toxic productivity

Menjadi produktif di tempat kerja adalah hal yang baik. Kamu bisa menyelesaikan banyak pekerjaan dalam waktu yang maksimal. Namun, kamu tentu harus ingat bahwa produktivitas tersebut tidak boleh berlebihan karena segala sesuatu yang berlebihan justru bisa berakibat buruk.

Sayangnya, banyak pekerja rentan terhadap produktivitas yang berlebihan atau toxic productivity. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, toxic productivity dapat merusak kesehatan mental bahwa fisikmu, lho!

Apa itu toxic productivity?

Toxic productivity adalah istilah lain untuk “gila kerja” atau kecanduan kerja. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan keinginan seseorang yang tidak sehat untuk menjadi produktif setiap saat dengan segala cara. Orang yang mengalaminya merasa perlu bekerja lebih keras, baik di tempat kerja maupun di rumah, meskipun sebenarnya tidak perlu.

Keinginan untuk menjadi produktif tidak berhenti begitu pekerjaan selesai. Setelah seseorang dengan toxic productivity menyelesaikan pekerjaan atau tugasnya, mereka mungkin merasa bersalah karena tidak melakukan pekerjaan itu lebih baik. Hal ini tentu dapat menyebabkan kesehatan mental di tempat kerja terganggu, lho. 

Tanda-tanda toxic productivity

Karena toxic productivity dapat membahayakan kesehatan mental dan fisikmu, kamu sebaiknya mengenali tanda-tandanya sekarang juga.

1. Tidak pernah Puas

Orang yang mengalami toxic productivity tidak akan pernah merasa puas. Padahal, apa yang dilakukannya sudah lebih dari cukup. Namun, biasanya ia tetap ingin melakukan sesuatu meski tidak perlu.

2. Merasa bersalah saat bersantai

Orang yang terjebak dalam kondisi workaholic merasa bersalah jika mereka istirahat. Mereka menganggap istirahat adalah aktivitas yang buang-buang waktu. Karena itu, mereka akan terus melakukan hal lain untuk tetap produktif.

Hal ini jika dibiarkan tentu akan mengganggu kesehatan mental kamu di tempat kerja. Kamu bahkan bisa sangat stres, karena terlalu menforsir tenaga kamu.

3. Bekerja hingga mengabaikan kesehatan

Bekerja dari pagi hingga malam dapat merupakan tanda bahwa kamu memang sedang berusaha menggapai stabilitas finansial. Tapi ketika kamu mulai mengabaikan diri sendiri dan orang lain, itu menjadi salah satu tandanya. Produktivitas ini sering membuat kamu lupa makan, minum, dan tidur. Ini tentu buruk bagi kesehatanmu.

4. Menjauh dari orang dekat

Toxic productivity juga dapat menjauhkan kamu dari orang-orang terdekat. Kecanduan kerja mengurangi waktu yang bisa kamu habiskan untuk berinteraksi dengan orang-orang yang bahwa tinggal satu atap denganmu.

5. Ekspektasi yang tidak realistis

Dalam sehari, targetmu mungkin menyelesaikan 5-10 pekerjaan. Namun, terkadang kamu menemukan banyak kesulitan di satu pekerjaan sehingga kamu tidak bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai targetmu. Hal ini tentu wajar dan dialami oleh semua orang. Jika ini membuatmu tidak tenang, kemungkinan kamu mengalami kondisi gila kerja.

6. Tidak bisa beristirahat

Orang dengan kondisi workaholic ini melihat istirahat sebagai aktivitas yang buang-buang waktu. Kamu mungkin merasa bersalah jika tidur siang selama 30 menit atau tidur sebelum tengah malam. Jika benar demikian, kemungkinan kamu mengalami workaholic.

Penyebab Toxic Productivity

Toxic productivity terjadi ketika kamu melihat kesuksesan orang lain dan membandingkan dengan apa yang kamu miliki. Melihat mereka bekerja sangat keras membuat kamu berpikir bahwa jika kamu tidak seproduktif mereka, kamu tidak akan sesukses mereka.

Padahal, kesuksesan orang lain tidak bisa selalu dijadikan sebagai tolak ukur. Karena setiap orang pasti punya caranya masing-masing untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

Hal ini ditambah dengan kemajuan teknologi yang telah memudahkanmu memasuki dunia virtual. Melihat banyak orang di luar sana yang “terlihat” produktif membuat kamu semakin semangat untuk melakukan sesuatu. Yang perlu kamu ingat adalah bahwa menjadi efisien itu baik. Namun, jangan sampai produktivitas yang kamu bangun menjadi toxic productivity . Lakukan pekerjaanmu dengan benar dan cukup.

Cara-cara menghilangkan toxic productivity

Jika kamu merasa bahwa kamu mengalami toxic productivity, ada beberapa hal yang bisa kamu coba untuk mengatasinya, yaitu:

Kenali tanda-tandanya

Langkah pertama dalam menangani toxic productivity adalah  menyadari bahwa ada masalah yang perlu diperbaiki. Kenali tanda-tandanya terlebih dahulu. Apakah kamu sering merasa bersalah karena beristirahat sebentar? Jika kamu selalu mencoba melakukan sesuatu tapi sering merasa bersalah karena tidak melakukannya dengan ‘lebih baik’, itu adalah ciri-ciri toxic productivity. 

Istirahat yang cukup

Salah satu ciri toxic productivity adalah pertanyaan terus-menerus tentang “apa yang bisa aku lakukan sekarang” bahkan di hari libur sekalipun. Pertanyaan ini harus diubah. Alih-alih mencari hal selanjutnya untuk dikerjakan, berilah dirimu waktu untuk beristirahat sejenak. Kamu juga bisa melakukan self healing dengan beristirahat cukup, terutama setelah selesai mengerjakan suatu tugas.

Masukkan hal-hal sederhana ke to-do list

Cobalah untuk merawat dirimu. Kamu mungkin bisa jogging di pagi hari, minum teh di sore hari, atau menonton TV sambil makan keripik di malam hari. Tanpa melupakan tanggung jawabmu di rumah atau di tempat kerja, kamu juga tetap bisa memprioritaskan kesehatan mental dan fisikmu.

Nah, sekarang kamu tahu toxic productivity adalah hal yang tidak baik karena dapat mengganggu kesehatan mental dan fisikmu. Setelah baca artikel ini, apakah kamu merasa bahwa kamu mengalami kondisi seperti di atas?

Share artikel ini
Reference