Gejala Bipolar Pada Wanita, Apakah Lebih Parah?
Gejala bipolar pada wanita cenderung lebih bervariasi dan sulit ditebak. Bipolar secara umum diartikan sebagai kepribadian ganda yang dipengaruhi oleh naik turunnya suasana hati secara ekstrem dalam waktu tertentu.
Selain itu, wanita juga akan mengalami risiko lebih tinggi terkena dampak bipolar seperti migrain, obesitas, masalah tiroid, dan gangguan kecemasan. Menstruasi, menopause, dan kehamilan juga dapat mempengaruhi gejala bipolar. Yuk pahami lebih dalam seputar bipolar!
Bipolar adalah
Bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem. Orang sering menyebutnya dengan kepribadian ganda, karena perubahan mood yang ekstrem ini. Seperti merasa bahagia dan sangat bersemangat pada satu waktu, kemudian merasa sedih dan putus asa hingga depresi pada waktu yang berdekatan.
Gangguan bipolar pada wanita cenderung menimbulkan gejala depresi lebih sering. Hormon dalam tubuh wanita dapat memperparah kondisi bipolar. Beberapa kasus juga menunjukan, bahwa gangguan emosional menjadi lebih parah saat wanita mengalami menopause. Begitu juga dengan wanita yang mengalami PMS, gangguan mood akan semakin parah.
Secara garis besar, ada dua gejala umum yang dialami oleh penderita bipolar yaitu epsiode mania; kondisi mood tiba-tiba meningkat secara ekstrim dan sangat bersemangat melakukan apapun, dan episode depresi; kondisi mood tiba-tiba menurun dan merasa putus asa. Adapun hipomania, merupakan gejala mania yang lebih ringan.
Penyebab gejala bipolar
Penyebab bipolar secara pasti belum diketahui, para ahli mengatakan ada beberapa hal yang bisa membuat seseorang mengalami bipolar. Hal tersebut berkaitan dengan faktor sosial, lingkungan, dan fisik seperti:
- Ketidakseimbangan kimia di otak
Kimia yang bertanggung jawab mengendalikan fungsi otak yaitu neurotransmitter, noradrenalin, serotonin, dan dopamin. Ketidakseimbangan tingkat 1 atau lebih neurotransmitter akan mengembangkan beberapa gejala bipolar.
- Genetik
Anggota keluarga yang memiliki riwayat bipolar sangat beresiko menurunkan penyakitnya. Namun tidak ada gen tunggal yang bertanggung jawab untuk gangguan bipolar. Faktor genetik ditambah lingkungan sosial akan menjadi pemicu utamanya.
- Triggers
Triggers atau pemicu adalah situasi yang membuat seseorang stres, menjadi hal utama yang menimbulkan gejala bipolar. Contoh pemicunya seperti:
- Hubungan yang rusak
- Pelecehan fisik, seksual atau emosional
- Kehilangan orang yang kamu cintai
- Masalah-masalah kehidupan yang memberikan tekanan berlebih pada mental
Tanda-tanda terkena bipolar
Tanda bipolar pada wanita dan pria umumnya sama, namun pada wanita kemungkinan tandanya akan lebih sering muncul dan sulit kamu sembunyikan. Orang terdekat biasanya akan langsung merasakan perubahan emosi atau mood tersebut. Beberapa tandanya yaitu:
- Merasa selalu gelisah
- Merasa sangat sedih
- Tidak bersemangat dan bicara lambat
- Kehilangan minat melakukan kegiatan yang tadinya mereka suka
- Banyak makan sehingga berat badan naik
- Merasa tidak mampu mengungkapkan sesuatu
- Sulit fokus
- Sulit tidur
- Cenderung berpikir atau berbicara tentang kematian
Jenis-jenis gangguan bipolar
Ada tiga jenis utama gangguan bipolar: bipolar I, bipolar II, dan cyclothymia.
- Bipolar I
Bipolar I ditandai dengan munculnya satu episode manik. Kamu mungkin mengalami episode hipomanik, yang lebih ringan daripada episode manik, atau episode depresi berat sebelum dan sesudah episode manik. Jenis gangguan bipolar ini mempengaruhi pria dan wanita.
- Bipolar II
Orang dengan bipolar II mengalami satu episode depresi mayor yang berlangsung setidaknya 2 minggu. Mereka juga memiliki setidaknya 1 episode hipomanik yang berlangsung sekitar 4 hari. Menurut penelitian , jenis gangguan bipolar ini mungkin lebih sering terjadi pada wanita.
- Cyclothymia
Orang dengan cyclothymia memiliki episode hipomania dan depresi. Episode ini melibatkan gejala yang lebih pendek dan kurang parah daripada mania dan depresi yang disebabkan oleh gangguan bipolar I atau bipolar II. Kebanyakan orang dengan kondisi ini hanya tidak mengalami gejala mood selama 1 atau 2 bulan pada suatu waktu.
Pengobatan bipolar
Pengobatan bipolar yang paling efektif yaitu melakukan psikoterapi dan mengonsumsi obat yang disarankan dokter. Umumnya dokter akan meresepkan lebih dari satu obat seperti obat untuk menstabilkan suasana hati dan antidepresan atau antipsikotik.
Meskipun suasana hati langsung membaik, kamu harus tetap melanjutkan pengobatan untuk menjaga kestabilan emosi. Pengobatan akan memberikan efek emosi yang stabil kurang lebih selama 4-6 bulan. Setelah itu, bipolar mungkin akan kembali lagi dan beresiko terjadi seumur hidup. Maka dari itu, penderita bipolar harus rutin berkonsultasi dengan profesional.
Menyadari adanya tanda bipolar sejak dini adalah langkah yang baik dan dapat mencegah keparahan. Jangan ragu untuk berkonsultasi ke psikolog jika kamu selalu merasakan perubahan mood ekstrem. Bisa dibilang wanita lebih berisiko terkena bipolar. Jadi, jangan ragu dan berkonsultasilah!