Hati-Hati Jadi Toxic Parents Tanpa Sadar, Ini Tandanya!
Orang tua seharusnya menjadi support system utama dalam hidup anak, juga menjadi tempat berkeluh kesah dan berbagi kebahagiaan paling utama. Namun, apa jadinya jika orang tua memiliki sifat toxic parents? Orang yang seharusnya paling dekat dengan anak malah menjadi masalah utama dalam hidupnya.
Menjadi orang tua adalah profesi seumur hidup yang tidak mudah, perlu kesabaran yang besar untuk mendidik anak. Jangan sampai kamu menjadi toxic parents yang memberikan dampak buruk pada hidup anak. Orang toxic tidak akan menyadari bahwa dirinya bermasalah, begitu juga dengan orang tua.
Apa itu toxic parents
Toxic parents adalah orang tua dengan sifat yang membuat anaknya memiliki rasa bersalah, ketakutan, dan terus menerus merasa kurang. Perilaku tersebut tak jarang terjadi, karena sudah menjadi karakter negatif yang tertanam dalam diri, hingga akhirnya membentuk kehidupan anak mereka.
Orang tua juga manusia yang terkadang merasa emosi, berteriak, marah, dan melakukan hal lain yang berpotensi merusak kepribadian anak. Mungkin tindakan itu dilakukan dengan tidak sengaja atau sudah kelewat emosi. Biasanya orang tua seperti ini cenderung membenarkan perlakukan mereka.
Namun, orang tua toxic lebih peduli pada kebutuhan mereka sendiri daripada memikirkan perilaku mereka yang berbahaya atau merusak. Mereka kemungkinan besar tidak akan meminta maaf atau bahkan mengakui kesalahan kepada anak. Perilaku negatif tersebut akan dilakukan terus menerus tanpa adanya kesadaran untuk introspeksi diri.
Ciri-ciri toxic parents
Terkadang perilaku toxic parents ini jarang disadari secara langsung baik oleh pelaku ataupun yang menerima perlakuannya. Ada beberapa ciri yang menunjukkan orang tua toxic:
Perilaku yang mengutamakan segala hal pada diri sendiri atau menganggap dunia mengitarinya, atau istilah lainnya yaitu “self centered”.
- Kekerasan baik secara fisik maupun secara verbal.
- Terlalu mengatur segala perilaku anaknya. Hal tersebut bisa mengganggu hak privasi dan menghilangkan kesempatan anak untuk membuat keputusan sendiri.
- Sangat kreatif dalam memberi komentar negatif, sehingga setiap kesalahan kecil pun bisa menjadi bahan untuk membuat anak menjadi sangat merasa bersalah.
- Kurang bersikap empati pada segala hal yang anak alami.
- Selalu menyalahkan orang lain ketika situasi yang tidak diinginkan terjadi. Orang tua yang toxic selalu tidak ingin bertanggungjawab atas kesalahan yang terjadi.
Faktor penyebab toxic parents
Sikap atau kondisi toxic parents ini sebagian besar tidak terjadi begitu saja, ada beberapa hal yang menjadi penyebab orang tua memperlakukan anaknya dengan cara beracun. Beberapa di antaranya yaitu:
1. Gangguan mental pada orang tua.
Pada beberapa kasus yang parah, mereka dapat membuat perlakuan toxic yang parah sehingga anak-anak membutuhkan waktu dan situasi yang mendukung untuk pulih.
2. Masa kecil orang tua yang traumatis dan tidak menemukan titik pemulihan.
Hal ini bisa menjadi penyebab utama karena orang tua yang traumatis juga akan melakukan hal yang sama pada anaknya.
3. Orang tua yang sedang mengalami stress berat dan tidak memiliki tempat untuk melampiaskannya.
Hal tersebut juga bisa dijadikan sebagai alasan anak menjadi bahan pelampiasan stres orang tua.
Dampak dari toxic parents
Pengasuhan yang toxic bisa memberi dampak yang cukup besar bagi keharmonisan keluarga. Terutama pada perasaan, persepsi, dan kepercayaan anak pada dunia. Pada dasarnya keluarga merupakan tempat belajar pertama bagi anak untuk melihat dan menilai lingkungan.
Terkadang anak-anak tak tahu apakah orang tua mereka toxic atau tidak? Mungkin kamu kadang menganggap hal yang terjadi saat kecil itu sudah sewajarnya dilakukan oleh orang tua. Misalnya, ketika kecil orang tua sering memukul dan memarahi kamu karena hal yang kecil dan membuat kamu sangat terpuruk. Pada kasus lain, orang tua mengabaikan kamu karena sibuk dengan pekerjaan.
Dampak dari orang tua toxic bisa membuat anak memiliki karakter yang lemah, terus menerus merasa kurang, mudah stres, tidak percaya diri, dan merasa tidak berharga. Hal tersebut karena trauma masa kecil atas perilaku orang tua. Banyak, loh, anak dari toxic parents yang membutuhkan bantuan psikolog untuk memulihkan trauma masa kecilnya.
Tips parenting agar tidak menjadi toxic parents
Menjadi orang tua memang bukanlah hal yang mudah, apalagi jika belum punya ilmu dan pengalaman yang cukup. Berikut ada beberapa tips yang bisa kamu jadikan sebagai bahan dan ilmu untuk menjadi orang tua yang tidak toxic.
1. Melakukan perencanaan dalam pengasuhan anak. Perencanaan ini bisa kamu lakukan dengan cara menulisnya secara sistematik, tentunya peran kedua orang tua yaitu ayah dan ibu, sangat penting dalam menjalankannya.
2. Bekerja dengan menggunakan mediator sebagai patokan keadilan. Ketika mengalami sebuah masalah kamu bisa meminta pendapat orang lain atau orang yang lebih paham, sehingga masalah terselesaikan.
3. Menunjukkan sikap empati yang besar pada anak. Kamu harus mencoba memperhatikan segala hal kecil secara positif dan meminimalisir segala perilaku toxic parents pada anak. Caranya? Dengan menunjukkan empati pada anak, sehingga mereka merasa lebih aman dan dilindungi.
Toxic parents bisa kamu jadikan sebagai bahan pelajaran untuk menghadapi dunia yang akan datang, yaitu dunia berkeluarga. Putuskan rangkaian toxic yang mungkin kamu dapatkan dari orang tua. Ini waktunya membuka lembaran baru dan menjadi orang tua yang suportif pada anak-anaknya.
(photo by Nicola Barts/Pexel)