pada umumnya. Lantas, apa itu neovagina dan bagaimana prosedurnya? Yuk, simak fakta selengkapnya di artikel ini, Yoonies!
Apa itu neovagina atau vagina buatan?
Neovagina merupakan vagina buatan yang diproses melalui prosedur pembedahan. Berbeda dengan vagina asli yang dimiliki oleh wanita sejak lahir, neovagina merupakan hasil dari rekonstruksi vagina oleh dokter dan tim medis melalui operasi bedah, yang juga kerap disebut vaginoplasty.
Banyak orang memilih melakukan pembedahan vagina buatan dengan alasan mereka dilahirkan tanpa vagina atau mengalami masalah kesehatan yang mengharuskan mereka melakukan neovagina, seperti wanita trans atau trans-feminin, interseks, atau wanita yang lahir dengan sindrom MRKH.
Faktanya, proses pembedahan neovagina telah ada selama hampir satu abad dan kecangghian untuk proses pembedahannya terus berkembang. Bahkan kini, ribuan orang berbondong-bondong untuk melakukan operasi serupa.
Berbagai jenis vaginoplasty
Vaginoplasty merupakan salah satu operasi yang bertujuan untuk membentuk, mengencangkan, merekonstruksi, dan memperbaiki tampilan vagina. Pembedahan ini dapat dilakukan oleh wanita yang ingin mengencangkan organ intimnya, transgender yang ingin mengganti alat kelamin, serta pengidap kanker yang menjalani vaginektomi atau pengangkatan vagina.
Bagi kamu yang tertarik mengikuti prosedur vaginoplasty, ada beberapa jenis yang mungkin ditawarkan oleh dokter. Namun, perlu diketahui bahwa jenis pemilihan vaginoplasty yang paling tepat dilihat dari sejumlah faktor. Secara khusus, pemilihan jenis vaginoplasty bergantung pada usia pasien dan indikasinya.
Berikut beberapa jenis vagina buatan yang bisa dilakukan:
1. Peritoneal vaginoplasty
Peritoneal vaginoplasty juga disebut sebagai operasi luohu merupakan prosesur vagina buatan yang menggunakan lapisan rongga perut peritoneum. Seperti prosedur intestinal vaginoplasty, biasanya dokter akan melakukan prosedur peritoneal vaginoplasty menggunakan metode laparoskopi.
2. Sigmoid vaginoplasty
Pada prosedur sigmoid vaginoplasty, dokter akan memisahkan sedikit bagian usus besar yang kemudian akan diputar ke bawah untuk menjadi vagina buatan. Kebanyakan prosedur vaginoplasty ini dilakukan dengan metode laparoskopi.
Ada beberapa laporan penelitian yang menyebut bahwa sigmoid vaginoplasty dapat menyebabkan kelebihan lendir di vagina dan lendir dengan bau yang tidak sedap. Namun, efek samping ini belum dilaporkan secara konsisten dan masih dalam peninjauan.
3. McIndoe vaginoplasty
Berbeda dengan pritoneal vaginoplasty dan sigmoid vaginoplasty, prosedur McIndoe tidak memerlukan operasi perut untuk membuat lapisan vagina.
Pasalnya dalam melakukan pembedahan, McIndoe melapisi vagina dengan cangkok kulit. Cangkok kulit itu ditempatkan pada cetakan vagina dan kemudian ditempatkan ke dalam ruang yang telah dibuka menjadi vagina.
4. Penile inversion vaginoplasty
Penile inversion vaginoplasty biasanya hanya dilakukan oleh sesorang yang ingin mengubah kelaminnya menjadi vagina. Pada prosedur ini, kulit dari bagian luar penis diangkat dan dibalik untuk membuat lapisan vagina. Kepala penis juga dibentuk kembali untuk membuat klitoris dan kulit skrotum digunakan untuk membuat labia mayora dan minora.
Kekurangan dari prosedur ini serupa dengan yang terjadi ketika kulit digunakan untuk prosedur McIndoe di mana rambut harus dicabut seluruhnya untuk memastikan tidak ada rambut yang tumbuh di bagian dalam vagina.
5. Buccal mucosa vaginoplasty
Buccal mucosa vaginoplasty merupakan prosedur pembuatan vagina buatan yang digunakan untuk membuat atau memperbaiki vagina. Dalam proses pembedahan, dokter dapat menggunakan mukosa bukal atau jaringan yang mulut tepat pipi bagian dalam.
Menurut para ahli, jaringan ini tidak berbulu dan menghasilkan lendir. Oleh karena itu, karena alasan beberapa faktor, buccal mucosa vaginoplasty dianggap sebagai operasi vaginoplasty yang ideal.
Apa saja risiko dan komplikasinya?
Tak bisa dipungkiri bahwa akan selalu ada risiko yang terkait dengan pembedahan, begitu pun dengan proses pembedahan vagina buatan. Meski memiliki risiko, namun komplikasi vaginoplasty terbilang sangat jarang terjadi.
Bahkan, beberapa infeksi biasanya dapat diatasi dengan antibiotik. Beberapa risiko pascaoperasi, di antaranya:
- Berdarah
- Infeksi
- Nekrosis kulit atau klitoris
- Robekan jahitan
- Retensi urin
- Prolaps vagina
- Fistula
Bagaimana, Yoonies? Kamu sekarang lebih memahami tentang neovagina atau vagina buatan yang topiknya heboh dibicarakan di medsos, kan? Semoga informasinya bisa kamu pahami dengan jelas, ya!
Penulis: Silvia Wardatul