diare persisten

diare persisten

Terjadi pada sekitar 3% individu, diare persisten adalah salah satu gangguan buang air besar yang sering terjadi di negara berkembang. Bisa dialami siapa saja, diare persisten berlangsung lebih lama daripada diare akut tetapi lebih cepat daripada diare kronis.

Salah satu penyebab terjadinya diare persisten adalah sumber air yang kurang higienis. Untungnya, penyakit diare persisten bisa diobati dengan beberapa cara. Mari simak penjelasan terkait diare persisten di bawah ini.

Apa itu diare persisten?

Diare persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 7 hari namun tidak lebih dari 30 hari. Jadi, diare persisten atau gangguan buang air besar yang encer dan cair ini terjadi selama sekitar 2 sampai 4 minggu.

Diare persisten yang ditandai dengan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali per hari dibagi menjadi 2 jenis yaitu diare persisten infeksius dan non-infeksius. Bedanya, diare persisten infeksius terjadi karena infeksi parasit sedangkan non-infeksius disebabkan oleh defisiensi laktase dan zat osmotik yang tertelan.

Terlepas dari kedua jenis tersebut, diare persisten sebenarnya disebabkan oleh banyak hal. Selanjutnya adalah penyebab diare persisten yang wajib kamu ketahui.

Penyebab diare persisten

Bukan hanya parasit dan defisiensi laktase, diare persisten yang bisa menyerang orang dewasa hingga anak-anak disebabkan oleh banyak hal. Di bawah ini adalah penyebab diare persisten yang penting untuk kamu ketahui:

1. Infeksi

Salah satu penyebab diare persisten yang paling umum adalah infeksi. Entah itu infeksi karena virus, parasit, hingga bakteri seperti rotavirus maupun escherichia coli, sebagian besar infeksi terjadi pada tempat-tempat dengan akses sanitasi yang buruk.

Maksudnya, infeksi lebih sering ditularkan melalui sumber air yang terkontaminasi. Tidak hanya untuk minum dan masak, air terkontaminasi yang digunakan untuk mencuci bisa saja memicu infeksi yang menyebabkan diare persisten.

2. Malnutrisi

Diare pada anak di bawah usia 5 tahun seringkali berakhir dengan kematian. Kondisi ini diakibatkan dan diperburuk oleh ketidakseimbangan nutrisi dalam tubuh sang anak (malnutrisi).

Jadi, saat anak mengalami diare maka nutrisi dalam tubuh semakin memburuk. Belum lagi, jika tidak dibarengi dengan lingkungan yang bersih dan asupan nutrisi yang baik maka kondisi anak akan semakin parah.

3. Sumber air yang terkontaminasi

Ketika sumber air yang seharusnya bisa menjadi wadah untuk membersihkan diri terkontaminasi maka kemungkinan besar air akan mengandung mikroorganisme penyebab diare. Biasanya air yang tercemar disebabkan oleh kotoran manusia, kotoran hewan, serta limbah.

Tidak jarang, saluran jamban atau septic tank yang buruk juga menjadi salah satu faktor penyebab munculnya diare persisten.

4. Lainnya

Saat sumber air terkontaminasi maka kemungkinan besar persebaran bakteri berlangsung dengan lebih mudah dan cepat. Maksudnya, ketika air terkontaminasi maka tentu memengaruhi kebersihan pribadi seseorang.

Jadi, tidak jarang buruknya kebersihan pribadi menjadi penyebab terjadinya diare. Di samping itu, makanan yang terpapar, disiapkan, atau disimpan dengan air yang tidak higienis turut menyebabkan diare.

Cara mengobati diare persisten

Tidak boleh dilakukan sembarangan, dokter akan mengobati diare persisten berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa cara mengobati diare persisten yang mungkin akan diberikan oleh dokter:

1. Antibiotik

Disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya, dokter mungkin akan meresepkan obat antibiotik. Antibiotik biasanya digunakan untuk mengobati infeksi bakteri ataupun parasit penyebab diare persisten.

2. Obat-obatan

Jika diare persisten terjadi karena infeksi bakteri atau parasit, dokter biasanya akan memberikan obat-obatan tertentu. Dokter mungkin akan meresepkan obat yang biasa dipakai untuk mengatasi penyakit Crohn, sindrom iritasi usus, atau kolitis ulserativa.

3. Probiotik

Selain antibiotik dan obat-obatan, dokter mungkin saja merekomendasikan probiotik eksternal NIH. Biasanya, untuk keamanan, dokter akan menetapkan durasi penggunaan probiotik yang terdiri dari mikroorganisme hidup.

4. Terapi rehidrasi oral

Mengandung elektrolit dan glukosa, terapi rehidrasi oral biasa ditujukan pada penderita diare persisten yang mengalami dehidrasi. Terapi rehidrasi oral bisa dilakukan dengan mengonsumsi sup, makan biskuit yang asin, serta memenuhi asupan cairan harian.

5. Obat antimotilitas dan antisekretori

Lansia yang mengalami diare persisten rentang mengalami dehidrasi. Biasanya selain perawatan rumah sakit, dokter akan memberikan obat antimotilitas dan antisekretori.

Tapi, perlu kamu perhatikan bahwa obat ini harus diberikan langsung oleh dokter sebab dokter memiliki kriterianya sendiri sebelum memberikan obat antimotilitas dan anti sekretori.

Share artikel ini
Reference